"hy jani, how are you?"
sosok pria itu berdiri sebagai penghormatan kesopanan seorang tamu pada pemilik rumah. aku masih terpaku, terkesima dengan pemandangan yang ada di hadapanku saat ini. benar-benar di luar ekspektasi.
"jani? are you oke??" dia melambai-lambai tangan kanan nya di hadapanku. "hah? ah iya. what are you doing here?" kataku dengan refleks mengeluarkan kalimat itu. "lo apa-apaan si musang air, bukannya jawab dulu, atau tanyain kabarnya ke? ga ada sopan-sopannya sama tamu." celetuk mia yang sedang duduk santai sambil memakan kue2 di atas meja yang telah ibu suguhkan.
"oh iya silahkan duduk dulu mon" kataku mempersilahkannya duduk. tapi dia bukan nya duduk dia malah.menghampiriku dan memelukku begitu saja. DEG!!! apa apaan anak ini, ini baru pertemuan pertama dia sudah songong banget. dan berbisik pelan di telingaku "i miss you so. jani" aku diam membeku tanpa mampu melepaskannya dan tak bisa membalas pelukan itu. "cih jijik gue liat kalian ke gitu, lo ga berubah ya doraemon dari dulu suka banget meluk. apalagi ke cewe dongo itu!" kata mia dengan senyum sinis dan kata-kata tajam yang sudah biasa ku dengar. untung ibu sedang di dapur saat itu dan marsel masih belum pulang main bersama teman-temannya.
diapun kembali duduk di tempatnya.
kamipun mulai berbincang panjang lebar tentang masa kecil kita,ke pindahannya ke prancis, sekolahnya, kuliahnya, dan tentu saja pacarnya di prancis.
"mon lu udah dapet cewe prancis blom?" kata mia antusias mendengarkan cerita remon di luar negri. " hemm.. gue ga pernah punya pacar orang sana, kalo yang deketin banyak sii, yaa paling gue ajak mereka kencan udah gitu udah haha" kata nya tertawa renyah. tapi bagiku jawaban itu sangat tidak enak di dengar dia seakan mempermainkan saja wanita-wanita itu karna kencan di prancis pasti beda dengan kencan remaja kita di indonesia, kita mungkin kencan hanya sekedar makan malam dan menikmati indahnya bintang di malam hari, tapi luar negri, kencan berada dalam tanda kutip yang berbeda begitu yang ku tau dari mia. "wiih anjrit lo mon, lu udah gede ya sekarang. pake maenin cewe segala" kata mia ikut tertawa sambil memukul pundak laki-laki berkulit putih itu. aku tak terlalu larut dalam percakapan mereka aku hanya tersenyum dan tertawa sesekali, bukan karna canggung tapi karna percakapan mereka sangat tidak berbobot untuk ku dengar. "lo gimana? udah punya pacar?" katanya bertanya pada juni. "hah gue?? udah dong, dia kaka kelas gue di kampus" kata mia begitu bangga. tidak lama lagi aku yakin remon akan menanyakan hal yang sama padaku. "wiiih ada yang mau juga yaa sama cewe kaya lo, yang ga jelas idupnya mau jadi cewe apa cowo" dia tertawa terbahak "eeh sialan lo onta, ya gini-gini juga kan gue cantik, banyak sii yang pengen ke gue, tapi mereka kere, ya gue pilih yang kaya laah biar setara kita" mia ikut terbahak-bahak. aku memandang mia dengan tatapan tidak suka dengan jawabannya. mia pun melihat ke arahku "wiih santai buu.. gue cuman becanda barusan" katanya menatapku sambil masih menyisakan tertawa. "kenapa emangnya?" remon sekarang ikut menatapku. " pacar gue itu, kakanya temen anak ini, temen yang gantiin kita sebagai sahabatnya" katanya menunjukku tanpa dosa dan tertawa kembali. " masa?" remon menganggapnya serius dan raut wajahnya lucu sekali. "heemh" mia meyakinkan dengan menahan tawa. aku tertawa kecil. "apaan si mii..kamu.." jawabku.
"oh ya ngomong-ngomong putri cantik udah punya pacar belom?" kata remon memanggil nama panggilanku saat masih kecil dulu. aku hanya diam. bingung harus menjawab apa, karna statusku dengan reyhan bahkan sejak beberapa tahun yang lalu tak pernah ada kepastian. "dia jomblo juga kaya lo, tapi dia bedanya lebih ngenes dari pada lo mon haha" mia kembali tertawa. aku diam tanpa ingin mengubris candaan mia yang selalu tidak berprikecandaan manusia.
"seru banget ngobrolnya" kata wanita paruh baya yang baru saja keluar dari dapur membawa beberapa piring ke meja makan, yang terlihat dari ruang tamu, karna rumahku tak terlalu besar. "mending sekarang kita makan dulu ya" kata ibu tersenyum ramah. "mia bantuin ya bu" mia berdiri dari duduknya dan menghampiri ibu "boleh" kata ibu yang kembali kedapur di ikuti mia. kini aku hanya berdua dengan remon. dan mendapati keheningan beberapa saat. "jan? emm..." tanya pria kulit putih itu yang sepertinya sedang ragu untuk menanyakan sesuatu padaku. "kenapa?" kataku menatap ke arahnya. "bener kamu blom punya someone special?" katanya. aku hanya menggeleng ragu. tiba-tiba dia tersenyum sumringah.
"syukurlah... karna sebenarnya aku ke sini buat kamu. buat kembali menjaga dan melindungimu" aku hanya menatapnya dalam-dalam. tanpa mengucap sepatah katapun yang di rasa tak perlu. aku tak mengerti dengan hidupku kenapa banyak sekali laki-laki yang datang di masa lalu. yang membuatku menjadi bingung dan aneh dengan perasaanku sendiri. "woy cepetan kita makan. dari tadi. tatap-tatapan aja lagi belajar hipnotis lo pada? liat noh bu malah pada liat-liatan gitu." kata mia mengadu pada ibu yang masih membereskan meja makan. " iya ayoo pada makan dulu." akupun beranjak dari tempat dudukku di ikuti langkah kaki remon di belakangku.
"assalamualaikm aku pulaang... wiih udah nyiapin makan aja jam segini" kata anak SMA yang hobinya keluyuran itu, dia belum sadar ada remon. "ka mia numpang makan? pasti ga punya nasi ya di apartement haha" kata anak itu lalu mengambil tahu goreng dan duduk di depan mia. "iya emang di apartemen gue ga pernah makan nasi. gue makannya makanan delevery. makanya gue kesini kangen masakan ibu" kata mia yang ga pernah canggung kepada keluargaku. "ah bilang aja numpang makan" kata marsel menyantap tahu keduanya. "anak tengil" kata mia mendelik sambil mengambil nasi untuk dia taruh di piringnya. "eh itu siapa?? kaya bule?" kata marsel yang baru menyadari kehadiran remon setelah dia memilih duduk di samping marsel "dia temen kecil gue sama dinda, dia tinggal di prancis" kata mia membeberkan membuat remon tak perlu menjawabnya. "wihh pantes aja, kaya bule yaa mirip zein malik. kenalin ka, gue eh maksnya aku marsel adiknya musang beranak itu" kata marsel menunjuku dengan isyarat matanya. ku lihat remon tertawa kecil. aku hanya mendelik ke arah marsel yang setiap harinya selalu menyebalkan. "tapi ko gue ga pernah liat, ka remon ini ya waktu kecil?" kata marsel berfikir dan bertanya pada dirinya sendiri.
" yaiyalah lo ga bakal tau ibu sama bapak lo belom bikin lo waktu itu, baru ada musang ini. karna kesalah pahaman akhirnya dia dilahirkan di bumi ini hahaha" mia tertawa puas diikuti marsel yang juga tertawa terbahak-bahak, sedangkan remon kulihat dia sedang terlihat menahan tawanya. aku diam pasrah mendapati dua penghina sejati kini duduk bersamaku yang tanpa pembela. "seru banget kayanya ngobrolnya. tapi pamali loh ngobrol sambil ketawa-ketawa di tempat makan. ayo mulai makannya nanti keburu dingin" kata ibu yang baru saja keluar dari dapur membawa mangkuk sayur yang baru matang. kamipun makan bersama, dan ini adalah moment paling langka. makan bersama sahabat- sahabat kecilku dulu yang kini mereka sudah tumbuh menjadi gadis dan pemuda yang luar biasa.
aku senang pernah mengenal orang-orang ini yang bahkan aku tak pernah menyangkanya mereka akan menjadi sahabatku sampai saat ini. aku tak pernah
merasa di bedakan oleh mereka yang tergolong dari keluarga serba ada sedangkan aku sederhana, mereka selalu menyesuaikan diri mereka untuk tetap bersamaku tanpa membeda-bedakan status sosial dan ekonomi.
aku jadi ingat masa kecilku. makan bersama di meja makan bareng mereka. setelah makan biasanya kita berlomba sendawa paling besar itu memang menjijikan tapi percayalah itu sangat menyenangkan. aku tersenyum sendiri menatap kedua sahabatku yang sedang fokus dengan makan sore mereka.ibu dan marselpun sama mereka sedang fokus makan.
terimakasih tuhan. aku benar-benar tak bisa berhenti mengucap syukur atas semua yang terjadi di hidupkukarna sahabat adalah mereka yang selalu merasa memiliki meskipun di pisahkan jarak dan waktu.
TUNGGU CERITA SELANJUTNYA YA GUYS
SEKARANG CUKUP SEKIAN DULU YAA...AND SEE YOU NEXT PART
♥
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA ZAMAN SEKOLAH
Teen FictionAdinda adalah seorang gadis cantik yang di kagumi banyak pria, berzodiak virgo dan memiliki sifat periang dan baik hati. tapi dia tidak pernah bisa melupakan seorang laki-laki yang hidup di masalalunya. meskipun sering tersakiti karna kepergiannya b...