Pak R'Tae menatap gusar pada jalanan lengang di sekitar pos ronda. Tak ada siapapun yang melintas malam itu. Abang jagung rebus pun juga tak terdengar menjajakan dagangannya keliling Rt 5. Sepi sekali seperti kampung tak berpenghuni.
Pak R'tae memijat pangkal hidungnya yang nyut-nyutan efek pusing. Lihat saja, koyo Pak R'Tae masih menempel dipelipisnya. Sungguh prahara yang menimpa warganya membuat Pak R'Tae pusing tujuh keliling.
Pak R'Tae menghela nafas kasar, dia meronda seorang diri, temannya yang lain mendadak menghilang bagai dktelan bumi sejak para istri bergulat di salon Dek Cop beberapa waktu lalu. Menurut Pak R'tae ini sangat lucu. Ini tak adil. Para istri yang saling bermusuhan tapi imbasnya para suami dilarang berteman.
TOK TOK TOK
Pak R'tae memukuli kentongan dengan frustasi. Mau tak mau Pak R'tae harus menerima kenyataan jika dia hanya seorang diri melawati malam ini berteman sepi. Suara jangkrik dan burung hantu yang hinggap di pohon rambutan milik Sibas menjadi kombinasi yang sangat apik membuat Pak R'Tae merinding disko.
Pak R'Tae kesal sendiri karena waktu berjalan begitu lambat. Ingin segera kembali masuk rumah dan tidur memeluk sang istri tapi itu berarti dia tak menjalankan tugas negara dengan baik. Ya sudah, Pak R'Tae berpasrah.
"Papi Rt!!" panggil Sibas riang sambil berjalan berjingkrak menuju Pos Ronda.
Alhamdulillah. Pak R'Tae lega. Akhirnya anak perawannya itu dibuka kan pintu hatinya dan bersedia menemani Pak R'Tae meronda.
"Sukurlah, Sibas mau nemenin Papi ronda," ujar Pak R'Tae senang.
Dahi Sibas mengernyit. "Enggaklah! Ini Papi, sibas minta tolong bukain kaleng susunya hehe," ujar Sibas sambil menyodorkan kaleng susu putih bergambar bendera warna-warni.
Pak R'Tae memomyongkan bibirnya ngomel menyesal berprasangka baik pada anaknya. Namun begitu Pak R'Tae tetap menjalankan permintaan anak tersayangnya itu.
"Kenapa nggak minta tolong Mamimu aja sih sibas? Nggak lihat Papi baru sibuk!!" omel Pak R'Tae tak jelas.
"Mami ni Papi nggak mau bukain susunya Mami!! Katanya Papi nyuruh Mami aja!!!" teriak sibas mengadu.
"Biarin aja Papi mu tidur pos ronda!!" jerit Madam dari dalam istananya.
"Ckk sibas tu mbok nggak ngaduan udah tahu Mami darah tinggi!" ujar Pak R'Tae sambil menyerahkan kaleng susu itu pada Sibas.
Sibas hanya memeletkan lidahnya dan kembali memasuki rumahnya.
Dan kini Pak R'Tae sendiri lagi. Menikmagi kesendiriannya sambil berjalan mondar-mandir di depan pos ronda tak menentu.
Sepertinya Pak R'Tae sudah lelah menghitung sudah berapa kali dia bersliweran, kini Pak R'Tae kembali duduk.
Ckk, baru jam 11.
TOK TOK TOK!!
Pak R'Tae memukul kentongan lagi berharap ada temannya yang berhasil kabur dari sang istri sehingga bisa menemaninya ngeronda.
"Hihihihi..."
Suara cekikikan siapa itu?
Bulu kuduk Pak R'Tae mulai berdiri.
"Hihihi ah mas masa gitu?"
Astaga!!! Kayanya tante kunti penghuni pohon rambutan sedang diapelin Om Uwo suaranya sok manja, sok manis, ih najis.
"Ih mas jangan gitu ih,"
Pak R'tae menelan paksa salivanya. Tubuhnya sudah kaku tak bisa berlari pergi. Kenapa harus saat dia meronda sendiri begini sih dengerin Tante Kunti mengalami puberti kedua?
KAMU SEDANG MEMBACA
RT 5
FanfictionTentang Pak RT Tae dan para warga RT 5 yang sama-sama berkelakuan absurd Warning!!! BxB content M-preg