47. Parfum

724 34 5
                                    

Happy Reading All... 😘

Pengennya cepat-cepat ending untuk cerbung yang satu ini...
Semoga bisa secepatnya ya. 😃

~~~**~~~

Seorang wanita sedang memasuki ruang kerja Gabriel dengan menenteng tas di tangan kirinya. Langkahnya yang pelan membuat semua orang bebas melihatnya lebih lama lagi. Sudah lama sekali mereka tidak melihat wanita itu datang ke kantor sang direktur muda.

"Selamat siang, Mba Shilla." Sapa Tasya saat Shilla melewati ruangannya.

"Siang, saya rindu dengan suasana kantor. Makanya saya ke sini." Balas sekaligus ucap Shilla memberi tahu.

"Besok kan Pak Gabriel sudah pulang, Mba." Sahut Tasya mencoba membuat Shilla tidak galau.

"Hem... Saya selalu merindukan dia Tasya." Desah Shilla lalu berjalan menuju pintu ruang kerja Gabriel.

Tasya hanya melihat saja saat Shilla benar-benar memasuki ruang kerja atasannya.

~~~**~~~

Semerbak wangi dari aroma parfum maskulin yang selalu Gabriel kenakan menyapa indra penciuman Ashilla. Wanita itu terus saja memasuki ruangan Gabriel yang sepi tidak ada siapa-siapa. Ruangan suaminya yang selalu saja rapi dan bersih.

"Aku kangen sama kamu, Bang." Desah Shilla sambil duduk di kursi kejayaan suami tercintanya.

Shilla menyandarkan tubuhnya ke punggung kursi. Matanya terpejam mencoba bernostalgia dengan kenangan-kenangan saat dirinya masih menjadi karyawan di kantor ini. Saat dirinya dimarahi oleh Gabriel atau Pak Dewangga saat omset perusahaan sedikit menurun. Saat dirinya secara diam-diam memandang wajah Gabriel ketika lelaki itu memanggilnya dan membicarakan tentang produk pemasaran atau hasil keuntungan bersama manager keuangan.

"Hah... Apa aku salah kalau aku merindukan lelaki tampan itu?" Desah Shilla lagi sambil membuka matanya.

Shilla berjalan menuju kamar yang memang ada di dalam ruang kerja Gabriel. Hanya ada dua orang yang berhak meniduri ranjang itu. Dirinya dan Gabriel. Shilla termasuk karyawan yang beruntung karena bisa menikmati nyamannya tidur di ruangan atasan. Jika dulu dirinya hanya menatap pintunya saja. Kini Shilla berhak berbuat sesuatu di kamar itu sesuka hatinya.

"Masih sama, meskipun udah lama gak ke sini." Shilla mendaratkan pantatnya di atas kasur empuk yang pernah menjadi saksi permainan cintanya bersama Gabriel.

"Kangen juga sama kamar ini." Ucap Shilla lagi.

Tak henti-hentinya Shilla tersenyum mengingat kebahagiaan yang dia dapatkan bersama sang suami di tempat kunjungannya kini. Shilla membaringkan tubuhnya dan mulai terpejam. Shilla berharap dirinya akan bertemu dengan Gabriel di dalam mimpi.

"I love you, Bang." Ucap Shilla di dalam pejaman matanya.

~~~**~~~

Seorang wanita muda selesai mencuci tangannya di wastafel ruang kerjanya. Kini wanita itu duduk di depan lelaki dan wanita yang baru saja memeriksakan kondisi kandungan sang istri.

"Bagaimana keadaan janinnya, dok?" Tanya sang istri berbinar.

"Keadaannya sehat, baik-baik saja. Mungkin harus lebih sering jalan-jalan pagi saja supaya nanti proses persalinannya lancar." Jawab sang dokter sembari tersenyum ramah kepada pasiennya.

"Vitaminnya masih sama. Seperti biasa, bisa ditebus di apotek." Sang dokter menuliskan resep vitamin untuk ibu hamil lalu menyerahkan kepada sang suami.

"Terima kasih, dok. Kalau begitu kami permisi." Pamit sang lelaki, suami dari wanita tadi sambil menerima kertas bertuliskan resep obat.

"Sama-sama." Mereka pun akhirnya berjabat tangan sebagai tanda perpisahan.

Apa Masih Ada Cinta? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang