Jaehyun memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah besar keluarga Lee. Dia benar-benar gugup sekaligus tidak sabar -sudah siap dengan sebotol sampanye, buket bunga mawar merah dan kotak hadiah kecil berisi sebuah gelang perak yang sengaja dia beli dan pilih sendiri dari toko perhiasan sebelum ke sini.
"Aku harap Yoojin akan menyukai ini."
Jaehyun keluar dari mobil dan bersiap membawa semua barang itu. Dia sedang membuka pintu belakang mobilnya ketika si penjaga datang mendekat.
"Selamat pagi, tuan," sambutnya.
"Oh, kau lagi. Kebetulan sekali." Jaehyun tersenyum dan memindah tangankan barang bawaannya dari dalam belakang mobil. "Tolong bawakan masuk. Sepertinya hari ini aku akan sangat butuh bantuanmu."
"Itu... tuan." Ucap si penjaga terbata-bata. "Tidak ada siapapun di rumah dan Taeyong..."
"Ya," Jaehyun bergumam, sembari sedikit membanting pintu mobil. "Aku tahu. Yoojin sudah menceritakan semuanya padaku. Taeyong melarikan diri, kan? Pergi dengan sugar daddynya?" Tanyanya dengan nada datar.
Disini Jaehyun sedang berusaha keras merelakan laki-laki kecil itu sekaligus mencoba mengobati rasa bersalahnya pada sang tunangan dengan melakukan semua ini, tapi kenapa... harus membahas Taeyong lagi?
Penjaga itu terlihat bingung.
"Aku tidak mengerti maksud Anda, tuan..."
Dahi Jaehyun mengerut.
"Kau tidak tahu Taeyong pergi dari rumah ini dua hari yang lalu?"
Jaehyun tidak bisa mengerti. Dia sama bingungnya. Bukankah sebagai penjaga orang di depannya ini seharusnya tahu segala sesuatu yang terjadi di dalam rumah? Apalagi kejadian semenghebohkan seperti apa yang Yoojin ceritakan padanya.
"Aku benar-benar minta maaf." Penjaga itu bergumam. "Sebenarnya sekitar tiga hari yang lalu, di malam hari, saat aku sedang bekeliling, itulah saat terakhir kali aku melihat Taeyong. Ah... disebut melihat juga tidak tepat. Lebih seperti mendengarnya sedang menangis. Aku dan rekanku memang bertukar shift saat bertugas. Tapi aku bisa pastikan Taeyong tidak pernah meninggalkan rumah ini."
"Tapi itu tidak mungkin!" Jaehyun berteriak.
Si penjaga terlihat terkejut dan seketika menunduk.
"Itulah yang aku tahu, tuan."
Jaehyun benar-benar bingung. Dia tidak bisa memproses apa yang penjaga itu katakan kepadanya. Yoojin memberitahunya jika Taeyong telah melarikan diri dengan seorang pria dan sekarang si penjaga itu justru mengatakan hal sebaliknya kepadanya -bahwa Taeyong bahkan tidak pernah meninggalkan rumah.
Sesuatu yang salah pasti sedang terjadi di sini dan seperti biasa Jaehyun harus memastikannya. Firasat buruknya entah bagaimana kembali begitu saja.
"Kenapa kau tidak memberitahuku tentang ini kemarin?!"
"Karena aku merasa belum yakin, tuan..." Si penjaga itu cukup ketakutan dengan kemarahan pria di depannya. "Aku tahu seharusnya tidak mengatakan ini tapi Taeyong benar-benar tak meninggalkan rumah. Karena jika iya, aku atau rekanku pasti tahu. Aku justru punya firasat bahwa Taeyong masih di dalam rumah itu -kemungkinan sedang dihukum karena telah melakukan kesalahan yang berat."
Entah bagaimana, Jaehyun berharap apa yang semua penjaga itu katakan padanya memang benar.
Dia benar-benar mengharapkan itu. Karena meskipun ia senang jika Taeyong melarikan diri demi kebahagiaannya, dia justru akan lebih senang jika Taeyong kembali -bahkan dalam kasus ini tak pernah pergi sejak awal. Apa itu harapan yang terlampau egois?
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Name of Love [on hold]
Fiksi PenggemarKau membawa kembali kehidupan, kebahagiaan, dan harapan dalam sebuah janji. In the name of love. ⚪Jaeyong - NCT ⚪Yaoi / BxB ⚪Original Character