Part 20: Stay With Me

6.5K 309 42
                                    

Adakah yang masih bangun dan ingin baca ceritaku di tengah malam gini. Siapa tahu ada ya boleh dong tinggalin vote sama commentnya hehehe... Sama sekalian di share juga cerita ini juga boleh. Makasih buat readers yang selama ini setia vote dan comment, aku padamu pokonya. Selamat membaca!!

***

“Bos, aku pulang dulu. Semua tugas hari ini sudah ku selesaikan.” Ujarku pada Ellios yang masih berkutat dengan beberapa berkas di mejanya.

“Baiklah. Hati – hati di jalan, Glad. Selamat berakhir pekan.” Ellios menjawabku sambil tersenyum sehingga menampilkan kedua lesung pipinya. Melihat senyum Ellios aku juga ikutan tersenyum.

Aku kemudian menutup pintu ruangannya dan menuju lift khusus agar aku cepat sampai di lobby. Sambil menunggu lift turun aku memesan taxi online yang biasa ku pakai melalui sebuah aplikasi. Tidak butuh waktu lama aku sudah mendapatkan driver dan untungnya lokasi driver tersebut tidak jauh dari kantor saat ini.

Ketika lift terbuka aku langsung keluar dan bertemu dengan beberapa pegawai lainnya di lobby. Aku tersenyum dan sesekali menganggukan kepalaku sedikit saat melihat beberapa orang yang ku kenal. Ku edarkan pandanganku ke sekeliling parkiran kantor untuk mencari mobil driver yang sudah ku pesan.

“Mau pulang, Nona?” tanya seorang pria.

Aku terkejut mendengar suara pria tersebut, sangat familiar dan aku tahu siapa pemilik suara tersebut.

“Bukan urusanmu, Tuan.” Jawabku ketus.

Aku terus mengedarkan pandangannku mencari – cari mobil yang sudah ku pesan. Hingga akhirnya aku menemukan mobil tersebut dan ku lihat plat nomor mobil tersebut sama dengan yang ada di aplikasi ini.

Aku hendak melangkahkan kakiku menuju ke mobil tersebut tapi mendadak lenganku di cekal dan sedikit ditarik, hingga hidungku sukses menubruk dada bidang dari pemilik suara tersebut. “Hei kau mau kemana, baby?” tanyanya.

“Ugh hidungku sakit tahu! Ini dada atau beton kenapa keras sekali!” keluhku sambil mengusap hidungku yang terasa sakit. Dengan mendadak lagi pria ini mengecup pelan hidungku yang sakit, membuat pipiku menjadi memanas.

“Kamu terlihat semakin cantik jika tersipu malu seperti itu.” Pujinya lagi. Aku yang salah tingkah hanya bisa memukul lengannya yang keras dengan tas yang ku bawa. Tangan pria ini melingkari pinganggku dan menarikku semakin dekat padanya. Membuat posisi kami menjadi sangat intim.

“Lepaskan tanganmu, Altair! Kita jadi pusat perhatian dengan posisi seperti ini!” tegurku.

Ya, pria yang saat ini berada di hadapanku dan muncul tiba – tiba seperti ini adalah Altair. Si mantan terindah.

“Posisi seperti apa memangnya? Seperti ini?” Bukannya menjawabku tapi ia malah balik bertanya dengan ambigu. Manalagi ia semakin membawaku ke pelukannya dan wajah kami sudah sangat dekat. Hidungnya yang mancung bersentuhan langsung dengan hidungku, bahkan harum mint  dari bibirnya bisa ku rasakan.

“Ini masih wilayah kantorku bodoh! Jangan berbuat mesum di sini!” tegur Elios yang entah datang sejak kapan.

“Hai adik kecil.” Sapa Altair pada Elios.

Karena malu dengan Elios, aku hanya bisa menyembunyikan wajahku di dada bidang milik Altair. Aku dapat mencium harum tubuhnya yang maskulin dan menggoda, juga sedikit menenangkanku. Ku hirup perlahan aroma tubuhnya memasuki rongga paru – paruku tanpa menghiraukan teguran Elios tadi.

“Lepaskan sekretarisku, Kak. Dia ingin pulang sekarang dan jangan menahannya dengan kelakuan mesummu itu.” Pinta Elios pada Altair. Aku menganggukan kepalaku pelan tetapi posisiku masih menyusup pada dada Altair.

MINE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang