Impian kita

514 26 0
                                    

^^^^^Happy reading^^^^^

....Kevin pov....

Seharusnya ini adalah langit yang sama dengan yang berada didalam diri kita dulu... tapi kenapa sekarang rasanya begitu berbeda?

-----

"Kami terlahir dikota yang berbau gas (*kota pabrik)...Terkurung dibalik jeruji tinggi yang suram (*pagar yang seperti sel tahanan setengah lingkaran yang menutupi seluruh kota)

Dipaksa berkerja keras setiap hari tanpa henti seperti sebuah mesin, jeritan riuh seluruh warga dan suara tembakan pistol dimana mana...

Apakah ini benar benar yang namanya kehidupan?

___

Dulu kau pernah mengatakan sesuatu padaku... Sebuah kata kata yang pada akhirnya menjadi awal dari rencana impian kita, dengan tekad kuat kau mengatakan 'ayo kita melarikan diri'

---

Saat masih kecil, kita selalu berpikir bahwa mungkin diluar sangkar ini kita bisa menemukan kehangatan dan cinta(*kehidupan yang lebih baik)

Lalu kita pun setuju untuk mewujudkan mimpi itu dengan terbang melewati celah yang ada diatas sangkar ini( *lubang kecil yang ada karena sangkar yang telah rusak...)

Bukankah sudah berapa kali kita memimpikan itu... (*ucapku sambil menengok kesamping ku tempat yang sering kau duduki dulu tapi sekarang tempat itu kosong)

Sebuah mimpi yang sekarang hanya menjadi mimpiku...

(*aku pun mengambil kertas yang ada disampingku dan memperhatikanya)...
Ini hanyalah bagian kenangan dari dulu sekali, tapi kau pernah menunjukan ini padaku dengan begitu bangga... Sebuah cetak biru yang terlihat konyol seperti khayalan anak kecil (*sebuah cetak biru yang dilengkapi rincian untuk merangkai sebuah pesawat terbang)

Impianmu itu begitu mempengaruhiku hingga sekarang...(*aku pun berdiri dan berjalan menuju kejendela yang tidak berkaca yang ada didalam gedung yang telah usang ini ) sehingga diatas gedung ini sekarang berdiri sebuah pesawat yang kita impikan dulu (*sebuah pesawat yang telah aku rangkai dengan susah payah demi impian kita.. sekarng berdiri kokoh diatas sana dan siap diterbangkan mungkin?.. )

Denguan bising yang memudar (*suara sirena mobil polisi) diantara teriakan para polisi...

Seluru pemimpin memberikan peringatan.. (*saat aku ingin melarikan diri melewati sebuah celah kecil yang terbuka dilangit langit..) aku pun melihatmu menodongkan pistol kearahku namun aku hanya tersenyum... sekarang aku akan mewujudkan mimpi ini sendiri tanpa dirimu.. (*karna dirimu sekarang sudah menjadi bagian dari para polisi bodoh itu.. lalu aku pun berlari menuju keatas dan kau pun mengikutiku...) "

Kevin pov end...

....Vino pov...

"Dulu sekali kita pernah berjanji bahwa kita akan menatap kota kita yang bagaikan sampah dari atas sangkar ini, tapi itu sudah dulu sekali dan aku pun telah melupakanya.. karena aku telah menyadari kebenaranya bahwa hal itu mustahil untuk dilakukan... Aku yang telah dewasa ini pun berpura pura tidak melihatnya, karena aku sudah tau bahwa impian bodoh itu tidak akan bisa tercapai...

Aku juga mengetahui resiko besar yang akan terjadi jika ada yang memaksakan untuk mewujudkan mimpi ini dan aku tau bahwa hanya kaulah yang berkemungkinan melakukan semua itu, maka dari itu aku pun bergabung dengan para polisi ini agar aku dapat menghentikanmu sebelum hal itu terjadi... Sekarang akan kutarik pelatuk yang sudah berkarat ini dengan segala kekuatan yang kupunya untuk menghentikanmu... tapi kau melempar sebuah pisau kearahku yang membuatku terkecoh..

Setelah itu kau pun berlari keatas melewati tangga... Aku lalu mengejarmu..

Selama pengejaran ini entah mengapa terasa mirip sekali dengan kenangan kita dulu, dimana kita berjalan bersama dengan dipenuhi canda tawa sambil membawa sebuah pesawat mainan dan menerbangkanya diatas gedung ini...

Setelah aku sampai diatas bangunan tua ini... sesuatu yang kutakutkan pun benar benar terjadi..

Angin kecang yang keluar dari kincir pesawat yang berputar membuat ku hanya dapat melihatmu menuju kematian...

Meski sinyal peringatan dan berbagai kondisi tak tentu lainya, maupun error massage yang terus bermunculan kau tetap menambah ketinggian pesawatmu dan tanpa mengedip sedikit pun kau tertawa.."

Vino pov off...

Kevin pov...

"Dihadapan langit yang megah ini akan kulupakan segalanya tanpa mempedulikan mesin yang memanas itu atau apa pun yang akan terjadi padaku, bahkan jika aku diterbangkan ditempat yang tak terlacak (*kematian) bagiku itu bukanlah suatu masalah lagi asal aku dapat memperjuangkan impian ini... 'selamat tinggal'

Duarrrr!!

Kevin pov end...

Vino pov...

"Air mata ini tak kuasa kutahan.. Saat melihat semua itu terjadi... Hei inikah bentuk perjuanganmu itu?

Kakiku rasanya lemas saat melihat ledakan besar itu terjadi dan aku pun akhirnya jatuh bersimpuh... dengan tatapan kosong aku pun memandang ledakan besar itu..

Walau kau tau hal ini akan terjadi... tapi kenapa kau masih melakukanya? hanya demi sebuah impian konyol kita kau mengorbankan nyawamu...

Kau bodoh!!... sangat bodoh!!... kenapa kau melakukan semua itu hanya demi mewujudkan mimpi bodoh yang kumimpikan itu! kau tau?? KAU ITU LEBIH BERHAGA DARIPADA MIMPI ITU...

Seharusnya sekarang aku ada bersamamu... Tak peduli aku mengetahi sebesar apa pun resiko yang akan aku rasakan nanti... Maafkan aku kawan.. Aku terlalu takut hanya karna telah mengetahui resiko itu... Seharusnya aku tetap bersamamu dan mewujudkan impian kita itu bersama sama... Selamat jalan kawan semoga kau bahagia disana..."

'Jika menjadi dewasa berarti berpura pura tidak melihat (*mengerti segalanya) apa yang sudah sering kita perhatikan saat kecil (*hal hal yang belum kita mengerti) maka lebih baik selamanya aku menjadi anak kecil (*yang tidak mengerti apa apa) dan menikmati semua hal hal itu dengan kesenangan '

¥¥¥¥¥¥¥

By zhara

Sad story ♥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang