Haloooo gaisss, aku kembali lagi
Ayo absen dulu yg nunggu cerita ini sampe lulus sekolah wkwk
Sebenernya gais aku males lanjutin cerita gara-gara tentang Geng sama latar tempatnya di Bandung, kayak kurang sesuai aja gitu apalagi sama bahasa yg aku gunain :')
Pengen diubah tapi cerita ini sedikit nyambung sama The Secret Relationship
****
Ketika Dyra memasuki rumah Vano ternyata mereka sudah mulai memotong-motong sendok plastik yang nantinya akan disusun di atas kardus dengan bentuk lingkaran. Rencananya kelompok Dyra akan membuat cermin hias dengan memanfaatkan sendok plastik, kardus dan tentunya cermin itu sendiri yang berbentuk lingkaran.
“Aduh maaf ya gue telat banget,” ringis Dyra yang merasa tidak enak seraya mendudukan tubuhnya.
“Kebo sih, dibangunin gak bangun-bangun,” sahut Tasya dengan maksud bercanda.
“Gue lupa sumpah deh, gak inget kalau hari ini ada kerja kelompok.” Dyra kemudian mengedarkan matanya menatap orang-orang yang sudah duduk di sekitarnya. “Ngomong-ngomong gue ngerjain apa nih?”
“Kita potongin sendoknya aja dulu, biar nanti gampang tinggal susun,” kali ini Vano yang menyahut seraya memberikan sendok yang sebelumnya sudah diberi garis untuk dipatahkan.
“Oh oke.” Dyra kemudian mengambil sendok tersebut.
“Hati-hati pas patahinnya, takut lukain tangan,” sambung Vano lagi.
“Ngalus terus, itu cowoknya di depan lagi nungguin,” seru Tasya membuat Dyra dan Vano mendelik.
“Apaan sih,” ujarnya secara bersamaan.
“Ecieeee ngomongnya barengan. Eh tapi gue lebih setuju lo sama Vano sih, Ra, daripada si itu,” tunjuk Tasya menggunakan dagunya ke arah luar, orang yang dia maksud tentu saja Alvin.
Mendengar godaan yang Tasya lontarkan secara terang-terangan di hadapan Vano membuat Dyra menghela nafas. “Tasya nih mulutnya belum pernah kena lem tembak.”
“Hahahaha. Lagian kok betah banget pacaran sama cowok red flag.”
Andai saja Tasya tahu bahwa Dyra pun tidak mau berpacaran dengan Alvin. Eh tapi apakah hubungannya saat ini masih bisa dibilang berpacaran disaat laki-laki itu sering gonta ganti perempuan bahkan jarang mengakui dirinya sebagai pacar di depan umum?
“Oh iya waktu malam minggu gue gak sengaja papasan sama cowok lo di PVJ,” sahut Raisya teman sekelas Dyra.
“Sama temen-temennya?” Tasya bertanya yang disambut dengan gelengan kepala oleh Raisya.
“Nggak, berdua doang sama cewek.”
“Yah, gak kaget sih,” komentar Tasya. Menurut Tasya sosok Alvin ini benar-benar mendefinisikan seorang bajingan yang tidak segan-segan pamer cewek di depan pacarnya, bahkan dulu pernah ada gebetan Alvin yang melabrak sampai mengatai Dyra sebagai pelakor. Dan dari sanalah awal mula Tasya sangat tidak menyukai Alvin.
“Mustahil banget kalau dia ke sana sendirian.” Dyra akhirnya menyahut sambil terus mematahkan sendok.
Alvin itu seperti laki-laki yang tidak bisa hidup tanpa wanita. Hampir setiap minggu selalu ada saja wanita yang laki-laki itu gandeng. Terkadang Dyra juga merasa heran kok masih ada wanita yang mau sama Alvin padahal sudah jelas bahwa laki-laki itu tidak pernah serius.
Tasya kemudian mengambil sendok, lalu mengikuti apa yang tengah Dyra lakukan.
“Makanya lo juga jangan mau kalah, lakuin hal yang sama.” Bukan sekali dua kali Tasya menjadi kompor supaya Dyra tidak diam saja. Jujur, jika dia menjadi Dyra, sosok seperti Alvin sudah pasti dia tendang jauh dari kehidupannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUPID RELATIONSHIP
Teen FictionHubungan yang terjalin sejak kelas 5 SD berhasil membuat Alvin dan Dyra bingung ketika keduanya sudah beranjak remaja. Alvin yang selalu jalan bersama perempuan lain dan Dyra yang bertingkah seolah tidak peduli. Bahkan keduanya kini kembali satu s...