Pendatang RT 5

761 139 153
                                    

TROTOKTOK TOK TOK TOK!!

Suara kentongan di pos ronda RT 5 bertalu memecah kesunyian dan keheningan malam diamana tadinya hanya suara jangkrik dan hewan malam yang mendominasi.

Kentongan yang dipukul oleh Dek Off itu sebagai pertanda jika pukul 00.00 sudah tiba. Para seme idaman yang telah menunaikan kewajiban berkeliling desa untuk mengambil uang jimpitan tak langsung pulang dan memilih bermain gaple hingga pagi menjelang.

Dek Singto mulai mengocok kartu gaple bagai dewa judi, gerak tangannya begitu lihai. Pak R'Tae menunggu aksi dek Singto sampai ngantuk dan beberapa kali menguap. Lain halnya dengan Dek Ohm yang sibuk dengan bara api yang dibuatnya untuk menghangatkan diri. Sedangkan dek Off yang sudah selesai bertugas dengan kentongannya ikut berbaur dan menunggu dek Singto yang masih mengocok kartu gaple.

Tapi ada gelagat salah seorang yang mencuri perhatian pak R'Tae. Dek Kimmon terlihat cemas. Dia beberapa kali melongok untuk melihat ke arah rumahnya. Pak R'Tae berfikir mungkin dek Kim mulas mau berak tapi malu mau jujur. Hey, bro life is simple! Rasanya pak R'Tae ingin berteriak demikian di depan wajah Dek Kimmon supaya dia ngaku jika sedang mulas.

"Dek Kimm," panggil Pak R'Tae dengan pembawaan yang dibuat-buat sok berwibawa. Pak R'Tae menyimpangkan tangan kanannya di bahu Dek Kim. "Kalo kamu mules, mau pamit pulang itu nggak pa-pa lho ya," ujar Pak R'Tae.

"Duh pak R'Tae. Saya nggak mules. Saya itu baru kepikiran Dek Cop," ujar Dek Kimmon dengan raut memelasnya seperti tak mendapatkan jatah untuk waktu lama.

"Apa Mas Kim? Coba cerita?" Tanya Dek Singto perhatian lalu menghentikan mengocok kartu gaple.

Rupanya kegiatan main gaple telah terlupakan dan yang para seme idaman lakukan saat ini adalah...

#Dek Singto golden ways#

"Jadi, apa keluh kesah Mas Kim yang super?" Tanya Dek Singto.

"Hidup ini begitu sulit Mas. Saya sama dek Cop pengen punya momongan setelah punya momongan kita uring-uringan," jelas Dek Kimmon bermuram durja.

"Kenapa?" Tanya dek Off nimbrung.

"Dek Cop minta saya resign dari kantor dan urus dek Queen di rumah soalnya salonnya dek Cop baru rame," jelas Dek Kimmon. "Sementara saya ini kan tulang punggung keluarga Mas. Saya nggak bisa kalo saya resign dan Dek Cop yang kerja."

"Oh seperti itu? Sahabat seme idaman yang super, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Seperti Mas Kimmon, mas jangan bersedih. Banyak jalan menuju Roma. Mas Kim bisa bayar pengasuh untuk dedek Queen, bisa titipkan dedek Queen di Paud atau bisa juga titipin dek Queen ke Mama uke yang pada nggak sibuk."

"Super sekali!!" Seru dek Ohm dan Dek Off kompak sambil bertepuk tangan seperti anak paud.

"Makasih ya Mas sarannya, makasih," ucap Dek Kim senang.

.

.

Setelah beberapa hari berkutat dengan biro jasa penyedia pengasuh bayi akhirnya Om Kimmon menjatuhkan pilihannya pada gadis belia yang datangnya dari kota seberang, berpengalaman merawat bayi panda dan bayi beruang --ekstrim sekali-- Om Kim sengaja memilihnya karena bisa dipastikan dia sangat berkompeten. Menaklukkan bayi panda saja bisa apalagi menaklukkan bayi Om Kim.

Pagi ini kepala biro mengabarkan jika si gadis itu akan tiba di rumah Om Kimmon. Ciri-cirinya sudah disebutkan oleh Kepala biro dengan sangat terperinci agar om kim tak salah orang.

"Mas yakin kan pengasuhnya datang hari ini?" Tanya Tante Cop cemas setelah melihat dek Queen ditimang-timang oleh Sibas.

"Iya Dek. Kita tunggu aja semoga sebentar lagi," jawab Om Kimmon.

RT 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang