Beb jangan lupa Follow, share, komen dan vote supaya aku semakin semangat lanjutin ceritanya.
******
Alvin mendengus ketika Dino dan Daffa tidak kunjung pergi.
“Ngapain masih di sini?” tanya Alvin dengan wajah garangnya.
Mendapatkan pertanyaan seperti itu membuat Dino dan Daffa gelagapan, keduanya saling padang agar salah satu dari mereka ada yang menjawab.
“Y-ya itu ....” Daffa menggaruk kepalanya.
Kening Alvin mengernyit. “Apa?”
“Anu ....” Niat hati Daffa ingin menggoda Alvin dan Dyra yang sedang berduaan, tapi ternyata Alvin sedang dalam mode serius.
“Gak jelas,” dengus Alvin.
“Ah udahlah, ayo cabut.” Dino akhirnya menarik kerah Daffa untuk kembali ke warung. Karena dia merasa Alvin sedang dalam kondisi tidak bisa diajak bercanda, kalau memaksakan diri bisa-bisa giliran mereka berdua yang babak belur.
Setelah kedua temannya pergi lantas Alvin menyerahkan kotak P3K itu ke pangkuan Dyra.
“Cepet obatin,” ujarnya dengan ketus membuat Dyra mengernyit, kenapa dirinya kena imbas?
“Buruan,” ujar Alvin terdengar tidak sabar setelah melihat jam istirahat tinggal sepuluh menit lagi.
Dyra terdengar mendecak sebelum pada akhirnya membuka kotak P3K itu. Pertama dia menuangkan cairan fisiologis guna membersihkan luka di sudut bibir Alvin.
“Aw ... pelan-pelan.” Alvin meringis ketika Dyra menyentuh lukanya. Sakit, itulah yang dia rasakan saat ini. Padahal ketika tadi dirinya saling hantam, luka ini tidak terasa menyakitkan.
“Lagian kenapa sih bisa berantem? Padahal sekolah baru aja dimulai, udah bikin masalah aja.” Dengan telaten Dyra membersihkan luka yang Alvin miliki.
Ketika teringat kejadian beberapa belas menit yang lalu rasanya ingin sekali Alvin kembali menghantam laki-laki yang katanya pacar adiknya itu sampai wajahnya hancur.
Bayangkan saja jika tadi Alvin tidak mendengar obrolan laki-laki itu dengan teman-temannya mengenai Viola yang hanya dimanfaatkan untuk mengerjakan soal dan lain sebagainya, mungkin kejadian ini tidak akan terjadi. Tapi untungnya Tuhan masih berbaik hati menunjukkan sifat asli pacar adiknya yang langsung saja dia seret keluar dari dalam warung lalu menghajarnya sampai babak belur.
Kejadian itu sampai membuat orang-orang terkejut karena tidak ada yang mengira hal ini akan terjadi. Terutama teman-teman dari pacar adiknya yang notabene masih anak baru, mereka tidak tahu saja seberpengaruh apa Alvin di sekolah ini, telinganya ada di mana-mana dan warung tempat mereka nongkrong itu merupakan daerah kekuasaannya.
“Lagian, kalo ada masalah kan bisa dibicarain secara baik-baik gak perlu pake pukul-pukulan segala.” Dyra terus saja berbicara tanpa memperdulikan raut wajah Alvin yang sudah masam.
“Aww ... pelan-pelan, Ra. Gak ada lembut-lembutnya lo jadi cewek,” omel Alvin karena Dyra seolah sengaja menekan lukanya.
“Kalau sekiranya diobatin kayak gini aja lo masih ngeluh, mending gak usah sok jagoan deh pake berantem segala,” sahut Dyra membuat Alvin mendengus tidak suka. Padahal Dyra tidak tahu masalahnya apa, coba saja gadis itu berada di posisinya pasti akan melakukan hal yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUPID RELATIONSHIP
Teen FictionHubungan yang terjalin sejak kelas 5 SD berhasil membuat Alvin dan Dyra bingung ketika keduanya sudah beranjak remaja. Alvin yang selalu jalan bersama perempuan lain dan Dyra yang bertingkah seolah tidak peduli. Bahkan keduanya kini kembali satu s...