If I'm With You

3.2K 227 36
                                    

"Hey, sayang..." Sore itu, Krist dan Singto baru saja pulang dari kantor GMMTV, setelah mereka membahas konsep acara untuk konser mereka, Y I LOVE YOU FAN PARTY 2019 yang akan dilaksanakan 2 bulan lagi.

Namun setelah pulang dari sana, entah kenapa Krist menjadi murung dan terlihat gelisah. Singto, yang menyadari hal itu, akhirnya menawarkan diri untuk mengantarnya pulang karena dia juga ingin tau penyebab kekasihnya itu berubah sikap secara tiba-tiba. Karena dia tau, Krist selalu akan lebih nyaman, jika mereka membicarakan hal-hal pribadi berdua saja.

"Ada apa?" Tanya Singto, sambil satu tangannya yang bebas, menggenggam tangan Krist. "Kau terlihat gelisah sejak selesai meeting tadi."

Krist menggeleng pelan, "Tidak P'. Aku tidak apa-apa."

"Hey, kau masih saja berpikir kalau kau bisa berbohong padaku ya? Aku tau kau sedang memikirkan sesuatu, sayang. Katakan padaku. Apa yang mengganggu pikiranmu?"

Krist menatap Singto yang sedang mengemudikan mobilnya itu, dengan ragu-ragu. Tanpa sadar, dia menggenggam tangan Singto lebih erat.

"Aku... Aku hanya... takut." Kata Krist pelan.

"Takut? Takut apa?"

"Soal konsep lagu Full Moon Night Dance kita di konser nanti."

"Oohh.. Maksudmu, soal kita yang akan bernyanyi dengan sling itu?"

Krist mengangguk. "Kau kan tau aku acrophobia, P'Sing. Menengok ke lantai satu saat aku sedang berada di lantai dua saja, aku tak berani. Bagaimana bisa aku bernyanyi dan menari dengan posisiku yang sedang tergantung di udara? Yang ada, aku bisa pingsan nanti."

Singto tertawa pelan mendengar pengakuan kekasihnya. Ya, memang benar bahwa Krist mempunyai acrophobia atau ketakutan terhadap ketinggian yang cukup parah. Bahkan sampai detik ini, dia masih harus memegang tangan seseorang ketika naik lift. Dan ketika dia mendengar tentang konsep lagu yang akan dia nyanyikan bersama Singto nanti, dia menjadi panik, karena dia harus bernyanyi dan menari dengan tubuhnya yang tergantung di atas ketinggian.

"Aku tidak bisa P'. Apa menurutmu, mereka tidak akan apa-apa, jika aku menolak ide ini?"

Singto mengernyit, "Au, masa begitu saja kau menyerah? Kau bahkan belum mencobanya, sayang."

"Aku bahkan tak ingin mencobanya, P'. Aku tidak mau mati muda!"

"Hey, Jaga bicaramu, anak nakal. Siapa yang mengatakan bahwa kau akan mati muda? Kau tak akan jatuh dari benda itu, Krist. Dengarkan aku ya. Jika mereka berani mengajukan konsep seperti ini pada kita, itu berarti mereka juga sudah bisa menjamin keamanan alat yang akan mereka gunakan dan juga menjamin keselamatan kita. Jadi tak ada yang perlu kau khawatirkan. P'Off dan P'Gun kan juga melakukannya. Mereka bahkan harus melakukan aksi akrobatik dengan benda itu. Tetapi mereka setuju dan bahkan antusias untuk melakukannya. Walau sebenarnya, mereka juga takut akan ketinggian."

"Mereka hanya takut, P'. Bukan phobia. Kalau aku, aku benar-benar phobia parah dengan ketinggian. Lagipula, sebenarnya bukan alatnya yang aku khawatirkan, tapi rasa takutku itu. P', Aku tidak yakin bisa melakukannya. Bagaimana jika aku tidak bisa melakukannya dengan baik? Para fans pasti akan kecewa padaku, P'."

"Heuh," Singto menghela nafasnya. "Kenapa sih, kau ini suka sekali berpikir berlebihan? Hm? Jika kau terus-terusan berpikiran seperti itu, kau akan semakin takut. Dan lagi, fans-fans tidak akan kecewa padamu. Secara teknis, mereka sudah tau keadaanmu sejak awal. Mereka tau kau acrophobia. Tetapi ku pikir, dengan melihatmu sudah berani mencoba dan menantang dirimu sendiri saja, aku yakin fans-fansmu juga sudah pasti akan senang dan merasa bangga padamu. Itu sudah cukup. Tetapi sebaliknya, jika kau menyerah, bahkan sebelum kau mencoba, mereka pasti akan kecewa padamu." Singto mencoba memberi penjelasan.

SWEET DAY WITH KRIST-SINGTO (ONE-SHOTS)Where stories live. Discover now