part 5 (DIA...???)

195 5 0
                                    

matahari bersinar terang hari ini, seperti menyambutku yang masuk kuliah untuk pertamakalinya dengan jadwal kuliah menegement pemasaran, aku berjalan menyusuri terotoar jalan dan menunggu Juni yang katanya hari ini dia ingin berangkat bersamaku naik bis. aku menunggunya di depan taman yang ada di tengah-tengah gang rumahku dan komflek rumah juni. sesekali kulihat jam berwarna coklat di tanganku sambil celingukan mencari tanda-tanda juni keluar dari komfleknya. "kemana sii tuh anak lama bangeet." gerutuku. tak lama kemudian anak itu datang dengan dandanan cantik veminim ala mahasiswa zaman now "wiiih... anak kuliah bu, cantik bener" kataku memandangnya dari ujung kaki sampai ujung rambutnya yg terlihat seperti catokan dulu. "yakin cantik gitu mau naik bis ke kampus?" kataku meyakinkannya "hah? hemm... udah ahh ayo cepet tuh bis nya udah datang" katanya yang bergegas mengandeng tanganku untuk masuk ke bis.
kampus pagi ini belun terlalu penuh dengan manusia-manusia yang berlalu lalang, hanya beberapa saja mahasiswa di sekitar kampus, kebetulan aku dan juni masuk satu jurusan yang sama, kamipun mencari kelas pertama hari ini, tiba-tiba di lorong-lorong kampus terlihat seseorang yang seperti tak asing lagi bagiku, dia berambut gondrong rapih dengan jaket jeans yang warnanya terlihat luntur memakai tas ransel hitam yang di kaitkan di bahu kanannya. aku terus memperhatikan orang itu, aku sangat kenal dengan sosok itu seseorang yang dulu pernah satu sekolah denganku, seseorang yang pernah sangat tenar di zamanku sekolah dulu,yah itu dia vokalis band di zaman aku masih sekolah d sekolah menengah pertama/SMP, dulu dia terkenal hanya karna memiliki band yang di zamanku sekolah band adalah hal yang belum booming di kalangan anak muda. ya itu reyhan, anak yang terkenal jutek dan sombong pada zamanku sekolah, hanya karna cara dia berjalan yg selalu dengan kepala terengah ke atas dan dengan sendirinya mereka menyimpulkan begitu. dari dulu aku adalah orang yang paling ga respect padanya, karna apa? karna dia terlalu terlihat meninggi, entah karna dia anak band yang tenar atau karna apa aku tak tau, yang jelas aku pernah mengaguminya saat terakhir kali sebelum keluar sekolah waktu itu, karna untuk pertama kalinya aku melihatnya tersenyum dan itu padaku. bukan karna Geer atau apa tapi untuk pertama kali nya aku tau bahwa reyhan si cowo jutek itu bisa menyapa seorang cewe,tepatnya mungkin waktu itu aku bukan mengaguminya tapi hanya sekedar takjub saja sesaat.

***

jam pertama berlalu, aku masih kefikiran dengan sosok berambut gondrong itu, aku sedikit ragu pada diriku sendiri bahwa itu adalah rey, rey temanku di zaman SMP.
saat jam istirahat tiba ku coba telusuri lorong-lorong d setiap ruangan kelas yang ada satu/dua ruangan yang masih terisi oleh dosennya, hampir saja aku menyerah karna tempat ini luas dan beribu orang ada di dalam sini dan aku hanya mencari satu orang yang bahkan aku sendiri tak yakin dia bukan halusinasiku. aku memutuskan ini ruangan terakhir yang akan ku lihat, jika tidak ada juga aku akan mengakhiri pencarianku.
ruangan terakhir ini bertuliskan sastra bahasa asing, kucoba melangkahkan kakiku perlahan menuju ruangan itu, karna sepertinya ruangan itu sedang ada kelas, dan benar saja, terlihat ada mahasiswa yang sedang persentasi di depan dan entah apa yang dia persentasikan bahkan aku tak memperhatikan, aku celingukan mencari sosok pria gondrong itu. dan akhirnya aku menemukan sosok itu di ruangan terakhir pencarianku, dia sedang menyimak persentasinya. yaa benar aku sekarang yakin itu reyhan benar-benar reyhan, Tuhaaan... hati ini rasanya membawaku kembali ke masa lalu masa dimana aku pernah punya kisah indah bersamanya, kisah yang sulit aku lupakan, bahkan saat aku mencoba melupakan semuanya. dia seakan memintaku mengingatnya kembali dengan cara dia datang kembali di hadapanku meskipun dia tak sadari itu. ku pandangi dia dari luar ruangan tanpa bosan, melihatnya saja seperti membawaku kembali ke masa dimana aku masih SMP. senangnya masa itu masa dimana cinta bukan jadi nomor pertama untuk merasa nyaman.
saat aku sedang di zona nyaman melamun tentang rey tiba-tiba suara stereo juni membuyarkan bayangan indahku membuatku kesal dan menggerutu di depan kelas itu "dinda!!" katanya memanggilku sambil melambai-lambai tangannya. orang-orang di ruangan itu langsung tertuju padaku, karna suara juni yang keras membuat ruangan hening itu merasa terganggu dan.. aku.. jelas aku yang paling malu karna semua kini melihatku dan pasti mereka berfikir yang aneh-aneh sekarang tentang ku " din kamu kemana aja siii, aku cariin kamu tauu" kata juni yang tak bisa mengotrol suaranya sambil menghampiriku "stttt... kamu berisik banget sii, maaf pak silahkan lanjut pelajarannya" kataku pergi sambil membungkam mulut kaleng yang berisik ini.
aku pun menggusur juni ke tempat yang lebih aman dengan tangan yang masih membukam mulutnya yang berisik. juni meronta-ronta sepertinya dia kehabisan nafas "hah... hah... hah... kamu apaan sii maen seret2 aja kaya tukang nagih utang" katanya yang kehabisan nafas tapi tetep sempet ngomel. " harus nya aku kali yang marah jun, tiba2 kamu dateng teriak2 aku malu tauu" kataku balik menyalahkan dia. "idih nyalahin ni orang, aku tuh cariin kamu udah hampir setengah jam, tau nya kamu ada di ruangan terpencil itu, ngapain kamu disana?" kata juni penasaran. sepertinya aku belum siap untuk menceritakan semuanya pada juni, bukan berarti aku tak percaya pada nya tapi aku adalah tipe orang yang tidak mudah percaya pada orang baru, termasuk juni mau bagaimanapun juni baru beberapa bulan ini datang di hidupku, sepertinya dia jangan terlalu banyak tau dulu privasiku.
"heh ko malah bengong!" katanya sambil melambai-lambai tangannya di depan wajahku " oh iyaa, itu anu aku pengen tau aja ada berapa jurusan sii di kampus ini, heeh gtu iya hehe" sambil menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal. "ih aneh banget kamu din" katanya tanpa meperpanjang pertanyaan dia langsung mengajakku masuk pelajaran terakhir hari ini. setelah selesai mata kuliah terakhir kamipun pulang, di perjalanan menuju gerbang kampus ku coba mencari-cari sosok rey yang mungkin saja dengan keajaiban Tuhan dia bisa terlihat di kerumunan orang-orang yang berlalu lalang ini. karna ini memang jam nya pulang kampus hampir semua kelas sudah selesai mata kuliah. dan yang kulihat saat itu bukan rey tapi malah ka attar yang melambai-lambaikan tangannya dari jauh memanggilku "dinda" katanya memanggil dan menghampiriku dan juni " eh ka attar" kataku dengan muka biasa saja." " kamu mau pulang?" katanya bertanya basa-basi. "iya ka" singkatku "yaudah barengan aja yu" katanya menawarkan jasa sebagai taksi online yang gratis." "ga usah ka ga papa, kita bisa pulang berdua ko, ya kan jun" kataku berharap juni setuju dengan jawabanku. "yaudahlah ga papa kali din kali-kali di antrin pulang sama ketua DEMA (dewan mahasiswa) kampus kita hehe" kata juni yang memperburuk keadaan. "apaan sii kamu jun" kataku melotot kesal. junipun terdiam seribu bahasa. "kali ini aja boleh yaa aku anter kamu sama temenmu ini pulang" kata ka attar dengan penuh harap, ga tega juga aku melihatnya akhirnya akupun setuju dengan ajakannya. dengan malas akupun akhirnya harus pulang dengan ka Attar.

***

sesampainya di rumah, aku seperti membawa perasaan aneh di hatiku, bukan cinta , sayang apalagi benci, ini semacam rindu, yang dulu pernah tak tersampaikan, dan semesta memberi waktu kembali untuk nyatakan rinduku yang menggebu, bukan padanya tapi pada kisah yang dulu belum selesai dan berhenti tanpa alasan lalu hilang di telan masa.
ku buka buku berwarna salem yang ku simpan di laci yang selalu ku kunci untuk menghindari di baca oleh anak tengil kepo yang terkutuk (marsel). ku baca-baca kembali tulisan di awal halaman buku itu, aku ingat sekali pernah menulis sesuatu tentang dia di awal awal halaman buku ini, dan akhirnya aku menemukan tulisan itu

TERNAMA
sosok ternama dari sekian banyak orang
di tempat ramai ini
dia pelantun irama merdu di keramaian dan kebisingan
sang pemilik senyum angkuh
yang saat itu menyapaku
dengan singkat namun membekas
dia adalah sebuah nama yang ternama  di zamannya
aku sempat terlena
(RAP)

RAP adalah inisial namanya yaitu Reyhan Adi Putra. nama yang ku tulis terakhir kali pada saat aku masuk SMA setelah itu ku coba melupakan semua tentangnya, tentang keindahan yang bahkan tak pernah terjadi saat itu.
kini saat kamu hadir kembali, bahkan aku jadi bingung apa yang harus ku lakukan saat suatu hari aku dan kamu berada pada ruang yang sama, dan suka atau tidak kita harus saling menyapa.
entah apa yang harus ku katakan saat menyapamu entah harus senang atau kecewa.

DIA
sosok lama yang usang di makan waktu itu kembali
kembali dengan cara tidak adil
dia hanya membuatku mengingatnya
sedangkan dia bahkan tidak menyadarinya
entah apa yang membawanya kembali
mungkin karna saat itu dia pernah meninggalkan kisah yang tak terselesaikan
kita lihat saja, apa yang akan terjadi...
(RAP)

[tolong vote dan comment nya, agar dapat ide dan masukan untuk cerita selanjutnya. terimakasih😇]

CINTA ZAMAN SEKOLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang