Jaehyun terkesan diam dan larut dalam pikirannya selama makan malam. Dia juga hanya memainkan makanan di piringnya tanpa ada niat menyuapkan ke mulut.
Semua anggota keluarga Jung mulai bertanya-tanya apa yang menganggunya, tapi dia menjawab semuanya dengan hal yang sama; aku baik-baik saja.
Seperti biasa pula, setelah makan semua akan berpindah ke ruang keluarga demi membicarakan hal yang sama –rencana pernikahan.
Jaehyun sama sekali tidak berniat berkontribusi. Jangankan melakukannya, mendengarkannya saja tidak. Pertanyaan Taeyong terus berdenging di kepalanya. Sungguh mengganggu.
Sebelumnya ia berpikir mengakui perasaannya pada Taeyong -dan juga mendengar pengakuan laki-laki kecil itu- akan membuatnya tenang, tapi sebaliknya, semuanya justru semakin sulit dan membingungkan.
Makanya saat semua orang membubarkan diri dan sudah bersiap untuk tidur, Jaehyun justru mendatangi sang nenek di kamar pribadinya untuk bicara. Neneknya adalah satu-satunya orang yang bisa dia percaya akan bisa membantunya keluar dari situasi ini -selain Johnny. Sayang sekali temannya itu harus menunda waktu kembalinya ke Korea karena satu dan lain hal di Chicago sana.
"Aku benar-benar bingung, halmeoni," kata Jaehyun.
"Aku tahu kau akan datang ke sini, Yoonoh-ya."
Neneknya tertawa.
"Sekarang apa yang mengganggu cucu kesayangan halmi ini?"
Jaehyun tersenyum kecil sebelum kembali bermuram.
Tangan kurus dan berkerut sang nenek mengusap pipinya sayang.
"Katakan apa yang mengganggumu."
"Ini tentang pernikahanku. Aku memang menyukai Yoojin tapi-"
Jaehyun berhenti dan kemudian menghembus napas dalam.
"...kini aku tak yakin lagi, halmeoni."
"Sesuatu terjadi baru-baru ini?"
Jaehyun mendesah, mengangguk.
"Aku sangat bingung. Ini terjadi begitu saja. Aku telah jatuh cinta pada orang lain dan-"
"Apa yang membingungkan tentang itu?" Potong Jihyun dengan binar di matanya. Mendengar cucunya jatuh cinta adalah berita yang membahagiakan.
"Pernikahanku dengan Yoojin akan berlangsung minggu depan," gumam Jaehyun. "Tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku, halmeoni. Orang yang aku cintai ini, dia membuatku... gila. Aku tidak pernah berpikir akan bisa mencintai seseorang yang baru aku temui baru-baru ini begini dalam."
"Sejujurnya, aku tidak pernah menyukai Yoojin dan kau tahu itu, Yoonoh-ya. Ini semua adalah pilihanmu. Jika kau menikah dengan Yoojin, aku akan ikut berbahagia untuk cucu kesayanganku. Tapi sekarang semuanya sudah berbeda. Sebelum aku bisa mengatakan apapun, Yoonoh-ya, boleh halmeoni-mu ini tahu siapa dia?"
"Sebenarnya, halmeoni sudah pernah bertemu dengannya." Jaehyun tertawa. "Dia sangat polos, baik, manis, lucu dan menggemaskan."
"Benarkah?"
"Ya, halmeoni." Jaehyun mendesah. "Kau pernah bertemu dengannya satu kali dan langsung menyukainya."
Jaehyun tahu neneknya bingung saat ini.
"Siapa?"
"Namanya Lee Taeyong." Jaehyun mendesah. "Dia adalah anak laki-laki yang kita temui di rumah keluarga Lee waktu itu."
"Oh!" serunya tampak kaget. "Anak laki-laki manis, lucu, yang pandai memasak itu?"
"Ya," Jaehyun tersenyum. "Aku tahu dia hanya seorang..."

KAMU SEDANG MEMBACA
In The Name of Love [on hold]
FanfictionKau membawa kembali kehidupan, kebahagiaan, dan harapan dalam sebuah janji. In the name of love. ⚪Jaeyong - NCT ⚪Yaoi / BxB ⚪Original Character