"din cepetan!! kamu lama banget sii" kata juni yang sudah tidak sabar, "aku males banget jun" kataku dengan lesu. "aah... kamu sini aku bantuin" junipun membantu memasukan barang-barang ke ransel besarku, hari ini kampus kami mengadakan kemping di daerah puncak bogor. ini kali pertama aku mengikuti kemping seperti ini, sejak dulu aku paling malas mengikuti kegiatan seperti ini karna entah kenapa rasanya aku kurang tertarik saja. "ayoo cepet" kata juni menggandengku keluar kamar, " ibu kami berangkat dulu yaa, doakan saya dan dinda baik-baik saja" juni mendahuluiku meminta doa restu. " iya... hati-hati yaa, jangan lupa hubungi ibu kalo sudah sampai" ibu menjawab dengan sedikit cemas "ga bisa lah bu kan ga ada sinyal pas kita sampe gunung nanti" "yaudah pas masih ada sinyal kabarin ibu "oke bu siap kita pasti kabarin ibu"kata juni yang langsung menggandengku keluar karna klakson mobil juni sudah berbunyi.
Sepanjang perjalanan rasanya aku tak enak hati entah kenapa, semoga bukan pertanda buruk.
di perjalanan kulihat motor merah besar melintas di samping mobil juni, itu rey. ternyata dia juga ikut? syukur lah, aku senang dia ikut kemping juga setidaknya ada moodboster yang membuatku tak terlalu kesepian disana, meskipun sebenarnya aku tak tau dia akan menyapaku atau tidak di tempat keramaian seperti saat kemping.
kami akhirnya sampai di gerbang kampus, dan masuk kedalam. sudah terlihat barisan manusia yang berbaris di lapangan kampus, orang sebanyak ini ikut kemping? rasanya aku makin tidak yakin kalo aku tak akan hilang. "din ayoo... ko kamu malah bengong" kata juni membuyarkan lamunanku. kamipun masuk barisan. aku melihat rey yang seperti mencari seseorang di barisan sebelah kiri, saat dia menemukan sosokku dia tersenyum kecil, seperti senyum yang di sembunyikan agar hanya aku saja yang tau, bahwa senyum itu memang untuk satu orang saja yaitu aku, dia mengangguk kecil, mungkin mengisyaratkan semua akan baik-baik saja.
aku kurang memperhatikan apa yang di jelaskan panitia di depan, kalian pasti tau panitia itu adalah ka attar ketua dewan mahasiswa di kampus ini.
waktu berangkatpun tiba, aku kebagian bis nomer 6 "jun kamu bis nomor berapa?" kataku melihat nomer urut yang juni pegang. " aku nomer 5" katanya " yaah... aku sama siapa dong.." aku kurang akrab dengan teman-temanku yang lain, tapi tak apalah semoga ada yang kenal di bis nomor 6 nanti. "eh din aku duluan ya.. kaya nya bis ku sudah mau berangkat" kata juni "oke" akupun segera menuju bisku dan celingukan kesana kemari mencari nomer tempat dudukku, dan akhirnya aku temukan nomer tempat dudukku. " hey" seseorang menyapaku "ka attar??" aku kaget ternyata aku bersebelahan dengan ka attar kenapa harus ka attar kenapa bukan rey "sini duduk" katanya mempersilahkanku duduk "iya" jawabku singkat. "kamu ga se bis sama juni yaa?" ka attar memulai percakapan seperti biasa "iya ka padahal aku pengen banget se bis sama juni biar ga kesepian" sambil terus memandang layar hape ." kan ada aku, kamu ga akan kesepian" akupun memandangnya sejenak dan tersenyum kecil tanpa jawaban.***
sepertinya aku terlelap sepanjang perjalanan, sampai-sampai aku harus di bangunkan ka attar saat sudah sampai tujuan. "din kita sudah sampai" bisiknya lembut "oh iya ka, aku ketiduran ya?" sambil terus mencoba membuka mata lebar-lebar "iya kamu tidur sepanjang perjalanan" akupun beranjak dari kursi tempat dudukku " mau aku bantu din?" seperti biasa ka attar selalu menawarkan kebaikannya. "tidak ka, aku bisa ko" aku keluar bis dan mencari juni "dinda" suara itu akhirnya menemukan sosokku yang sedang bingung mencari manusia di keramaian saat bangun tidur "kamu bangun tidur din, itu muka lusuh gitu" kata juni memperhatikan wajahku "heem aku cari toilet dulu yaa jun" kataku sambil celingukan " mau aku anter?" "ga usah itukan toiletnya" sambil menunjuk ke arah barat yang tak jauh dari pemberhentian bis. akupun berjalan menuju toilet untuk mencuci muka. selesai cuci muka, aku terperanjat kaget karna di samping pintu toilet tiba-tiba ada seseorang yang sedang berdiri. "astagfirullah!!" sambil memegang dada dan dia hanya cuek sambil terus fokus pada hape nya "kamu ngagetin aja rey, ngapain kamu disini?" tanyaku yang sedikit kesal "nunggu kamu" jawabnya dingin "ngapain nunggu aku?" kataku heran, terkadang aku kesal berbicara dengan orang ini, dia selalu tak memandang lawan bicaranya saat mengobrol "kalo udah, ayo kembali ke rombongan, nanti kita ketinggalan" sambil menggandengku pergi dari toilet itu tanpa menjawab pertanyaanku.
mungkin maksudnya dia khawatir padaku, tapi caranya sangat lucu, dia selalu melakukan hal yang tak pernah kuduga, dia perhatian, hanya caranya saja yang berbeda dia tidak pernah berlebihan sehingga membuatnya tak terlihat bahwa dia sedang perhatian. lucukan?
sebelum sampai ke rombongan rey melepas gandengannya dan berkata tanpa melihat ke arahku dengan sedikit berbisik "jangan bepergian sediri disana, nanti kamu tersesat" katanya sambil berjalan mendahuluiku ke rombongan, aku hanya diam dan langsung menghampiri juni "kamu lama banget di toiletnya din"
"biasa panggilan alam" sambil tertawa kecil "kamu baru datang udah ngelahirin aja" hahaha kita pun tertawa bersama.
"semuanya harap berbaris dengan rapih" ka attar mulai mengomandoi. "assalamualaikm warohmatullohi wabarokatuuh" "waalaikm salam wr.wb" serentak semua menjawab "para mahasiswa sekalian disini kita akan mengadakan kemping untuk mempererat tali silaturahmi dan kekompakan kita, yang selama di kampus kurang terjalin dengan baik antara mahasiswa sekalian karna mungkin perbedaan jadwal dan kelas, disini sekarang kita akan mulai saling mengenal teman kita, kaka senior kita, kawan-kawan dari beda jurusan tanpa di beda-bedakan, selama mengikuti kemping, di usahakan tidak boleh pergi- pergi tanpa seizin panitia karna jumlah kita yang banyak, dan tempat seluas ini bisa saja, ada yang hilang, dan jangan lupa di temani jika mau bepergian. oke terimakasih, mari kita berdoa bersama-sama sebelum melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. berdoa di mulai..." semua orang menundukan kepala dan berdoa dalam kekhidmatan.
setelah beberapa jam perjalanan yang sangat melelahkan akhirnya kami semua sampai di tempat tujuan mendirikan kemah yaitu puncak gunung, banyak juga orang-orang yang berkemah saat itu, sesampainya dipuncak gunung aku dan juni langsung mendirikan kemah di tempat yang paling strategis untuk menyambut senja, yang akan menyuguhkan fanorama luar biasa pastinya di sore ini. "jun dingin banget, kita bikin kopi yu" kataku mengusulkan " hemm boleh juga" akupun langsung berinisiatif mencari kayu bakar di sekitaran perkemahan tanpa memberi tahu juni yang masih membereskan tenda yang belum 100% berdiri kokoh. sepertinya kemarin hujan kayu bakar di sekitar kemah terlihat basah dan akan sulit menyalakan api dengan kayu bakar yang basah, akhirnya aku mencari ke tempat yang lebih kering untuk menemukan kayu bakar yang lebih kering. aku terus berjalan menunduk tanpa melihat sekitar dan alhasil, aku sepertinya sudah pergi jauh sekali dari perkemahan, hari mulai gelap, jalanan semakin tak terlihat, ku coba mencari hape ku di kantong jaketku dan... sungguh apes sekali aku hari itu, hapeku ku simpan di ranselku sejak berangkat, tak ada apapun yang bisa ku pakai untuk penerangan. ibuu... aku takuut, akupun berjalan terus di tengah hutan yang mulai kehilangan cahaya, ku coba memanggil nama siapapun yang ada di fikiranku "JUNI!!" "KA ATTAR!!" "REY!!" adakah yang bisa mmendengarku "ibu tolong dinda takut" akupun terduduk lemas setelah berteriak-teriak beberapa kali. aku berjalan kembali tanpa tujuan, suara gonggongan anjing hutan membuat suasana menjadi semakin mencekam, aku berlari-lari kecil untuk mempercepat langkahku dan tiba-tiba aku terperosok ketempat yang lebih dalam,karna gelap hingga aku tak bisa melihat apapun. "TOLONG!!! TOLONG AKU!!TOLONG!! ku mohon ada yang mendengarku" akupun mulai menangis pilu dengan segala ketakutanku. dan aku janji ini kemping pertama dan terakhirku seumur hidup! aku rasanya akan trauma dengan kejadian ini. aku mencoba terus naik ke atas tapi tak berhasil karna tanahnya licin bekas hujan kaki dan tanganku akhirnya terluka, seluruh pakaianku kotor, aku sudah lemas dengan segala perjuanganku. aku menyerah. aku hanya meminta perlindungan Tuhan malam ini, semoga esok aku bisa di pertemukan dengan seseorang yang akan menyelamatkanku. tiba-tiba di keheningan malam yang gelap gulita, terdengar gema suara memanggilku "adinda!!" suara itu aku kenal, itu suara rey yaaa aku yakin itu rey, akupun langsung menjawab panggilan itu "rey aku dibawah sini rey, rey! tolong aku takuut"
tapi tak ada sahutan, saat itu aku kembali terduduk karna lemas, mungkin tadi hanya perasaanku, aku tidak percaya tak ada yang mencariku sama sekali, apa juni, ka attar dan teman-teman tak ada yang menghawatirkanku? aku sangat lemas saat itu rasanya aku ingin pingsan kepalaku berat sekali, semua kegelapan ini semakin remang kulihat, tiba-tiba ada seseorang di atasku "adinda?!!" ku coba menengadahkan kepalaku ke atas untuk melihat apakah benar itu seseorang yang ku kenal, dan ternyata benar itu ka attar, tapi aku yakin suara yang ku dengar tadi adalah suara rey, tapi kenapa yang datang adalah ka attar, mengapa bukan rey yang menyelamatkanku? mengapa bukan dia yang membawaku naik dari tempat ini? apa dia tak mencariku? sama sekali? ka attar langsung lompat ke bawah dan mengecek keadaanku, "ka attar" ku coba tersenyum meskipun sudah tak sanggup, setelah itu aku tak ingat apapun.***
fajar mulai menyingsing, cahayanya mulai mengintip di sela-sela jendela, aku coba membuka mata meskipun kepalaku masih sedikit terasa pusing saat aku terbangun ku lihat ka attar yang sedang tertidur di atas sejadah, mungkin semalaman dia terjaga karna mengkhawatirkanku, akupun turun dari kasurku untuk solat subuh kunambil selimut di atas sofa untuk menyelimuti ka attar yang sepertinya kedinginan, aku selimuti ka attar dengan selimut berwarna abu yang tidak begitu tebal itu. dan setelah itu ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. hari ini aku rasanya rindu ibu, ibu yang selalu membangunkanku untuk solat subuh. mengingat ibu... sepertinya dia jangan sampai tahu ada sesuatu yang terjadi padaku, jika dia tau dia akan sangat marah pada seseorang yang mengadakan acara ini, mungkin ka attar dan juni akan kena semprot marah ibu nantinya, aku ga mau mereka kena omel. aku sepertinya lebih baik bungkam.
setelah solat akupun naik ke kasur lagi karna rasanya aku masih lemas sekali, kakiku masih gemetar saat di pakai berjalan dan berdiri terlalu lama, aku baru sadar siapa yang mengganti pakaianku, semalam aku sepertinya pingsan dan bajuku penuh dengan tanah kotor dan lukaku sepertinya semua sudah di obati. akupun terus terbawa oleh tanda tanya semalaman tadi, tentang suara rey, kedatangan ka attar, dan sekarang aku tidur di penginapan bukan di kemah yang aku tau penginapan berada jauh dibawah, tiba-tiba ka attar bangun dan langsung menyapaku " pagi dinda kamu sudah bangun" aku hanya membalasnya dengan senyuman. "semalam kamu pingsan, bajumu kotor dan tubuhmu luka-luka dan memar,dan semalam juni juga tidur disini cuman sekitar jam 10 dia kembali ke kemah, karna harus mengikuti acara api unggun." ka attar menjelaskan seakan dia tau banyak pertanyaan yang sedari tadi ku pendam dalam hati. "yaudah aku bikinin kamu sarapan ya" katanya dan beranjak dari sejadah yang tadi di pakai alas tidurnya. "ka attar" diapun menoles sebelum keluar kamar "ya?" "makasih" kataku meneruskan kalimatku dengan di sertai senyuman atas segala pengorbananya hari itu, dia hanya tersenyum manis. ternyata ka attar orang baik, dia sopan, tampan dan berwibawa,dia dewasa dan bersahaja, dia selalu mencoba melindungiku. terimakasih ka attar.dia memasakanku sarapan pagi, setelah itu dia mengajakku berjalan-jalan di luar dan duduk menikmati sejuknya tempat ini. "gimana sekarang keadaanmu sudah agak enakan" katanya yang selalu memulai percakapan terlebih dahulu. "iya ka lumayan" kataku sambil tetap memandang ke depan. "semalam kenapa kamu bisa tersesat dan terjatuh ke lubang besar?" katanya mulai bertanya kronologi kejadian semalam.akupun menceritakan semuanya. "oh jadi seperti itu" katanya menyimak ceritaku "ka boleh aku pinjam hp nya? Aku mau chat juni, hapeku masih d ransel soalnya "oh tentu" diapun memberikan hapenya padaku.tidak lama setelah di chat juni datang bersama rey dan kawan-kawan yang lain, "din kamu udah baikan?"kata juni "iya" akupun memandang ke arah rey, yang terlihat biasa saja dan dingin "aku ingin ke kemah" kataku ke juni, "pulihin dulu keadannya, baru ikut kemping lagi oke" juni menyarankan. akupun turuti pendapat juni. "eeh belom pada makan kan? ayo masuk aku udah masak niih" keluarlah ka attar dari mulut pintu sambil masih membawa spatula. " wah enak nih" kata teman-temanku. "yaudah ayoo masuk" orang-orangpun masuk untuk makan termasuk juni, tapi karna aku sudah makan jadi aku lebih tenang duduk di sini menikmati hijaunya alam yang menenangkan hati dan jiwa ."din" kata sosok laki-laki yang berdiri di samping kursi. aku hanya menoleh dan menatapnya "maafkan aku" "buat apa?" kata ku heran. "buat semuanya yang terjadi malam tadi, maaf aku ga bisa menjagamu" kenapa dia selalu membuatku terhenyak dan berdebar dengan semua yang dia katakan, apa sebenarnya ini? apa yang sebenarnya dia inginkan, dia selalu memberikan perhatian meski dengan penuh kegengsian tapi dia bahkan tak pernah menyatakan perasaannya sama sekali. apa sebenarnya yang dia inginkan? apa dia hanya ingin mempermainkan perasaanku, seperti dua tahun yang lalu, meninggalkanku setelah aku begitu nyaman bersamanya. apa harus aku menjauhinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA ZAMAN SEKOLAH
Teen FictionAdinda adalah seorang gadis cantik yang di kagumi banyak pria, berzodiak virgo dan memiliki sifat periang dan baik hati. tapi dia tidak pernah bisa melupakan seorang laki-laki yang hidup di masalalunya. meskipun sering tersakiti karna kepergiannya b...