10. Iel Bos Mafia?

1K 33 0
                                    

Happy Reading... 😉

Di tunggu komentarnya ya 😁

~~~*****~~~

"Waahhh..... Indah banget." kagum Sivia ketika melihat sunset di depan matanya tepat di pinggir sungai pula.

"Bagus ya, Vi. Biasanya kita suka liat sunset tu di depan pantai, kali ini di depan sungai." sahut Alvin.

"Iya ya, Vin. Harus di abadikan." Sivia merogoh dalam tasnya dan mengambil kamera DSLRnya.

Sivia yang memang sudah tidak marah lagi dengan Alvin, kini meminta bantuan Alvin untuk memotokannya di bawah cahaya sunset yang terpampang jelas di depan matanya.

"Sekarang kita berdua." ajak Alvin sembari mencium kening Sivia spontan. Dengan waktu yang bersamaan, foto yang di inginkan Alvin terekam sudah.

"Alvin...." kaget Sivia ketika Alvin sudah melepaskan bibirnya dari kening Sivia.

"Liat deh Vi, fotonya bagus kan? Ini foto terindah yang pernah gue miliki." seru Alvin dengan senyum bahagianya. Sedangkan Sivia masih diam.

"Kamu mau gak jadi pacar aku, Vi?" Tanya Alvin kepada Sivia secara blak-blakan.

Sebenarnya mereka memang sudah saling menyayangi. Hanya saja, belum ada ikatan yang pasti tentang hubungan mereka.

"Vi... Mau gak kamu?" Tanya Alvin yang membuyarkan lamunan Sivia. Sejurus kemudian Sivia tersenyum dan mengangguk.

Alvin yang mengerti dengan maksud Sivia langsung memeluk tubuh mungil Sivia dengan erat.

"Thank.... Aku sayang banget sama kamu." ucap Alvin dengan seulas senyum tulus di balik punggung Sivia. Seketika panggilan mereka berubah menjadi aku-kamu.

"Aku juga sayang sama kamu." balas Sivia bersamaan dengan tangannya yang membalas pelukan erat dari Alvin.

Alvin melepaskan pelukannya, lalu di tatapnya lekat-lekat mata gadis yang resmi menjadi kekasihnya ini. Terpancar sebuah cinta yang sangat besar di sana. Alvin mendekatkan wajahnya ke wajah Sivia. Di lihatnya bibir Sivia yang merah seperti buah cherry yang menggiurkan. Begitu juga dengan Sivia yang mendongakkan kepalanya untuk membalas perlakuan Alvin saat ini.

Entah sudah berapa lama bibir mereka menjadi satu, saling bertukar-tukar saliva yang pastinya dengan rasa cinta yang mereka miliki. Dan entah siapa yang memulai melepaskan tautan di antara keduanya. Kini Sivia hanya menunduk dengan senyuman yang merekah di bibirnya. Begitu juga dengan Alvin yang tak henti-hentinya memandangi sang kekasih hati dengan perasaan yang amat sangat gembira.

Alvin mendongakkan kepala Sivia untuk melihatnya. Alvin mengelap bibir Sivia yang basah bekas saliva di antara mereka.

"Thank ya sayang, atas rasa indah kamu buat aku." ucap Alvin tulus.

Sedangkan Sivia semakin melayang di buatnya. Wajahnya sudah merah merona menahan semua perasaan yang ada antara terpesona, malu, dan bahagia. Sivia mengangguk, kini Alvin kembali memeluk kekasih hatinya dengan rasa sayang yang di milikinya. Begitu juga Sivia yang membalas pelukan Alvin dengan hati berdebar-debar. Sunset pun menjadi saksi cinta mereka bersatu.

"Kita harus bilang makasih ke Iel." ucap Sivia dalam pelukan Alvin.

"Harus, dan kalau bisa secepatnya." sambung Alvin.

<==**==>

"Sampai kapan kita di sini, Yo?" Tanya Ify menyandarkan kepalanya ke bahu Rio.

"Gak tau, Fy. Yang penting sampai suasana tenang, dan setelah dapet intruksi dari Iel kalau aku boleh balik lagi ke kantor." jawab Rio merangkul kekasih hati yang sangat di cintainya.

Apa Masih Ada Cinta? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang