I Miss Her...

4.1K 383 43
                                    

Tok... tok... tok...

Segera setelah mendengar ketukan di pintunya, Singto berlari ke depan dan membuka pintunya. Krist, berdiri di depan pintunya dengan senyum ceria di wajahnya.

"Kau datang..." Kata Singto.

Krist tertawa, "Tentu saja, dasar P'Singtuan bodoh! Mana mungkin aku tidak datang ketika kau meminta aku untuk datang. Lihat, aku bawakan kau mie. Kau bilang kau sedang ingin makan mie, kan?"

Singto tersenyum lalu segera menarik tangan Krist untuk masuk ke dalam apartemennya.

"Kau duduklah dulu. Aku akan siapkan mie nya." Ujar Krist sambil langsung berjalan ke dapur dan menyiapkan makanan tengah malam mereka.

"Ahh... kekasihku memang yang terbaik." Kata Singto pelan.

Krist menghela nafas pelan. Dia tau, kekasihnya itu sedang bersedih sekarang. Namun Krist berusaha untuk tidak terlihat sedih di depan Singto, agar Singto tidak bertambah sedih dan kepikiran karena hal itu.

"Bagaimana keadaan ayah?" Tanya Krist, sambil memberikan semangkuk mie kepada Singto, lalu duduk di sampingnya.

"Tampan, seperti biasanya." Singto tersenyum kecil, sambil menyuapkan sesendok mie ke dalam mulut Krist.

"Hoeeey! Kau kebiasaan sekali sih P', kenapa selalu menyuapiku dengan makananmu?"

"Setiap suapan pertama dari makanan yang aku makan, adalah milikmu."

"Hanya suapan pertama?"

"Hm. Aku tidak mau kau bertambah gemuk lagi."

"P'Sing!" Krist memukul dada Singto keras. "Tidak sopan!" Dengusnya.

Singto tertawa keras sambil mencubit pipi Krist gemas. "Terimakasih ya. Sekarang perasaanku lebih baik."

Krist tersenyum. "P'Sing.." Krist menarik wajah Singto mendekat. "Aku mohon, kalau ada sesuatu yang mengganjal di hatimu, kalau ada sesuatu yang membuatmu sedih, tolong beri tahu aku. Aku ingin jadi orang pertama yang tau, dan aku ingin jadi orang pertama yang menghiburmu. Kau bisa melakukan itu untukku?"

"Heuh... kau selalu tau aku dengan baik, Krist."

"Tentu saja, aku kan kekasihmu." Ujar Krist bangga. Singto tertawa kecil sambil mengacak rambut Krist. "P'Sing, berjanjilah padaku, kau tidak akan menyimpan semuanya sendirian."

"Hm, aku berjanji. Euh, kau akan menginap kan?"

"Tentu saja P'. Ini sudah jam berapa? Aku tidak mungkin pulang ke rumah lagi. Lagipula, aku sangat mengantuk."

"Kalau begitu, kau bisa tidur dulu. Nanti aku akan menyusulmu setelah selesai makan."

"Tidak ah. Aku akan menunggumu saja. Nah, sekarang, aku yang akan mnyuapimu. Ayo buka mulutmu." Krist menyuapkan sesendok mie ke dalam mulut Singto yang Singto terima dengan senang hati. Dia merasa sangat beruntung, di hari-hari seperti ini, dia masih mempunyai Krist, sebagai tempatnya untuk bersandar dan berkeluh kesah.

--00--

Krist menggeliat dalam tidurnya malam itu. Dia berusaha menggapai sisi sampingnya, untuk meraih tubuh seseorang yang tadi masih tertidur di sampingnya. Namun yang dia raih hanyalah ruang kosong. Singto tidak ada disampingnya. Tempat tidur di sisi kanannya itu pun juga sudah dingin. Itu artinya, Singto sudah lama tidak berada disana.

Krist mengerjapkan matanya dan melihat ke arah jam dinding. Jam masih menunjukkan pukul 3 pagi.

"Kemana dia?" Ujarnya kebingungan.

Saat itu, Krist akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamarnya untuk mencari keberadaan Singto. Dan ketika Krist keluar dari kamarnya, dia melihat Singto yang duduk di sofa, sedang memeluk lututnya erat dan menenggelamkan wajahnya disana. Tubuhnya pun terlihat bergetar, dengan suara isakan kecil yang hampir tak terdengar. Krist yang melihatnya sangat terkejut. Dia langsung berlari dan menghampiri Singto.

SWEET DAY WITH KRIST-SINGTO (ONE-SHOTS)Where stories live. Discover now