Tiga

67 11 4
                                    

Hari Sabtu.

Otomatis semua jadwal perkuliahan tidak ada. Kalaupun ada, paling-paling hanya dosen yang meminta mata kuliahnya minggu itu diganti hari Sabtu karena di jadwal biasa tidak bisa mengajar. Untungnya, Seola belum pernah mendapatkan hal semacam itu.

Jika yang lain memilih bermalas-malasan di hari libur, maka Seola tidak. Pagi-pagi sekali, ah tidak, sehabis subuh, Seola sudah berangkat berolahraga. Hanya sekedar berlari mengelilingi kompleks dengan rute yang sama. Ya, seperti sekarang ini.

Setelah tiga puluh menit, akhirnya gadis itu memutuskan untuk beristirahat. Bukan beristirahat secara resmi seperti duduk sembari meluruskan kaki, hanya berhenti sejenak untuk mengambil napas.

Di seka beristirahat, mata Seola menangkap dua orang lawan jenis--yang entah sejoli ataupun kakak-adik--tengah berlari berlawanan arah dengan posisi si laki-laki agak di belakang sedikit. Hal itu tentu mengingatkannya pada sesuatu. Pertemuannya dengan Kim Seongri.

Jangan kira setelah bertemu kembali di kantin di mana akhirnya ia bisa mengenali, Seongri akan berhenti mengikuti. Tidak. Itu salah besar. Setiap hari Selasa dan Kamis, di tempat dan jam yang sama, pemuda itu selalu muncul lalu mengocehkan hal-hal yang tidak penting. Awalnya ia tahan, namun lama-lama tidak. Hingga akhirnya, mungkin sekitar dua minggu kemudian, Seola membentak dan menyuruhnya untuk jangan mengikuti lagi.

Seola tersadar dari lamunan saat tiba-tiba terdengar suara klakson mobil dari belakang. Ia lantas menepi, membiarkan kendaraan yang ternyata mobil box itu lewat terlebih dulu.

Setelah mobil tersebut lewat, gadis itu segera menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Mengambil ancang-ancang sebelum mulai berlari lagi.

---

Jatuh cinta membuat seseorang jadi berubah.

Ungkapan tersebut memang cocok ditujukan pada seorang Kim Seongri. Penyebabnya, ia yang selalu bermalasan-malasan di hari libur dengan tidur lama pun berubah sejak mengenal Seola. Bukan Seola yang memberitahu soal dirinya yang selalu berolahraga di hari libur, melainkan Seongri pernah tidak sengaja melihat saat pagi-pagi membuang sampah. Saat itu, ia belum tahu kalau gadis itu tinggal satu kompleks.

Hari itu pun juga demikian. Setelah cukup puas berlari mengelili kompleks, pemuda itu memutuskan beristirahat di tepi sungai Han sembari menunggu sang pujaan hati. Tempat tersebut memang menjadi tempat peristirahatan Seola setelah berolahraga.

Saat menunggu itu, Seongri teringat lagi dengan sesuatu yang membuat hatinya berbunga-bunga sejak bangun tidur. Senyumnya kembali mengembang. Apalagi kalau bukan balasan chat 'kamu juga' yang dikirimkan Seola semalam. Entah gadis itu kerasukan sesuatu atau tidak saat mengetiknya, yang jelas Seongri serasa terbang jauh begitu membacanya.

Tap tap tap tap.

Suara langkah yang tiba-tiba terdengar di sela sepinya suasana di sekitar sungai Han membuat senyum Seongri luntur. Begitu menoleh, matanya mendapati sosok Seola yang berdiri tak jauh di belakang dengan ekspresi tidak suka.

"Duduklah," ujar Seongri sembari menepuk tempat kosong di sisi kanan.

Jangan kira Seola yang akhirnya beranjak dan berjalan mendekat akan duduk sisi kanan Seongri. Tidak. Yang ditujunya justru bangku kosong di sisi kiri pemuda itu.

Melihatnya, Seongri langsung mendesah pelan sebelum mengembalikan pandangan ke depan.

Tidak ada yang bersuara hingga Seola mengambil botol air mineral dari saku kanan jaket.

"Makasih, ya, buat semalem."

Kalau air mineral di tangannya sudah diminum, pasti ia sudah tersedak.

"Nggak nyangka kamu bakal balesin."

"Itu nggak sengaja kepencet, ya, pas aku tidur."

"Masa'? Mana ada kepencet tapi tulisannya bisa bener kayak gitu."

Seola tidak merespons dan lebih memilih menegak air mineral yang dibawa dari flat.

Saat Seola minum, Seongri diam-diam meliriknya. Saliva ditelan. Napas ditarik dalam-dalam lalu dihembuskan secara perlahan.

"Tau nggak perbedaanmu dengan matahari?"

Seola mendengarnya tepat setelah selesau menegak air mineral hingga isinya tinggal separuh.

"Matahari menyinari dunia, kalo kamu menyinari hatiku."

Tak kunjung direspons, Seongri akhirnya melirik. Jangan merespons, wajahnya memerah saja pun tidak.

Ya, gagal sudah tips rayuan gombal yang diberikan Kiwon padanya.



To be continued


Vote + comment jangan lup

To Get You ; Seongri x SeolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang