Ujian untuk Mas Godt

889 166 98
                                    

Malam itu Godt tak bisa tidur dengan nyenyak. Setiap matanya terpejam bayangan wajah dek Sibas yang imut-imut dan lugu melintas di benaknya. Godt tersenyum sendiri setiap membayangkan wajah Dek Sibas. Setiap malam Godt merasa tak sabar menunggu hari segera berganti sore agar bisa bertemu dek sibas nya saat bimbel.

Godt tak menyangka jika bisa jatuh cinta secepat ini pada Dek Sibas. Awalnya Godt menepis jika yang dirasakannya itu lantaran cinta tapi semakin hari Dek Sibas semakin membuat jantung Godt berdebar tak karuan hanya karena keduanya bertemu dan berpandangan.

Godt tak sabar lagi menunggu sore tiba akhirnya dia memutuskan menunggu dek Sibasnya sambil duduk-duduk di portal ujung jalan komplek RT 5. Godt melirik jam tangan di pergelangan tangan kirinya, Dek Sibas belum terlihat sampai saat ini padahal sudah jam 3.

Godt cemas, tapi mau cari dek Sibas kemana juga Godt tak tahu. Dia mengacak rambutnya frustasi lalu duduk berjongkok di dekat portal. Godt sendiri bingung dengan dirinya kenapa harus segelisah itu.

BUG

Sebuah suara menginterupsi Godt membuatnya terlonjak dan melihat pada sumber suara. Itu tadi adalah suara dari pintu mobil yang baru saja ditutup dan terlihat Dek Sibas baru saja turun dari mobil pedagang tahu bulat dan masih mengenakan seragam sekolah. Dikedua tangan dek Sibas menenteng kantong plastik yang sudah bisa dipastikan berisikan makanan.

"Sibas kerja part time jualan tahu bulat?" Tanya Godt cemas. "Astaga, kenapa hidup Sibas sesulit ini?"

"Part time itu apa mas?" Tanya Dek Sibas pongah.

"Part time, kerja paruh waktu Dek."

"Oh, Sibas enggak kerja Mas. Itu tadi abang-abang yang jual tahu bulat di sekolah anterin Sibas pulang soalnya sepeda Sibas baru rusak."

"Ya udah mulai besok dek Sibas kalo sekolah mas yang anter sama jemput. Nggak usah numpang-numpang orang asing. Nanti kalo Sibas diculik gimana?"

Bas tersenyum tersipu, meskipun ada nada marah dari suara Godt tapi bukannya takut Sibas malah jadi kegirangan. Papi Sibas sering bilang; Papi suka kalo Mami marah-marah karena marah itu tandanya sayang.

"Sibas, kenapa telinga kamu jadi merah?" Tanya Godt cemas lalu menyentuh dahi Sibas guna mengecek suhu badan sibas.

Bas reflek memegang sepasang telinganya. "Ya udah Sibas pulang ya Mas,"

"Hati-hati ya sibas," jawab Godt berat. Godt tentu saja berat hati membiarkan Sibas pulang padahal dia masih kangen dan pengen ngobrol lebih lama tapi mau nganterin Sibas pulang sampai rumah juga gak berani takut ketemu lagi sama Pak R'Tae yang suka cubit-cubit gemes itu.

Bas yang baru melangkah sekitar 3 langkah tiba-tiba berhenti dan menoleh pada Godt. "Mas Godt nggak kejar Sibas? Mas Godt nggak mau anter Sibas?" Tanya bas dengan gestur seperti pemain telenovela yang tercampakan.

"Ha? Anter?? Oh ya jelas Mas anterin Sibas. Ayo mas anterin," ujar Godt sambil berjalan menyusul Sibas.

Keduanya mulai berjalan menyusuri jalan menuju rumah Pak RT yang tak jauh lagi. Sebelumnya Bas dan Godt melintasi rumah Om Singto dan Om Off yang bersebrangan dan terlihat istri para Om itu yang sedang sibuk dengan aktifitas masing-masing.

"Sibas hayo sekarang berduaan terus ya sama Kakak KKN," goda Tante Gun yang sedang jemurin sarungnya Om Off di depan rumah.

"Jeung, kayanya ada yang udah gede nih udah pacar-pacaran," sahut Tante Krist yang sibuk nepokin kasur yang dijemur.

Sibas hanya tersenyum tersipu malu dan tetap berjalan bersama Godt yang nampak gugup mendengar sapaan-sapaan para Tante Uke tadi.

"Sibas!! Yak ampun, ni anaknya pak R'Tae kok jam segini baru pulang? Tau gak Mami tadi jemput Sibas di sekolah tapi Pak kepala sekolah bilang Sibas ikut mobil tahu bulat!" Omel Tee begitu melihat sang putra tiba di rumah. "Eh sebentar, ini...?"

"Mas Godt Mami," Bass menjelaskan.

Tee menarik Sibas dengan posesif lalu menyembunyikan Sibas dibelakang tubuhnya.

"Mas Godt yang gantengnya 1level di atas Pak RT gini lho ya, kalo mau deketin anak perawan Madam R'Tee itu ada rulenya," ujar Tee sambil bersilang tangan dan menatap tajam pada Godt.

Godt hanya nyengir mendapati tatapan mengintimidasi Bu RT.

"Panggil saya, Madam R'Tee..." Ucap Tee sambil tersenyum lebar-lebar seolah dia tahu bahwa Godt baru saja menyebutnya Bu RT dalam hati. "Mas Godt tahu lagunya kekasih dunia akhirat?" Tanya Tee lagi.

Godt menggeleng polos.

"Yang gini..."

'Kalau ada cari satu untukku, terereng
Kalau bisa kabarkan kepadaku
Untuk pacarku dunia akhirat
Tidak perlu kaya asal dia setia
Cinta dari muda sampai tua sama-sama'

Mata Godt mengerjap bagai gerak slowmotion melihat kelakuan ajaib ibu dari laki-laki yang disukainya.

"Hadoohhh, itu lagu legend lho ya Legend! Pokoknya kalo mau jadi mantu madam harus apal lagu itu dulu. Itu lagu kenangan Madam sama Pak RT. Ya udah, Sibas Madam bawa masuk dulu. Mas Godt matanya awas, itu mau copot matanya liatin anak perawan Madam hayoo..." Ujar Tee sambil menunjuk pada sepasang mata oval Godt. Godt cepat-cepat menutup matanya sebelum benar-benar meloncat dari tempatnya.

Tee pun menggandeng sibas memasuki rumahnya namun Sibas masih berat hati. Berulang kali Sibas menoleh pada Mas Godt yang pasrah akan keadaan.

"Mas Godt, tunggu Sibas. Nanti sore waktu bimbel Sibas ajarin nyanyi lagu pacar dunia akhirat. Kita pasti bisa Mas..."

***

Ya dek Sibas, Bulek doain Mas Godt bisa apal lagunya biar bisa menangin hati Pak RT sama Madam
Badeway teruntuk para warga berhubung WP baru error maapkeun kalo ada coment yg miss belom terbalas🙇🙏
Salam dari Bulek gaibnya dek Sibas😘
Jangan lupa bahagia 😘😘

RT 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang