4. Tidak Sengaja

961 43 0
                                    

Shilla memandang kagum saat memasuki sebuah rumah yang menurut dirinya pribadi sangat megah, bisa di bilang mirip istana. Karena Shilla sendiri termasuk golongan ekonomi keluarganya berada di tengah, beda dengan Iel yang ekonomi keluarganya berada di atas.

"Ayo masuk, bengong aja di sini." ajak Iel sembari menepuk pundak kanan Shilla yang berhasil membuat sang empunya terlonjak kaget.

"Eh iya iya. Kita masuk, yah masuk." jawab Shilla gugup karena rasa kagetnya.

"Kamu kenapa? Kayak yang gugup gitu." tanya Iel sembari menaiki tangga menuju kamar kakaknya, dan di buntuti oleh Shilla.

"Enggak kok, cuma kaget aja." jawab Shilla seadanya.

"Eh iya Iel, kok rumah kamu sepi sih? Emang pada kemana?" Tanya Shilla penasaran.

"Aku di rumah cuma sendiri Shill. Kakak aku ikut sama suaminya ke Singapura. Mama, Papa sama adek aku ada di Hongkong buat ngurus kantor pusat, kamu tau kan kalau kantor pusat ada di Hongkong." jelas Iel.

"Oh... Iya aku tau. Kamu gak takut di rumah sendirian?"

"Aku kan cowok, Shill. Jadi ya harus berani, mau jadi apa kalau cowok penakut. Ya udah gih, kamu masuk. Mandi sama pilih aja baju yang kamu mau, bersih kok. Satu jam lagi kita berangkat." jelas plus suruh Iel sambil menunjuk pintu kamar di depannya menggunakan dagu.

"Ya udeh deh, aku masuk. Tapi gak papa nih aku pinjem kamar sama baju kakak kamu? Nanti kakak kamunya marah lagi." tanya Shilla memastikan.

"Gak akan." Shilla langsung masuk ke kamar kakak Gabriel, sedangkan Gabriel sendiri menuju kamarnya untuk siap-siap juga.

<==**==>

"My Love udah nunggu lama ya? Maaf ya, abis selesai rapat tadinya." tanya Rio kepada kekasih hatinya, Ify.

"Enggak kok, my love. Aku juga baru selesai dandan. Gimana rapatnya?" Tanya Ify sembari menggandeng Rio menuju mobil Rio.

"Gak dandan juga udah cantik kok. Rapatnya sukses, semuanya juga berkat bantuan Iel." jawab Rio sembari membukakan pintu mobilnya untuk sang kekasih hati.

"Selamat ya, my love."

"Thank ya. Oh iya... Katanya Iel mau ngenalin pacarnya ke kita, Fy. Kira-kira lebih cantik dari dia atau malah sebaliknya ya, Fy?"

"Syukur dong, Yo kalau Iel mau ngenalin pacarnya. Itu kan artinya Iel udah move on dari dia, Yo. Aku ikut seneng. Cantik enggaknya kan gimana hati, Yo. Yang penting tulus cintanya, dan gak main-main." jawab Ify.

"Bener juga kamu, Fy. Semoga aja yang sekarang lebih baik dari dia ya, Fy. Iel juga kan pantes bahagia. Sedih aku kalau liat dia murung terus." balas Rio menanggapi ucapan Ify.

"Sebaiknya gue gak crita ke Ify kalau ternyata Iyel gak ada perasaan apa-apa sama tu cewek." batin Rio.

<==**==>

Sivia membereskan berkas-berkas di mejanya. Karena jam pulang kerja sudah tiba.

"Cantik, ada acara gak?" Tanya Alvin di depan meja Sivia.

"Eh Pak Alvin. Gak ada kok Pak." jawab Sivia dengan senyuman khas dan lesung pipitnya.

"Jangan panggil Pak dong, kita kan cuma beda dua tahun, Vi. Panggil Alvin aja." titah Alvin.

"Iya Pak, eh Alvin." ulang Sivia yang masih belum terbiasa memanggil Alvin dengan namanya saja.

"Nah gitu kan enak. Kalau gak ada, mau gak aku ajak ngabuburit bareng sore ini?" Tanya Alvin penuh harap.

"Bisa sih, tapi aku ijin ke Mama dulu ya." jawab Sivia.

"Iya silahkan, bilangin perginya sama calon menantu ya." goda Alvin.

"Alvin apaan sih." jawab Sivia malu-malu.

<==**==>

"Gue pake baju yang mana ya? Bingung, semuanya bagus-bagus. Bajunya orang kaya cocok gak ya di kulit gue? Cocok-cocokin aja lah." ucap Shilla sebari memilih baju di depan lemari yang bertuliskan Zahra Damariva di depan pintu lemari yang saat ini sedang di jajahnya.

"Ayo dong yang mana? Gue udah kedinginan nih cuma pake anduk doang, bajunya gak nemu-nemu sama yang pas di hati gue lagi." dumel Shilla yang pusing.

<==**==>

"Jam tangan gue mana ya?" Iel mengobrak- abrik tas kerjanya guna mencari jam tangan favoritenya. Tapi tidak juga ketemu-ketemu.

"Apa ada di Shilla ya? Tadi kan gue ke toilet nitip ke dia pas di pom bensin. Gue tanyain ajalah ke orangnya langsung." ucap Iel seorang diri di kamarnya karena pusing mencari jam tangan kesana kemari tidak ketemu. Iel sudah sampai di depan pintu kamar kakaknya untuk menannyakan jam tangannya ke Shilla. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu Iel langsung membuka Kenop pintu di depannya tersebut.

"Shill...." panggil Iel.

"AAARRGGHHHH...." teriak Shilla dan Iel bersamaan ketika mereka mengetahui keadaan Shilla saat ini yang hanya mengenakan handuk putih dari dada tengahnya sampai paha tengahnya. Seketika Shilla langsung melemparkan baju yang di pegangnya ke arah pintu. Sedangkan Iel langsung menutup pintu kamar kakaknya yang saat ini sedang di pinjam oleh wanita yang menyandang status sebagai kekasihnya.

"Ma... maaf Shill, aku aku gak sengaja. Maaf Shilla." ucap Iel dari depan pintu.

"Ka... ka... kamu ma... mau appa kessini segala Iel?" Tanya Shilla takut-takut.

"Aku tadinya mau nanyain jam tangan aku ada di kamu atau enggak?" Jawab Iel.

"Oh.. I... Iya adda, Iel di tas aku." jawab Shilla.

"Ya udah nanti aku ambil. Sekali lagi maaf."

"Iya, Iel. Aku juga minta maaf karena ceroboh gak ngunci pintunya." balas Shilla dan langsung melanjutkan kegiatan ganti bajunya.

<==**==>

Setelah kejadian tadi, Shilla dan Iel jadi diem-dieman di mobil. Shilla malu karena bisa di bilang sebagian tubuhnya di lihat oleh lelaki untuk pertama kalinya oleh Iel dan Iel bukan suaminya, hanya kekasihnya. Sedangkan Iel masih gugup dengan yang terjadi beberapa menit lalu. Shilla hanya meremas-remas ujung rok yang di pakainya.

"Maaf Shill, aku tadi gak bermaksud negative kok." ucap Iel meminta maaf.

"Iya gak apa-apa kok." jawab Shilla sekenannya. Dan Iel kembali fokus ke jalanan menuju caffe tempat mereka janjian.

To Be Continue...

~~~*****~~~

Maaf ya lama 😁

Author baru punya kuota...

Semoga tidak mengecewakan... 😉

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya...

Terima kasih untuk like dan komennya!

Maaf, typo di mana-mana...

Pamungkas Alry

Please, Don't Copy Paste! 😊

Apa Masih Ada Cinta? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang