Pagi itu, Singto sedang sibuk bersiap-siap untuk pergi ke tempat shooting bersama P'Jane. Hari ini, dia dan beberapa aktor-aktris lainnya, akan melaksanakan shoot singkat untuk beberapa adegan mereka di Friendzone 2 yang juga sudah mulai tayang saat itu.
"Sudah siap, Sing?" Tanya P'Jane ketika melihat Singto keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi.
"Sudah P'. Apa kita akan berangkat sekarang?"
"Hm. Yang lain sudah menunggu di sana." Kata P'Jane sambil membereskan beberapa barangnya lagi.
Namun tidak lama, ponsel milik P'Jane bergetar dan P'Jane pun langsung mengangkat panggilan telepon tersebut.
"Halo, Petch. Bagaimana keadaanmu? Apa demammu sudah turun? || Au, benarkah? || Hmh... Euh, euh, Baiklah. Aku akan segera kesana. Tunggu ya." P'Jane pun kemudian segera mengakhiri panggilan ponselnya.
"Ada apa P'?" Tanya Singto.
"Petch, sejak 2 hari yang lalu demam tinggi, dan sampai sekarang demamnya belum mereda juga."
"Au, itu serius P'. Lalu bagaimana?"
"Engg... Sing, sepertinya, sekarang aku harus menemui Petch dulu, dan membawanya ke dokter untuk periksa. Karena Petch kasihan. Dia juga sendirian di kondo nya." Ujar P'Jane lagi.
"Iya P'. Tidak masalah. Aku bisa ke tempat shooting sendiri dengan taxi."
"Benar tidak apa-apa?"
Singto mengangguk mantap. "Tentu. P'Jane temani Petch ke dokter saja dulu. Takutnya penyakitnya serius."
"Euh, baiklah kalau begitu. Maaf ya Sing, karena aku tidak bisa menemanimu. Dan terimakasih karena kau sudah mau mengerti."
"Iya P'. Tidak apa-apa. Lagipula kita hanya shooting beberapa adegan mudah. Aku bisa menanganinya."
"Baiklah, kalau begitu, sebentar lagi akan ku telponkan taxi." Kata P'Jane lagi.
"Tidak usah P'. Biar aku sendiri saja yang telpon. P'Jane segera berangkat saja. Nanti Petch menunggu terlalu lama."
"Ya sudah kalau begitu. Aku pergi. Kau hati-hati ya, Sing. Semoga shooting mu lancar.
"Euh, terimakasih P'Jane. Sampaikan salamku pada Petch juga ya. Nanti aku juga akan menjenguknya kesana."
"Okay, Sing."
P'Jane pun kemudian segera berlari keluar pintu apartement. Setelah P'Jane pergi, Singto pun mengambil ponselnya dan berniat untuk memesan taxi untuknya. Namun, belum sempat dia menelepon taxi, tiba-tiba, ponsel Singto berbunyi lebih dulu dan memunculkan nama P'Nat disana. Singto pun segera menjawabnya.
"Khrub, P'Nat..."
"Sing, kau sudah di tempat shooting?"
"Belum P'. Aku baru saja mau berangkat. Kenapa P'?"
"Au, ku pikir kau sudah sampai. Aku tadi bangun kesiangan, jadi aku juga baru mau bersiap-siap untuk berangkat. Kalau kau sudah sampai sana, katakan pada yang lain ya, mungkin aku akan sedikit terlambat. Aku takut kena macet, karena mengingat ini sudah agak siang dan jalanan pasti padat." Jelas Nat.
"Sepertinya aku juga akan terlambat P'."
"Au, benarkah? Memangnya kenapa?"
"P'Jane baru saja pergi untuk menemui Petch. Anak itu sedang demam sejak 2 hari lalu dan demamnya juga belum mereda sampai sekarang. Jadi P'Jane ke kondo Petch untuk melihat kondisinya dan juga akan menemaninya ke dokter. Aku juga baru saja mau pesan taxi online untuk pergi ke tempat shooting."
YOU ARE READING
SWEET DAY WITH KRIST-SINGTO (ONE-SHOTS)
Short StoryHanya berisikan beberapa peristiwa sweet sweet hasil "halu" ku terhadap cute couple yang satu ini. want to know? just read. enjoy it