Pagi-pagi sekali Leo mendatangi tempat kerja Pebrian dengan wajah kusut karena tidak tidur semalaman. Semua mata melihat kearahnya saat dia berlari dan membentak sekertaris Pebrian yang tidak mengijinkannya masuk.
"Maaf mas, tapi pak Pebrian sedang tidak bisa di ganggu" ucapnya menegaskan.
Seolah tak mau mendengar Leo masuk ke ruangan Pebrian tanpa mendengar ucapan gadis di depannya.
"Hei, bro. " sambut Pebrian ramah.
"Gue gak butuh basa-basi lu! " katanya geram.
"Santailah, ada apa? " jawab Pebrian masih tersenyum.
"Ga usah belaga ga tau ya lu. Lu itu udah bikin sahabat gue nangis dan berengsek ya lu! " kata Leo memegang kerah baju Pebrian.
"Berani lu ninggalin dia gue bakal bikin hidup lu ga tenang seumur hidup. " katanya yang semakin marah pada Pebrian.
"Sabar bro, oke gue tau gue salah tapi gue juga gak ada maksud buat nyakitin Siska. Gue sendiri bingung. " jawab Pebrian sambil menenangkan Leo.
Leo masih melihatnya geram.
"Oke gue hargain kebaikan lu, thanks udah perhatian sama hubungan kita. Tapi, please gue ga bisa dan gue ga mau jika di lanjut malah akan membuat Siska sakit hati. Gue lebih percaya kalo siska sama lu. " kata Pebrian menatap pemuda di hadapannya.
"Maksud lu apa? "Tanya Leo yang masih terlihat geram.
"Jangan bohongi perasaan lu sendiri deh, gue tau lu itu sayang sama Siska lebih dari gue, sebaiknya lu jaga dia sendiri, gue percaya Siska akan lebih bahagia kalo sama lu. " jawab Pebrian.
"Kalo saja dia punya perasaan yang sama, tapi gue benci dia harus jatuh Cinta sama lu yang jelas-jelas ga Cinta sama dia. " jawab Leo yang lalu pergi meninggalkannya.
Pebrian tersenyum melihat kepergian Leo dari hadapannya. Sebenarnya dia sudah tau lama jika Leo menyukai calon istrinya, tetapi persahabatan menjadi batas mereka. Dia juga sering melihat Siska jauh lebih bahagia saat bersamaan Leo, Pebrian melihat saat bersama Leo lah Siska bisa tertawa lepas dari biasanya. Awalnya Pebrian mengira ini adalah rasa cemburu tapi sekian lama Pebrian memang tidak bisa merubah rasa itu. Dia bahkan sempat menghindari Siska agar Leo lebih banyak menghabiskan waktu bersamanya dan membahagiakannya.
"Hai, boleh aku masuk? " kata Siska menyadarkan pebrian dari lamunannya.
Pebrian mengangguk dan memperbaiki bajunya yang berantakan. Mereka duduk di kursi yang telah di sediakan.
"Maaf ya, " ucap Siska cemas.
"Maaf untuk apa? " tanya Pebrian padanya. Dilihatnya mata Siska yang sembab itu. "Aku yang minta maaf karena telah menyakitimu. " lanjutnya.
"Maaf untuk Leo. " katanya menunduk.
"Sadarlah Siska, dimana kamu akan mendapatkan pria sebaik dia? " ucap Pebrian lembut.
"Hmm.. Aku mengikutinya kemari dan aku mendengar pembicaraan kalian. Aku,, tidak tau sungguh. " ucap Siska meneteskan air mata.
"Persahabatan kalian itu tidak normal. Sahabat seperti apa yang sedang kalian jalani? Laki-laki dan perempuan yang sangat dekat, kalian bahkan tidak ragu untuk memeluk atau mencium satu sama lain. Itu tidak seperti seorang sahabat Siska itu terlihat seperti sepasang kekasih yang saling mencintai. " ucap Pebrian panjang lebar.
"Aku kesini untuk membatalkan pernikahan kita. " jawab Siska singkat.
"Leo mencintaimu lebih dari dia mencintai dirinya sendiri. Cobalah beri dia kesempatan. "
"Hmm.. "Jawab siska menahan tangis.
*****
Siska pergi ke apartemen Leo, saat ia masuk terlihat Leo sedang duduk sambil meminum minuman yang ada di hadapannya. Dilihatnya apartemen sahabatnya yang sangat berantakan itu. Leo belum menyadari keberadaan Siska yang tepat berdiri di hadapannya karena wajahnya yang menunduk sambil di tutupi kedua tangannya. Siska tau pria itu menangis.
"Leo.. "
Leo mengangkat wajahnya kaget mendengar suara gadis yang sangat di cintainya. Lebih kaget lagi saat dia melihat gadisnya berdiri di depannya. Tidak dia tidak mau jika Siska melihat keadaannya yang seperti itu.
"Hai,, princess. " jawabnya yang lansung berdiri dari tempat duduknya.
Plak! Siska menamparnya keras.
"Maaf Siska, aku.. " kata leo terbata dan tidak melanjutkan perkataannya.
Dia berpikir mengapa gadis itu menamparnya, di tau Siska benci pada pria pemabuk, beberapa botol minuman keras di lihatnya tajam. Siska pasti sangat marah padanya. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Leo dengan wajah tertunduk tak berani menatap princess nya.
"Tega kamu ya. " ucap siska menangis.
"Maaf Siska sungguh, aku tidak akan melakukannya lagi. " jawab Leo sambil bergegas membuang botol-botol di mejanya ke tong sampah.
"Dasar bodoh! " teriak Siska sambil semakin menangis.
Leo semakin salah tingkah, dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia mendekati gadisnya dan menyuruhnya duduk. Siska menepisnya. Itu membuat Leo semakin tidak tau harus berbuat apa.
"Tampar lagi jika itu membuatmu merasa baik. " kata Leo sambil mengarahkan tangan Siska ke pipinya.
Siska lagi-lagi menepisnya, malah Siska menjambak rambut Leo dan mendekatkannya tepat di wajahnya. Tiba-tiba saja Siska mencium bibir Leo beberapa kali membuat leo tertegun dan kaget sekali. Jantungnya berdebar sangat kuat. Siska menatapnya tajam dengan jarak yang hanya beberapa cm saja.
"Mengapa kamu tidak bilang jika gadis jahat itu aku? " tanya siska masih dalam keadaan menangis.
Leo tak kuasa menahan tangis. Jadi Siska bukan marah karena minuman itu.
"Kenapa kamu siksa dirimu sendiri? Kenapa hanya memikirkan aku? Kenapa tidak bilang apapun? Kenapa membuatku merasa sangat egois? Mengapa membuatku tidak tau apapun tentang perasaanmu? Mengapa cuma aku yang harus bahagia? Mengapa leo mengapa? " tanya siska sesak.
Leo menangis di hadapannya. Leo tak berani menatapnya lebih lama lagi.
"Maaf, karena aku tau kamu mencintai orang lain. " katanya pasrah.
"Hey, aku akan menghukummu untuk ini. " jawab Siska memeluk pria yang menangis di hadapannya.
" Princess " kata Leo terbata.
"Jadi, apa yang mau kamu katakan padaku? " kata Siska melepas pelukannya dan menggantungkan kedua tangannya di pundak pria itu.
"I love you my princess, I love you so much. " kata Leo tersenyum tulus.
Setelah mendengar perkataan itu Siska mendorong pria itu ke Sofa dan menciumnya. Posisi Siska yang tepat berada di atas badan Leo membuat suasana semakin panas saja.
*****

KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Impian ( TAMAT )
Romance"Siapa kamu? " teriak Pebrian " ini benar-benar gila. " lanjutnya. " apa maksudmu ? kau pria aneh minggir. !" Teriak kembali Klara tak habis pikir.