3. Keceplosan Untuk Kedua Kali

1K 46 2
                                    

Happy Reading... 😉

~~~*****~~~

"Gimana kalau ternyata yang di omongin Alvin tadi bener? Kalau ternyata Iel gak pernah sayang sama gue? Iel gak ada perasaan apapun ke gue? Tapi kalau Iel gak punya perasaan apa-apa ke gue, gak mungkin kan Iel minta gue buat jadi pacarnya dua bulan lalu." Shilla mengetuk-ngetukkan bolpoin yang di pegangnya ke atas kepalanya sambil berfikir.

''Apa Alvin cuma bohong? Tapi kan secara, Alvin tu sahabatan sama Iel udah dari SD, dan biasanya kan kalau sahabat itu selalu terbuka antara satu sama lain.' Ucap Shilla lagi yang mengingat-ingat kata-kata Alvin.

"Gue Pusingggg..." Teriak Shilla sedikit kencang sembari menjambak rambutnya. Tanpa di sadarinya saat ini ada seorang wanita dan seorang pria yang sedang memperhatikan tingkah lakunya dengan tatapan aneh.

"Lo kenapa sih Shill? Dari tadi gue perhatiin jambak-jambak rambut mulu." tegur seorang wanita yang ternyata adalah Sivia pemilik ruangan.

"Gue pusing, Via." Jawab Shilla masih dalam kondisi membelakangi Sivia dan Iel.

"Pusing kenapa kamu Shill?" Tanya Iel tiba-tiba. Dan saat itu juga Shilla membalikkan tubuhnya karena merasa mengenali suara berat yang baru saja bertanya padanya.

"Eh ada Pak Direktur... Gak papa kok. Permisi keruangan dulu." Jawab Shilla sembari menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal dan ingin melangkahkan kakinya menuju ruangannya.

"Tunggu Shill, kamu ikut ke ruangan saya sebentar." pinta Iel yang langsung memasuki ruangannya. Sedangkan Shilla sendiri masih melamun.

"Heh... sadar lo, di minta keruangannya tu sekarang. Buruan sana, minta di pijitin kali sama calon Nyonya Damanik." canda Sivia.

"Apaan sih lo, Vi. Calon Nyonya Damanik, gue ma bos kan cuma pacaran." elak Shilla.

"Seumuran Pak Iel tu gak mungkin nyari pacar, pasti nyarinya calon istri Shill."

"Sotoy lo." jawab Shilla yang langsung masuk ke dalam ruangan Iel.

<==**==>

"Sayang ada apa manggil aku? Kangen ya? Baru juga sebentar gak ketemunya udah kangen aja." tanya Shilla PD sembari duduk di samping Iel dan merangkul lengan Iel manja. Meskipun di sana ada Alvin, tapi Shilla tidak merasa malu, karena ini sudah hal yang biasa dia lakukan terhadap Gabriel kekasihnya.

"Sayang sayang. Sayang mata lo peyang, Shill. Sok-sokan manis segala lagi, pengen muntah gue dengernya." sahut Alvin yang memang suka menggoda Shilla.

"Apa sih lo Vin, sirik aja. jomblo sih lo, jadi gak tau gimana rasanya orang pacaran " balas Shilla.

"Lebih baik gue jomblo tapi ada yang sayang sama gue. Dari pada punya pacar tapi gak sayang kan nyesek yang ada." jawab Alvin.

"Maksud lo?" Tanya Shilla tak mengerti.

"Udahlah jangan dengerin ucapan Alvin, Shill. Dia kan emang orangnya rese." lerai Iel.

"Iya emang rese banget. Ngomong-ngomong kamu ada apa manggil aku ke sini? Kamu capek ya pengen di pijitin? Sini aku pijitin." tanya Shilla terhadap Iel.

"Enggak kok, aku cuma mau ngajak kamu ngabuburit bareng sore ini bareng sama sepupu sekaligus sahabat aku, namanya Rio." jawab Iel.

"Tapi kan kamu udah janji mau beliin aku baju sama sepatu yang kemarin. Barangnya limited edition Iel, keburu di ambil orang." rengek Shilla.

"Tadi aku lupa kalau aku udah ada janji sama sahabat aku, Shilla. Jadi maaf ya, lain kali aja. Lagian kamu bisa pulang dulu ke rumah aku nanti buat ganti baju." jelas Iel.

"Lo mau ngajak ni bocah, Iel?" Tanya Alvin memandang remeh ke Shilla.

"Iya, sekalian gue mau ngenalin sama Rio sama Ify, Vin."

"Ah... anak curut ngapain di bawa-bawa segala sih, bikin ribet aja deh ntar."

"Maksud lo bikin ribet apa hah? Lagian gue juga gak ngeribetin elo kok, yang ngajak juga cowo gue, kenapa jadi lo yang ribet?" Sewot Shilla memandang bringas ke Alvin.

"Bisa gak sih kalian tu kalau ketemu gak berantem sekali aja. Brisik tau gak." lerai Iel lagi untuk kedua kalinya.

"Aku pake baju siapa, Iel? Aku gak bawa ganti. Trus gimana sama sepatu limited editionnya? Aku pengen banget sepatu itu." bujuk Shilla lagi.

"Ok ya udah, ntar kamu nyari sepatu yang kamu inginkan, tapi aku nunggu di caffe aja. Aku cape Shilla, ngerti ya." jelas Iel.

"Ya udah deh gak apa-apa sendiri juga bisa." jawabnya.

"Nanti kamu bisa pake baju kakak aku aja, tinggal pilih aja kok." ucap Iel untuk memberi taunya.

"Ya udah kalau gak ngerepotin, aku terserah kamu aja, Iel."

"Ya udah, sekarang siap-siap, kita ke rumah aku dulu." suruh Iel.

"Ya sudah aku ke ruangan lagi. Love you Honey." Shilla langsung ngacir pergi ke ruangannya.

"Lo bisa jaga ucapan lo gak, Vin?" Mata Iel menyorot marah ke Alvin ketika Alvin mengatakan jika lebih baik jomblo tapi di sayang, dari pada punya pacar tapi gak di cinta.

"Sorry, gue gak bermaksud, Iel." Sesal Alvin karena sudah mengucapkan hal itu.

"Awas kalau lo sampai keceolosan lagi. Gak akan gue kasih ampun." Ancam Iel mengantisipasi agar Alvin tidak membeberkan rahasianya.

"Tapi apa lo gak kasihan ama Shilla, Iel? Gue aja kasihan."

"Dia bisa dapetin apa yang dia mau dari gue itu rasa udah cukup. Tanpa dia harus tau kalau gue gak cinta sama dia."

"Lo kejam tau gak, cuma buat menghindar dari perjodohan bonyok lo. Lo ngelibatin Shilla dalam masalah lo." Alvin berdiri menuju pintu ruangan Iel.

"Please, jangan kasih tau siapa pun, Vin." Mohon Iel memelas.

"Tunggu aja sampai kapan gue kuat jaga rahasia lo." Alvin meninggalkan Iel dalam ruangannya sendirian.

Gabriel mengurut keningnya yang terasa berat.

To Be Continue

~~~*****~~~

Maaf ya kalau pendek 😁

Maaf, banyak typo di mana-mana.

Terima kasih untuk yang sudah meluangkan waktunya membaca ceritaku. 😉

Tetap tunggu cerita-ceritaku yang lain ya!

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian, like dan komennya 😊

Salam author

Pamungkas Alry

Please, Don't Copy Paste!

Apa Masih Ada Cinta? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang