Haiii aku update lagi karena sebelumnya kalian udah berhasil lewatin tantangan 500 komentar wkwk
So, happy reading guys 🌻
Jangan lupa vote dan komen yang banyak yaa biar rajin update :p
***
Karena Alvin mengeluh lapar akhirnya mereka berdua memutuskan untuk singgah terlebih dahulu ke salah satu tempat makan yang berada di dalam mall.
Ketika tengah asik makan tiba-tiba saja hujan turun sangat lebat alhasil mau tidak mau mereka harus berdiam diri cukup lama di dalam mall tersebut selagi menunggu hujan reda.
“Yah hujan, Vin,” ujar Dyra seraya melihat ke arah luar jendela. Kebetulan tempat makan yang mereka berdua pilih memiliki view yang langsung mengarah ke luar gedung.
“Kalau hujan emang kenapa?” sahut Alvin sambil fokus ke makanannya.
“Gue pengen pulang, Vin,” keluh Dyra, pandangannya menatap ke arah rintik hujan yang terlihat di balik jendela. Selain karena tubuhnya yang ingin segera dia rebahkan di atas kasur, berduaan dengan Alvin juga bukan sesuatu yang baik.
Dyra ingat dengan kalimat bahwa cinta datang karena terbiasa, maka dari itu sebelum semua itu terjadi Dyra tidak ingin terbiasa berduaan dengan Alvin. Sosok laki-laki seperti Alvin yang terlalu ramah kepada perempuan selain pasangannya sama sekali tidak termasuk ke dalam kriteria laki-laki yang akan menjadi suaminya.
“Ya udah sana pulang, kayak anak kecil banget. Udah tau lagi hujan.”
Mendengar balasan Alvin membuat Dyra menoleh ke arah laki-laki yang masih asik makan itu.
“Gue udah selesai.” Setengah dongkol Dyra sedikit mendorong piringnya.
Alvin mendongak lalu melihat ke arah piring Dyra yang masih menyisakan makanan.
Alvin terlihat menghela nafas. “Abisin, Ra. Kebiasaan banget.”
“Gue kenyang, Vin. Lagian siapa suruh ngasih porsi makanan yang banyak.”
“Badan lo itu kurus banget anjir, jadi harus banyak makan.”
“Tapi perut gue gak muat.”
“Gak heran sih, badan lo kecil begitu,” ujar Alvin dengan pandangan mengejek. Sebenarnya tubuh Dyra selayaknya wanita Indonesia pada umumnya, hanya saja jika disandingkan dengan Alvin gadis itu akan terlihat kecil, tinggi badan Dyra saja hanya mencapai bibir Alvin.
“Lo-nya aja yang kayak raksasa.”
“Berarti gue tumbuh dengan baik dan benar.”
“Terus menurut lo gue gak tumbuh dengan baik dan benar gitu?” tanya Dyra dengan mata melotot.
Alvin sedikit memundurkan posisi duduknya lalu mengangkat kedua tangan. “Bukan gue loh yang ngomong.”
Dyra mendelik tidak suka, “secara gak langsung lo ngomongin gue kayak gitu.”
“Ya udah sih biasa aja gak usah ngegas.”
“Lo nyebelin.”
Alvin terdiam sejenak seraya menatap dalam netra milik Dyra. Dari gelagatnya seperti ada yang ingin dia tanyakan namun sebuah keraguan ternyata ikut menyertai. Alhasil pertanyaan lain yang akhirnya terucap. “Ra, kenapa ketus mulu kalau lagi sama gue?”
Dyra yang awalnya merasa tidak nyaman ditatap seperti itu oleh Alvin seketika langsung mengubah ekspresinya seperti biasa saja. “Ya ... karena lo nyebelin.”
“Itu mulu jawabannya.” Jawaban yang Dyra berikan sudah sangat sering dia dengar. Padahal Alvin ingin alasan lain yang lebih spesifik.
“Emang lo mau gue jawab apa?” Dyra malah balik bertanya kepada Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUPID RELATIONSHIP
Teen FictionHubungan yang terjalin sejak kelas 5 SD berhasil membuat Alvin dan Dyra bingung ketika keduanya sudah beranjak remaja. Alvin yang selalu jalan bersama perempuan lain dan Dyra yang bertingkah seolah tidak peduli. Bahkan keduanya kini kembali satu s...