11%

8K 1.2K 211
                                    

Jaehyun berhenti di depan sebuah rumah sakit besar. Dokter dan beberapa perawat sudah menunggu. Begitu mereka melihatnya, para petugas bergegas mendekat dan membantu memindahkan Taeyong dari jok belakang mobil ke ranjang dorong.

"Apa yang terjadi padanya?"

Jaehyun memandang pada Taeyong dengan nanar. Darah di wajah dan pakaiannya sudah mengering sekarang.

"Dipukuli dan kemudian dikurung di sebuah ruangan selama beberapa hari."

"Cepat bawa ke dalam," intruksi sang dokter. "Kita harus segera memeriksanya."

Yunho dan para perawat bergegas masuk sementara Jaehyun tertinggal karena harus memarkirkan mobilnya lebih dulu –baru setelah itu menyusul dengan berlari panik.

Dia tidak boleh kehilangan Taeyongie-nya apapun yang terjadi!

Sayangnya para perawat memasukan Taeyong ke sebuah ruangan yang tidak boleh dia masuki dan menyuruh Jaehyun menunggu di luar.

Jaehyun masih terpaku pada Taeyong yang terbaring tak sadarkan diri di tempat tidur. Meski dia sangat ingin berada di sisi laki-laki kecil itu, yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah memandang dari kejauhan melalui balik pintu kaca.

"Apa dia akan baik-baik?"

"Aku belum bisa menyimpulkan apapun," kata sang dokter, menyentuh bahu Jaehyun untuk menenangkannya. "Yang bisa aku katakan adalah bahwa aku akan melakukan yang terbaik untuk memastikannya bertahan."

"Aku mohon selamatkan dia." Jaehyun merasa tidak berdaya. "Aku bersedia membayar berapapun-"

"Ini bukan tentang uang." Sang dokter mengambil napas. "Tapi aku akan melakukan yang terbaik untuk memastikannya tetap hidup. Teruslah berdoa."

Kemudian pria berjas putih itupun langsung masuk ke dalam ruangan.

Jaehyun tidak tahu apa yang harus dia pikirkan atau dia lakukan saat itu. Dia sangat bingung dan panik. Sebagian besar orang yang lewat –yang mengenalinya berbisik-bisik dan mencoba mencari perhatian Jaehyun tapi dia tidak dalam mood yang cukup baik untuk repot-repot memikirkan hal itu.

Dia merasa jiwanya sedang tidak ada di dalam tubuhnya, tapi di dalam sana bersama Taeyong.

Jaehyun melihat perawat keluar masuk ruangan, mengambil beberapa barang, suntikan dan banyak hal lain. Dia sudah coba berbicara dengan salah satu dari mereka tapi semuanya mengabaikan Jaehyun –atau sekedar menyuruhnya menunggu.

Berdiri di luar seperti ini tanpa tahu apa yang sedang terjadi di dalam sana bisa membunuhnya!

"Kenapa lama sekali?!"

Itu hampir setengah jam dan Jaehyun mulai khawatir. Dia mengacak rambutnya frustasi. Jantungnya berdetak lebih cepat tiap detiknya –sama sekali tidak bisa tenang. Pikirannya dipenuhi dengan banyak hal-hal buruk, terutama setelah mengingat kondisi Taeyong saat Jaehyun menemukannya.

Tubuhnya dingin, terlalu dingin-

"Tidak tidak, dia pasti akan baik-baik saja..."

Kaki Jaehyun terus melangkah tanpa bisa diam -bergerak dari satu sisi ke sisi lain. Dia tidak sabar menunggu kabar baik dari sang dokter. Jung Yunho. Yang dia tahu dikenal sebagai salah satu dokter terbaik yang bisa dia percaya. Tapi tetap saja! Jaehyun tidak pernah sebegini takut dalam hidupnya!

Tak berapa lama ponselnya mulai berbunyi. Panggilan tanpa henti dari Yoojin, dan kemudian ibunya.

Jaehyun tahu jelas alasan mereka menelpon tapi dia tidak ingin berbicara dengan siapapun sekarang. Apapun yang ingin mereka bicarakan, itu bisa menunggu! Ada hal yang lebih ingin dia khawatirkan!

In The Name of Love [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang