Lima

49 9 1
                                    

Ting tong ting tong.

Hampir saja Seola tersedak susu yang diminum setelah mendengar bel flat-nya tiba-tiba berbunyi. Pasalnya, ia tidak ada janji bertemu dengan siapa-siapa pagi itu. Ditambah lagi, itu hari Minggu dan jarum jam masih menunjukkan pukul enam pula. Meskipun begitu, ia tetap beranjak setelah menegak susu hingga setengah sebelum menaruhnya di atas meja pantry dapur.

Flat tempat gadis itu tinggal seorang diri selama kuliah di Seoul sangatlah sederhana. Hanya ada bel tanpa ada lubang pengintip apalagi intercom yang biasanya ada di dekat pintu. Maklum, ia hanya berasal dari keluarga yang sederhana.

Seola yang sudah menjulurkan tangan untuk meraih kenop pintu, kan, jadi ragu untuk membukanya. Bagaimana kalau ternyata orang jahat? Namun pemikiran itu mendadak lenyap saat sebuah bayangan seseorang terlintas di kepala. Kim Seongri.

Eh, tunggu.

Ia kembali ragu.

Buat apa dia pagi-pagi datang? Kalaupun ada kepentingan biasanya juga nunggu di lantai bawah dan nge-chat dulu.

Seola menggeleng-gelengkan kepala.

Nggak. Aku nggak boleh mikir negatif dulu.

Cklek. Krieeet.

"Seol."

Matanya membulat begitu melihat sosok si tamu. Bukan orang jahat sebenarnya, namun Seola tetap ingin menutup pintu. Sayang, usahanya berakhir sia-sia karena sang tamu dengan sigap menggunakan kaki kanan sebagai ganjalan pintu agar tidak bisa ditutup.

"Aku mau ngomong, Seol. Tolong dengerin dulu."

Hati Seola berdesir sekaligus sakit saat mendengar suara pemuda itu.

"Ini penting, Seol."

Bukannya membuka, gadis itu justru mendorong pintu agar bisa ditutup.

"Ini tentang Eomeonni. Eomeonni."

Dan pegangan Seola pada kenop pintu perlahan mengendur.

---

Untung saja jalanan di sekitar perumahan masih terbilang sepi. Kalau tidak, Seongri pasti sudah disangka gila. Pasalnya, pemuda itu belum berhenti senyum-senyum sejak keluar dari rumah sembari membawa tas plastik berisi tiga buah kotak bekal makanan.

Apa yang dibawanya bukanlah sembarang makanan. Semuanya, mulai dari sup ayam pedas, kimchi hingga kimbab adalah buatan ibunya yang sering kali terlalu banyak dalam memasak. Tentunya, ia sudah mendapat zin dulu dari sang ibu tanpa tahu akan diberikan pada Seola.

Ngomong-ngomong soal makanan, ia jadi teringat lagi tentang pertama kali makan bersama Seola di kantin kampus. Hal itu terjadi setelah Seola memberikan id akun media sosial dan nomor ponsel. Saat itu, Seola masih cuek seperti sebelumnya namun tidak merasa risih lagi. Seongri tentunya merasa senang karena tips pertama dari Kiwon yang diberi nama 'kejar terus sampe dapetin nomor ponsel' akhirnya berhasil.

Tak lama kemudian, pemuda berjaket hitam tersebut akhirnya tiba di depan gedung flat sang gadis pujaan. Jika biasanya menunggu di bawah lalu memberitahu lewat chat, maka kali itu tidak dan langsung naik ke lantai dua. Memang sengaja ingin memberi kejutan pada gadis itu.

Ting tong ting tong.

Seongri langsung menekan bel begitu tiba pintu flat Seola. Tahu yang mana bukan karena diberitahu Seola, melainkan ia selalu mengamati dari bawah setiap menjemput dan mengantar pulang.

Ting tong ting tong.

Ia menekan bel lagi karena tidak kunjung dibukakan.

Tap tap tap tap tap.

"Oh, Nak!"

Panggilan tersebut terdengar setelah suara langkah yang tiba-tiba berhenti. Merasa dipanggil, Seongri akhirnya menoleh.

"Ya?"

Ahjumma itu mendekat terlebih dulu mendekat sebelum berujar, "Nak Seola tadi pergi pagi-pagi."

Kening Seongri mengerut. "Ahjumma tau darimana?"

"Ah, Ahjumma tadi melihatnya pergi menaiki mobil bersama seorang pemuda saat berangkat olahraga," jawabnya. "Ah ya, Ahjumma ini tetangga sebelah kanan Nak Seola."

Mata Seongri membulat. "Ahjumma yakin?"

"Tentu saja."

Seongri lantas membungkukkan badan. "Kamsahamnida, Ahjumma."

Wanita itu melanjutkan langkah setelah menganggukkan kepala sebagai respons.

Pandangan Seongri pun kembali ke pintu flat Seola yang masih tertutup.

Seola? Pergi sama cowok? Naik mobil?



To be continued



Hayoo. Siapa kira2 cowok yang pergi sama Seola?




Vote + comment jangan lupa

To Get You ; Seongri x SeolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang