23. Kayak Pangeran

671 28 0
                                    

Happy Reading... 😘

Terima kasih untuk yang sudah setia dengan cerita ini... 😍

~~~*****~~~

Terlihat seorang gadis sedang menggeliat dari balik selimutnya yang berwarna hijau muda. Gadis tadi melirik jam beker yang ada di atas nakas sebelahnya. Tepat ukul 07:30 pagi. Gadis yang ternyata adalah Shilla itu langsung mengikat rambut panjangnya dan menggelungnya. Shilla duduk di tepian ranjang, tangannya mengarah ke ponselnya dan mencari nomor dalam kontaknya. Setelah sambungan telfonnya diterima dari lawan bicaranya. Shilla langsung mendekatkan ke telinga kirinya.

"Hallo..." jawab orang di sebrang.

"Hallo. Gak papa nih kalau hari ini aku libur? Gak akan ada yang protes?" tanya Shilla.

"Gak akan ada. Kamu tenang aja, istirahat ya. Lagian Sivia juga aku kasih libur kok." jawab Iel yang tak lain adalah bos Shilla.

"Tapi kan gak adil buat kamu, kamu juga harus libur dong."

"Hey... Aku ini seorang CEO, Shilla. Aku gak bisa libur lebih lama lagi. Udah mendingan kamu istirahat ya, masih pagi."

"Hemmm.... Ya udah makasih ya."

"Iya... Aku balik kerja." Pamit Iel lalu mematikan sambungan telfonnya.

Shilla meletakkan ponselnya kembali ke atas nakas dan beralih ke kamar mandi. Setelah selesai Shilla ke bawah mencari makanan.

"Mama kenapa gak bangunin aku tadi pas sahur?" tanya Shilla ketika melihat Lita di temani Oik sedang memotong bunga di taman sebelah dapur yang hanya terhalang oleh kaca dan pintu dari kaca.

"Mama kasian sama kamu mau banguninnya, Shill. Kamu kan baru dateng tadi jam satu pagi." jawab Lita.

"Hemm.... Ayah sama Kak Ray udah berangkat ngantor ya, Ma?" tanya Shilla setelah selesai meneguk segelas air putihnya.

"Iya. Kamu kalau mau sarapan ada makanan di dalam kulkas. Tinggal di angetin aja." ucap Lita memberi tahu. Shilla hanya mengangguk.

"Segini cukup kali, Ma." ucap Oik sudah membawa sekeranjang dengan berbagai macam bunga yang tadi di panennya bersama dengan Mama mertuanya.

"Emm... Dikit lagi aja, Ik. Potong bunga yang ada di pojokan itu aja lagi ya." jawab Lita dengan seulas senyum. Oik hanya mengangguk dan membalas senyuman Lita.

Shilla keluar dan mengambil bunga yang ada di keranjang yang tadi di bawa Oik ke atas meja. Meja itu sudah di penuhi dengan berbagai bentuk vas bunga yang ada di setiap sudut rumah milik keluarga Wisesa. Shilla duduk di atas lantai dan mengambil salah satu vas berbentuk hati berwarna bening. Shilla mulai merangkai bunga-bunga yang ada di keranjang dengan berbagai macam bunga.

Lita tersenyum melihat anak gadisnya sangat pandai merangkai bunga. Tangan Shilla begitu mahir menata berbagai macam warna bunga dan berbagai jenis bunga yang berbeda. Senyum Shilla merekah setelah lima belas menit kemudian dirinya selesai merangkai berbagai macam bunga di vas kesayangan Ayahnya. Vas yang di letakkan di sudut kamar Ayah dan Mamanya.

"Bagus juga rangkaian kamu... Pasti Ayah bakal suka." goda Lita.

"Rangkaian Shilla kan emang bagus. Kita rangkai lagi yuk, Kak." ajak Shilla kepada kakak iparnya.

"Ayo... Kita rangkai lagi bunganya." jawab Oik.

Lita semakin tersenyum jika sudah melihat putri dan menantunya ini kompak. Lita sangat menyayangi Shilla dan juga Oik menantu pilihannya. Ray memang dijodohkan oleh Lita, dan pilihan Lita tidak salah.

Apa Masih Ada Cinta? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang