"Ayah, aku ke kamar dulu ya. Ayah juga istirahatlah. Ini sudah larut malam." Singto berpamitan pada ayahnya malam itu.
Setelah mendapat jawaban berupa anggukan dari ayahnya, Singto segera naik ke lantai 2, menuju ke kamarnya.
Dia tersenyum simpul, ketika dia masuk ke dalam kamar tidurnya. Dia selalu suka berada di kamarnya ini. Bisa dibilang, kamar ini adalah tempat yang paling nyaman untuknya, selain tempat tidur krist, tentu saja.
Karena di kamar ini, tertempel ratusan fotonya, dan juga foto Krist, yamg disusun oleh ayahnya. Dengan begitu, walaupun dia sedang berada jauh dari Krist, tapi dia bisa merasa dekat dengan kekasih manisnya itu.
Ngomong-ngomong soal Krist, Singto jadi merindukan kura-kura imut itu. Singto juga ingin tau, bagaimana reaksi Krist pada series barunya, Friendzone, yang baru saja menayangkan episode perdananya, dua jam yang lalu.
"Pasti akan menyenangkan menggodanya." Singto terkikik sendiri.
Singto kemudian mengambil ponsel di nakas, dan segera menelpon Krist.
Beberapa kali mencoba menelpon, tapi Krist tidak mengangkatnya. Bahkan dia sempat beberapa kali mereject telepon Singto.
"Au... Kenapa di reject sih?"
Singto tidak berusaha. Dia tetap mencoba untuk menelpon Krist, tapi hasilnya nihil. Krist tetap tidak menjawab panggilan teleponnya.
"Sudah pasti dia merajuk," Ujar Singto sambil tertawa pada ponselnya sendiri.
Tau bahwa Krist tidak akan menjawab teleponnya, Singto akhirnya mencoba untuk mengirimkan pesan pada Krist.
YOU ARE READING
SWEET DAY WITH KRIST-SINGTO (ONE-SHOTS)
Kort verhaalHanya berisikan beberapa peristiwa sweet sweet hasil "halu" ku terhadap cute couple yang satu ini. want to know? just read. enjoy it