Chapter Nine : Release

1.2K 185 20
                                    

Air mataku sudah tidak terbendung lagi.Aku hanya bisa menangis-menangis dan menangis menerima jalan yang sudah Tuhan berikan untukku.Pada siang hari itu ketika aku dan Harry sedang bersantai menikmati indahnya suasana danau,hujan turun dengan derasnya.

Harry berdiri dan menarikku untuk berlindung di bawah pohon maple besar yang sudah tua.Hujan turun semakin lebat dan langit semakin gelap,ku dongakkan kepalaku terlihat langit menyambar ke sana kemari membuatku sesekali terkejut dan berlindung dengan Harry.

"Everything will be okay Jo," bisiknya sambil mendekapku,berusaha memberikanku kehangatan."kau tidak perlu takut"

Aku memejamkan mataku berusaha meredam perasaan takut yang tiba-tiba datang karena alasan tak menentu.Kubuka mataku dan hujan mulai berangsur berhenti,tidak ada lagi petir yang menyambar ke sana kemari mencari mangsanya.

Sebuah ukiran pada pohon membuat perhatianku teralih.

Harry loves Jo

I miss you Tinkerbell

Ku usap mataku berulang kali,berusaha memastikan apa yang kulihat ini nyata atau hanya ilusiku semata.Dengan bibir bergetar karena kedinganan dan bingung aku menepuk-nepuk pundak Harry pelan,dia menoleh dan menatapku dengan pandangan aneh.

"ada apa?"

aku tidak menjawabnya,melainkan menunjuk sebuah ukiran di pohon tersebut.Tiba-tiba wajah Harry menjadi terkejut dan wajahnya menjadi pucat,kedua alisku bertaut heran,kenapa respon Harry berlebihan seperti itu?

"I'm so sorry," ucapnya tiba-tiba membuatku kaget

"But why?"

Harry melepakan jaketnya dan melingkarkannya di pundakku,"I must to go!"

"Don't leave me." Aku menahan lengannya yang hendak pergi berlari menjauhiku

Harry melepaskan tahanan tanganku pada lengannya,"I'm really sorry."

Setelah mengucapkan kata-kata itu Harry berlari meninggalkan aku di tengah rerintikan hujan yang turun perlahan membasahi bumi.Seketika aku termenung menatap punggungnya yang semakin lama semakin mengecil dan hilang di telan jarak.

Perasaan itu kembali datang.Kehampaan yang menenggalamkanku ke dalam lautan ketakutan akan kesendirian,aku jatuh terduduk meringkuk di bawah pohon maple yang meneteskan embun-embun bening yang warnanya menyerupai air yang tengah turun dari mataku.

Sebuah gundukan kecil di sebelahku membuatku menarik nafas sejenak,takut akan apa yang di isi di gundukan kecil tersebut.Di dorong perasaan penasaran,aku mulai menggali-gali gundukan tanah tersebut,jantungku berdegup kencang.Sudah tidak perduli tanganku yang kotor akan tanah.

Sebuah kotak kecil berbentuk segi empat yang di bungkus dengan kertas berwarna putih membuat dahiku menyerengit heran.Ku buka pita hijau muda yang melingkari setiap sudut kotak putih itu.Sebuah gulungan kertas?apa ini?peta harta karunkah?

Ku buka gulungan kertas-yang ternyata kertas gambar putih polos tersebut.Sebuah gambaran yang aku tidak bisa menilainya.Di sana tergambar seorang anak perempuan berambut coklat sedang di rangkul oleh anak laki-laki berpayung hijau.Hujan dan suasana menjadi latar gambar tersebut.

Aku bingung dengan semua ini.

Ada apa sebenarnya?

--

Aku kembali kekehidupan biasaku,kembali bekerja di toko roti milik Mrs.Cade hanya untuk mengisi keselinganku.Sudah seminggu aku bersikap seperti mayat hidup,yah seminggu semenjak kejadian aneh itu terjadi.

Say 'Hello'; completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang