"Fan?"

2.9K 273 23
                                    

"Lelah P'?" Tanya Krist, ketika malam itu mereka bertemu di salah satu restoran daging di dekat Apartment Singto.

Singto yang baru saja datang dari menghadiri acara di Chiangmai itu, memang terlihat sedikit kelelahan. Namun rasa bahagianya karena bisa bertemu dengan kekasihnya yang sudah mulai jarang dia temui ini, juga tersirat sangat jelas di wajahnya.

"Tidak terlalu, Kit." Ucapnya sambil menyuapkan sepotong daging ke mulut Krist. "Enak kan?"

Krist mendengus pelan, "Harusnya kau langsung pulang dan istirahat. Bukannya malah mengajakku makan malam begini."

"Au, memang kau tidak mau bertemu dengan 'fan' (baca:pacar) mu sendiri? Kita sudah tidak bertemu beberapa hari. Kau tidak rindu padaku?"

Krist mengulas senyum kecil, "Rindu, 'fan' ku." Kata Krist sambil mengelus kepala Singto. "Tentu saja aku rindu. Bagaimana bisa aku tidak rindu? Tapi aku juga tak mau kau kelelahan. Kau masih harus kuliah dan jadwal pekerjaanmu juga akan padat seminggu ke depan. Sebaiknya setelah menyelesaikan pekerjaanmu, kau langsung pulang dan istirahat P'."

"Justru karena itulah aku mengajakmu makan malam sekarang. Kita tak akan punya banyak waktu untuk bersantai seperti ini, kan? Besok kau juga akan meninggalkanku ke phuket." Kata Singto sambil mencebikkan bibirnya dengan raut wajah kesal.

Krist tertawa kecil melihat wajah Singto yang sok imut itu. Dia lalu mencubit gemas pipi Singto.

"Awwhh, Kiiitt.."

"Aku tak bisa melihat wajah menggelikanmu itu, P'Sing!" Kata Krist sambil tertawa pelan. "Fan ku sangat imut."

"Hey, aku tidak imut! Aku tampan! Yang imut itu kau."

Krist mendengus kecil. "Selalu tidak mau mengalah."

"Lagipula kenapa kita harus menghadiri event secara terpisah begini sih? Tanpa ku sadari, ternyata aku tidak terbiasa berada di atas panggung tanpamu. Rasanya tidak menyenangkan dan sepi sekali."

"Benarkah? Bukankah malah menyenangkan? Kau kemarin bertemu dengan semua pria tampan se-Bangkok, dan tadi kau bertemu dengan model-model cantik di Chiangmai."

"Au.."

"Belum lagi komentar fans-fans tentang penampilanmu, 'Ya Tuhan, P'Singto sangat tampan.' 'Ya Tuhan, rasanya jantungku mau meledak.' 'Aku ingin mempunyai kekasih seperti P'Singto.' Wek!" Ujar Krist menirukan kalimat-kalimat yang di lontarkan oleh fans-fansnya.

Singto tertawa, "Aku tau kau akan berkata seperti itu Kit. Ya, aku memang harus mengakuinya, semua itu memang menyenangkan. Tapi tanpa dirimu, apa artinya semua itu? Jika bersamamu, semua itu akan terasa 100 kali lipat lebih menyenangkan."

Krist memandang Singto dengan wajahnya yang memerah. "Wek! Kau berlebihan." Ucapnya. "Kau sudah minum vitaminmu?"

"Sudah, Boss. Sekarang berhentilah mengkhawatirkanku dan makan saja makan malammu, Kit."

Krist pun menurut dan memakan makan malamnya dengan tenang.

Singto memandangi Krist yang sedang mengunyah makanan itu dengan gemas. Dia selalu suka melihat Krist makan. Sejujurnya, dia selalu suka melihat Krist melakukan apa saja. Karena untuknya, apapun yang di lakukan Krist adalah sebuah kebahagiaan.

"Kau tau, Krist..."

"Hm?"

"Aku benar-benar sangat merindukanmu." Ucap Singto tulus. Krist hampir saja menjatuhkan sumpit di tangannya, ketika mata elang itu menatapnya dengan penuh puja dan cinta. "Aku benar-benar sangat merindukanmu sampai-sampai rasanya ingin mati." Lanjutnya.

SWEET DAY WITH KRIST-SINGTO (ONE-SHOTS)Where stories live. Discover now