BAB 11 : Hareudang

8.2K 992 161
                                    

^
Disaranin baca ini sambil play video di atas (multimedia) biar enak, judulnya Di Sayidan

***

Pada akhirnya mereka gagal mengungkap dalang dibalik pengeroyokan Alvin. Dan motif apa yang membuat para oknum sampai seniat itu untuk melakukan pengeroyokan. Apakah karena ingin balas dendam? Atau karena persaingan antar basis yang ingin terlihat kuat?

“Gagal, Vin. Keburu dateng polisi. Kita udah dapet satu tapi anaknya gak mau buka mulut,” ujar Angga malam itu via telpon.

Setelah beberapa orang berpencar guna menghindari kejaran polisi pada akhirnya mereka kembali berkumpul di basecamp yang terletak cukup jauh dari pemukiman atau hingar bingar perkotaan. Basecamp yang mereka tempati saat ini adalah bekas rumah santai almarhum kakek Bang Rocky yang di sekitarnya terdapat pesawahan serta lahan kosong yang cukup luas bekas perkebunan serta peternakan. Rumah ini benar-benar terlihat sangat asri dan sejuk, sangat cocok untuk dijadikan tempat healing.

Di seberang sana Alvin terdengar berdecak padahal dia sudah rela menahan rasa ngantuknya akibat efek obat yang dia minum.

“Satu pun lo gak dapet info?”

“Gak ada, Vin. Tapi gue hapal beberapa mukanya.”

“Gue inget satu plat nomor.” Dino yang baru keluar dari dalam rumah ikut menimpali karena Angga mengloudspeaker sambungan telpon Alvin. Dengan satu mangkuk mie kuah, dia ikut bergabung bersama Angga dan beberapa anggota Raynor yang lain di lantai depan rumah.

“Tuh si Dino inget satu plat nomor katanya. Kalau masih di daerah sini gampang lah, Vin, nyarinya. Si Bertod juga katanya mau bantuin. Dia juga kesel bisa-bisanya ada yang bikin ulah di daerah dia.”

“Ya udah lah mau gimana lagi. Ngomong-ngomong kalian aman? Gak ada yang ketangkep?”

“Aman. Kita sekarang lagi di basecamp. Rame banget, anak-anak pada kumpul semua.”

“Sini, Vin, ada yang traktir minum, kita pesta,” celetuk Daffa sambil tertawa.

Alvin terdengar mendengus. “Ngeledek lo?”

“Ya nggak, kita mah cuma nawarin doang, siapa tau kan kalau denger pesta lo bisa langsung lari ke sini,” sahut Daffa namun berbanding terbalik dengan ekspresi wajahnya yang tampak tengil.

Setelah berhasil melarikan diri, beberapa anggota yang tidak dapat ikut mencari oknum yang mengeroyok ketuanya satu jam kemudian terlihat datang ke basecamp dengan membawa beberapa botol minuman keras serta cemilan. Seketika suasana yang awalnya menegangkan dan penuh emosi berubah menjadi tawa suka cita. Berhubung besok adalah hari minggu, sepertinya malam ini mereka benar-benar akan berpesta sampai muntah.

“Ck, have fun deh lo semua. Cuma awas kalau ada yang berani make. Minum mah minum aja.”

“Iya-iya, aman.”

“Gue tutup ya?”

“Yo.”

Setelah Angga mengucapkan itu telpon telah Alvin akhiri. Saatnya mereka berpesta, tanpa adanya obat terlarang dan sejenisnya.

Keuntungan mereka memiliki basecamp yang cukup jauh dari pemukiman, yaitu mereka bisa bebas tertawa keras atau menyalakan musik bervolume tinggi tanpa takut digrebek warga. Jika dihitung jarak rumah warga ke basecamp ini kurang lebih 1 kilo meter. Dan disepanjang jalan yang hanya muat satu mobil, di kiri dan kanannya dihiasi oleh pesawahan yang membentang luas.

***

Di hari senin, Alvin sudah kembali ke sekolah akan tetapi dia tidak mengikuti upacara. Dia memilih berdiam diri di UKS karena kakinya masih belum bisa dibawa berdiri lama-lama.

STUPID RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang