Sembilan

30 7 2
                                    

Motor alfaro sudah keluar dari kediaman rumah alfaro.

Alfaro mengendarai motornya dengan kecepatan dibawah rata-rata.

Dalam perjalanan hanya ada kesunyian yang menemani mereka. Diantara mereka tidak ada yang mengeluarkan suara.

Nayra melirik ke arah langit yang sudah mulai menggelap. Langit sore kali ini tidak terlihat indah, karena awan hitam yang mengelilingi sekitarnya.

***

Langit mulai meneteskan sedikit demi sedikit cairan dan berjatuhan di bumi.

Ternyata apa yang dikatakan mama alfaro memang benar, benar kalau akan turun hujan.

Alfaro sidikit menyesal karena tidak menuruti mamanya, untuk membawa mobil saja.

Alfaro meminggirkan motornya di sebuah kedai yang sedang tutup, untuk berteduh agar tidak kehujanan.

"Turun! Kita teduh dulu disini, gue malas hujan-hujanan."
Ucap alfaro.

Nayra tidak menjawab apapun, ia langsung turun dari motor alfaro. Lalu Berjalan ke arah kedai itu, dan di susul oleh alfaro yang berjalan di belakangnya.

Keheningan yang melanda mereka berdua, semakin mendalam, karena sejak keluar dari rumah alfaro, belum ada satupun dari mereka yang mencoba memulai pembicaraan.

Akhirnya keheningan tersebut dapat terpecahkan, alfaro memutuskan untuk memulai perbicaraan.

"Lo suka?"
Tanya alfaro, yang sudah bingung ingin memulai pembicaraan.

Disampingnya, nayra mengerutkan dahinya kerena bingung dengan pertanyaan yang baru saja alfaro tanyakan.

"Hmm maksud lo,, suka apaan?"
Tanya nayra.

"Hujan"
Jawab alfaro singkat dan dingin.

"Ohh hujan, lo sih ngomongnya irit banget, mana ngerti gue"
Jawab nayra

Nayra terdiam sebentar, kemudian kembali bersuara menjawab pertanyaan yang sempat alfaro tanyakan.

"Kadang gue suka, kadang juga gue gak suka"
Jawab nayra sambil melihat rintikan hujan yang mulai deras sehingga membasahi jalan.

'bingung' satu kata itu yang mendeskripsikan pikiran alfaro sekarang.

Nayra yang melihat alfaro terlihat bingung, terkekeh pelan.

"Bingung yah?"

"Gue suka hujan. karena hujan merupakan salah satu rahmat tuhan. Dan gue mensyukuri itu"

"gue Ngga suka hujan. karena saat hujan turun, beberapa aktivitas manusia akan terhambat."

deruan nafas yang nayra keluarkan, dapat terdengar oleh telinga alfaro.

"Tapi Gue banyak belajar dari hujan. salah satu yang gue Pelajari dari hujan, yaitu pantang nyerah. Dia tetap mau jatuh berkali-kali meski dia tau persis, bagaimana rasa sakitnya."

Alfaro hanya diam, ketika mendengar jawaban nayra.

"Kalo lo, suka hujan gak?"
Tanya nayra, yang kali ini pandangannya terarah menatap alfaro.

Alfaro tidak menjawab pertanyaan nayra, dia hanya memperhatikan ke arah jalanan.

"Gak usah di jawab, kalo menurut lo gak perlu, Terkadang sebuah pertanyaan tidak harus ada jawabannya."

"nggak"
Jawab alfaro singkat dan semakin dingin.

"ohh lo gak suka hujan, sebenarnya sih gue mau tau alasannya apa? tapii karna berhubungan lo jawabnya dingin banget, mengalahkan kedinginan saat ini, jadi mending gue pending dulu deh pertanyaannya."
sindir Nayra, jujur.

NAYRA DIARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang