Pebrian terus memikirkan Kiara. Hatinya terus bertanya mengapa Kiara menolaknya dengan alasan seperti itu. Alasannya sungguh membingungkan. Mengapa ia harus mencintai saudaranya sedangkan yang dia cintai adalah dirinya. Harusnya dia tau bila rasa ini tak bisa di arahkan sesuai kemauan siapapun. Rasa ini hadir dengan sendirinya.
"Sayang. " ucap Siska menyadarkan pebrian dari lamunan.
"Kamu ko ga bilang udah pulang? Aku kangen tau. " sambungnya sambil memeluk pebrian.
"Emmh.. Maaf aku belum sempat Siska. "
"It's oke. Sebagai permintaan maaf kamu harus nemenin aku liat-liat gaun pengantin ya. "
"Gaun pengantin? " tanya pebrian yang hampir lupa jika ia akan menikah beberapa bulan lagi.
"Iya. Kita juga harus cetak undangan secepatnya nanti ga keburu kamu kan sibuk terus. "
"Ii.. Iya. Emm.. Nanti kita cetak secepatnya. " jawab pebrian.
Mengapa ia sampai lupa acara pernikahannya sendiri. Benarkah ia akan menikahi gadis yang ada di hadapannya. Tapi ada apa dengan perasaan ini. Harusnya ia bahagia.
***
"Tante. "
"Ya Siska sayang ada apa? Kenapa ko kamu keliatan sedih? "
"Tante aku ngerasa ada yang aneh sama Pebrian? "
"Loh kenapa? Kalian berantem lagi ya? ".
"Nggak ko Tante, rasanya sekarang Pebrian sering murung. Dia juga hampir tidak pernah menghubungiku tante. Dia juga sepertinya lupa pernikahan kita. " ucap siska yang hampir menangis.
"Apa pernikahannya di batalin aja ya tante. " sambungnya.
"Sayang kamu jangan ngomong begitu, mungkin Pebrian sedang banyak masalah pekerjaan. " jawab Ibu Pebrian menghibur calon menantunya.
"Ada apa ini ko serius sekali? " tanya Pebrian yang tiba-tiba datang menghampiri mereka dan duduk di sebelah ibunya.
"Sayang sebaiknya kalian bicara ya. Mama ke belakang dulu. " ucap ibu Pebrian sambil pergi meninggalkan Siska dan Pebrian.
"Ada apa Siska? "Tanya pebrian.
"Peb,, emmhhh... " ucap siska ragu.
"Kenapa bilang aja. "
"Apa ada gadis lain? Maksudku apa tidak masalah jika kita menikah? "
"Maa.. Maksud kamu? "
"Aku gapapa kok, lagian aku tau kamu gak pernah ada perasaan apapun sama aku. Aku mengerti. " jawab Siska menangis. Sungguh air matanya tidak sanggup lagi ia bendung.
"Maaf Siska,, maafkan aku. " jawab Pebrian memeluk Siska yang kini menangis di pelukannya.
"Siapa gadis beruntung itu? Berani sekali dia... Aku kenal kamu lebih dulu.. Aku mencintaimu lebih dulu dari dia.. Aku.. Akuu.. " Siska semakin erat memeluknya.
"Maaf siska.. Harusnya aku juga mencintaimu, harusnya aku tidak jahat padamu. "
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Impian ( TAMAT )
Romansa"Siapa kamu? " teriak Pebrian " ini benar-benar gila. " lanjutnya. " apa maksudmu ? kau pria aneh minggir. !" Teriak kembali Klara tak habis pikir.