Chapter 41

2.4K 297 36
                                    

"Selamat tinggal." Yerin tersenyum detik berikutnya ia memejamkan matanya dengan sedikit air mata yang keluar dari ujung matanya.

"Yerin!" teriak eomma-nya.

"AKH!" appa-nya melempar pisau yang dipegang Yerin. Sontak Yerin berteriak seperti tadi. Ia kaget dengan apa yang appa-nya lakukan.

"Bunuh diri tidak akan menyelesaikan semuanya Yerin." ucap appa-nya menatap manik mata Yerin.

"Ani. Aku senang dan appa juga senang. Semua masalah akan hilang begitu saja dan appa akan hidup bahagia bersama keluarga appa." lirih Yerin.

"Dengan matinya anak haram." lanjut Yerin dan setelahnya ia tersenyum miris.

"Kau bukan anak haram. Kau anakku. Anak Taemin dan Mina. Kau selalu dinanti oleh appa."

"Aku tau semuanya dibalik sifat appa terhadapku."

"Kau anakku Yerin. Semua keluarga kami menantimu Yerin. Kabar eomma mengandung membuat semuanya bahagia. Eomma mengandungmu setelah satu tahun eomma menikah dengan appa-mu. Kau bukan anak haram yang ada di luar ikatan pernikahan." eomma-nya menyentuh surai rambut putrinya.

"Aku tidak perlu hiburan." ucap Yerin dingin.

"Hukumlah appa. Asalkan kau tidak melakukan hal yang berbahaya." pinta appa-nya.

Yerin membalikkan tubuhnya. "Aku tau ini hanya adegan yang kalian buat-buat agar aku percaya dengan kalian."

"Maafkan appa yang selalu menyiksamu. Maafkan appa yang selalu menyakitimu. Maafkan segala kesalahan appa, Yerin-ah."

"Pergi dari kamarku sebelum aku bertindak lebih jauh."

"Tidurlah dengan baik" lagi-lagi tangan eomma-nya di tepis oleh Yerin.

"Jangan kembali lagi ke Korea kalau perlu." lalu terdengarlah pintu tertutup. Semuanya sudah keluar. Yerin menghela nafasnya pelan.

"Aku bukanlah Tuhan yang maha pengampun. Aku bukanlah Tuhan yang mempunyai kesabaran lebih. Aku hanya punya tiga tingkat kesabaran dan ini sudah yang ketiga."

"Apa aku harus bertahan lebih lama lagi?"

•••

Seperti kemarin, tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Yerin. Penampilannya berbeda hari ini. Rambutnya tidak diikat seperti biasa dan ia memakai masker. Dan jalannya sedikit pincang. Eomma dan appa-nya hanya menatap dirinya yang melewati ruang makan. Ia tidak sarapan.

"Sarapan dahulu." ucap appa-nya sembari tersenyum.

Yerin tetap berjalan tanpa ada maksud menoleh sedikit.

"Kau sakit?" tanya eomma-nya menyibakkan beberapa rambut yang menghalangi rambut Yerin namun segera ditepis oleh Yerin.

"Mau eomma ikat rambutnya hm?" tanyanya kembali. Tanpa menunggu jawaban dari Yerin, eomma-nya segera mengambil beberapa rambut Yerin yang menutupi sebagian wajahnya.

Baru sedikit rambutnya terangkat, Yerin kembali menepis tangan eomma-nya. Eomma-nya melihat sedikit kemerahan di daerah sekitar pipi anaknya.

"Pipimu kenapa?" tanya eomma-nya khawatir. Lalu ia mencoba membuka masker anaknya dengan paksa. Ia menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Eomma-nya kaget melihat pipi anaknya tampak seperti memar.

Because of You +Taerin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang