Sebelas

51 9 0
                                    

Langkahnya terhenti. Begitu pula dengan senandung kecilnya di sepanjang perjalanan pulang dari minimarket. Bukan tanpa alasan. Pasalnya sekitar 30 meter dari tempat berdiri atau lebih tepatnya di depan pintu flat, sudah berdiri sosok Ha Sungwoon sedang melambaikan tangan dengan senyum lebar tersungging di bibir. Tak hanya itu, tangan kanannya juga membawa paper bag berukuran sedang.

Mau apa dia ke sini?

Meskipun begitu, Seola akhirnya tetap melanjutkan langkah. Tentunya dengan ekspresi tidak suka terpancar di wajah.

"Habis belanja, ya?" tanya Sungwoon begitu Seola tiba di dekatnya.

Seola mendengus. "Mau apa kamu ke sini?"

Gadis itu tidak bertanya tentang ibu karena semalam sudah menghubunginya. Beliau baik-baik saja dan bahkan sudah pulang dari rumah sakit hari Senin lalu.

"Ey, jangan dingin-dingin gitu dong. Masih pagi juga."

"Emang kapan aku nggak dingin sama kamu?"

Kali ini giliran Sungwoon yang mendesah pelan. Tangan kanannya yang memegang paper bag lalu dijulurkan.

"Apa ini?"

"Makanan buatan Eommeonni buat kamu. Ke Seoul nganter ini sekalian mau ketemu temen. Kebetulan kuliah aku libur."

"Makasih," ujar Seola masih dengan nada ketus.

"Kamu nggak kuliah?"

"Nggak. Libur."

"Wah-"

"Udah nggak ada yang mau diomongin lagi, kan? Pergi sana!"

"Eh, aku nggak disuruh masuk dulu?"

Seola yang sudah berniat membuka pintu kembali berbalik. "Masuk? Emang aku cewek apaan? Sudah sana pergi!"

Sungwoon kembali mendesah pelan dan membiarkan Seola pintu lalu melangkah masuk. Bukan tidak mau mencegah, hanya tidak mau kena amukan gadis itu.

---

Yang biasanya berbicara sampai mulut berbusa saat bertemu Kiwon dan Wontak, kini justru meletakkan kepala di atas meja dengan tak berdaya. Bahkan jus melon yang menjadi kesukaannya belum disentuh sama sekali. Apalagi kalau bukan Seola yang sudah menolaknya secara tidak langsung.

"Hyung, sudahlah," ujar Kiwon yang duduk di hadapannya.

"Di dunia ini masih banyak gadis selain Seola Noona," tambah Wontak yang duduk di sisi kanan Kiwon.

"Tapi yang secantik dia nggak ada, Joo Wontak."

Kedua pemuda itu saling melempar pandang sejenak sebelum mendesah pelan. Ternyata susah juga membuat orang move on.

"Apa nggal ada tips lagi?"

Kiwon memajukan posisi duduk. "Bukannya nggak ada, tapi kalau kukasih takutnya nanti gagal lagi. Kan percuma."

"Bener, Hyung. Seola Noona, kan, orangnya dingin. Jadi, ya, emang sulit ditaklukkan."

Kalau tempat pertemuannya sore itu bukan kafe, pasti ia sudah menangis seperti tadi malam.

"Udah, deh. Mendingan kita bahas lagu apa yang enaknya dibawakan buat besok Jum'at." Kiwon lalu mengambil sesuatu dari tas punggungnya yang diletakkan di dekat kaki meja.

Terkadang, mereka memang bertemu untuk membahas lagu apa yang ditampilkan untuk hari Jum'at dan selanjutnya.

"Hyung, ayolah."

Baru setelah Wontak mengguncang-ngguncangkan tubuh, Seongri mengangkat kepala.





To be continued




Vote + comment jangan lupa

To Get You ; Seongri x SeolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang