Tujuh

59 10 0
                                    

Perjalanan dari Seoul ke Daegu membutuhkan waktu sekitar dua jam. Itu pun jika menggunakan mobil pribadi. Kalau menggunakan bus biasa sampai tiga jam lebih. Naik kereta lebih cepat sebenarnya, namun ya itu, ke mana-mana harus menguunakan bus.

Seongri hanya pergi berdua dengan ibunya. Min Sung--sang adik--sudah pergi entah ke mana saat mereka berangkat. Memang selalu begitu jika hari Minggu.

"Eomma."

Panggilan itu menyadarkan sang ibu yang tengah duduk terkantuk-kantuk di jok penumpang sisi kanan.

"Nanti mau mampir ke suatu tempat habis njenguk Halmeonni," ujar Seongri setelah tahu sang ibu beralih memandangnya.

"Ke mana? Eomma nggak ikut, ya. Kan harus gantiin Samchon-mu jagaiin Halmeonni sebentar."

"Iya iya. Seongri, kan, cuma mau minta izin." Tepat setelah mengatakan itu, mobil yang dikendarainya memasuki halaman rumah sakit terbesar di Daegu.

Tidak banyak mobil yang menjadi penghuni tempat parkir basement sore itu dan bahkan bisa dibilang terlihat sepi. Mungkin juga karena jam besuk sore baru saja di buka. Sama halnya dengan suasana di koridor lantai satu dan dua yang dilewatinya bersama sang ibu.

Saat berniat memasuki kamar inap tempat sang nenenk dirawat, ekor mata Seongri tidak sengaja menangkap sosok seorang gadis tengah berjalan tergesa di belakang lalu berbelok di tikungan yang mengarah ke anak tangga menuju lantai satu. Jika bukan karena merasa tidak asing pada gadis itu, ia tidak mungkin mengurungkan niat hingga sang ibu memanggil lalu berjalan dengan tergesa ke tikungan koridor yang hanya berjarak kurang dari 20 meter.

Lho?

Sayang sekali sosok gadis itu sudah hilang dari pandangan.

Tapi nggak mungkin juga, sih, Seola di sini. Dia, kan, pergi sama cowok.

---

"Yakin nggak mau nginep aja?"

"Enggak. Besok ada kuliah yang nggak bisa ditinggal," jawab Seola yang sudah bersiap untuk pulang. "Seola pamit dulu, Eomma."

"Ne. Hati-hati di jalan."

"Saya juga, Eomeonni," ujar Sungwoon setelah Seola undur diri lalu berjalan menuju pintu. "Setelah mengantar Seola ke Seoul, saya akan langsung pulang. Kim Ahjusshi mungkin akan tiba setengah jam lagi."

Wanita itu hanya mengangguk-angguk sebagai respons.

"Kalau begitu saya permisi." Sungwoon lantas membungkuk sopan.

Jangan kalian kira mereka yang pulang bersama lantas berjalan beriringan di koridor. Sama sekali tidak. Seola sengaja mempercepat laju tungkai. Kalaupun pemuda itu tiba-tiba mensejajari, ia akan langsung memperlambat laju tungkai. Sungwoon sendiri pun tidak tahu mengapa Seola bisa begitu padanya.

"Kenapa, sih, nggak mau jawab panggilanku kalo ditelepon?"

Saat Sungwoon bertanya demikian, posisi Seola ada di depan.

"Aku salah apa, sih, sampe kamu kayak gitu banget?"

Seola masih tetap dalam diamnya.

"Kalo aku nggak ke Seoul nyamperin, kamu juga nggak bakal tau Eommeonni sakit, kan? Kalo dihubungi diangkat makanya."

Bukannya merespons, gadis dengan coat abu-abu itu justru semakin mempercepat lajut tungkai. Sungwoon jadi sedikit kewalahan mengikutinya.

"Seol, kalo aku ngomong didengerin, dong."

Mendengarnya, Seola langsung menghentikan langkah. Desahan napas panjang pun keluar dari mulut.

"Kenapa?" tanya Sungwoon yang juga ikut berhenti.

"Bisa nggak kamu diem aja? Kalo nggak, aku bakal pulang naik bus."

Seola memang bersikeras ingin pulang naik bus. Alasan yang diutarakan ke ibunya, sih, karena tidak mau merepotkan Sungwoon. Padahal sebenarnya hanya tidak mau satu mobil lagi dengannya. Tadi saat berangkat saja ia bahkan sampai pura-pura tidur agar tidak diajak bicara. Namun akhirnya ia luluh juga setelah dipaksa ibunya.

"Iya iya."

Setelah mendapat jawaban dari pemuda yang berpostur tidak terlalu tinggi itu, Seola segera melanjutkan langkah.




To be continued




Vote + comment jangan lupa

To Get You ; Seongri x SeolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang