5. Gosip

7.5K 350 1
                                    

"Kamu kenapa Dek mukanya kayak lesu gitu?" tanya Ibu melihat putranya yang seperti terlihat kelelahan.

"Tidurku keganggu terus karena denger suara berisik di kamar Mbak." jawabnya.

"Suara berisik?"

"Iya. Suara Mbak dan Mas berisik banget." jelasnya dengan wajah polos sambil menyuap nasi gorengnya.

Blusshhh ....

Wajah Alika dan Nathan memerah seketika. Mereka berdua hanya diam tak bersuara. Suasana sarapan pagi menjadi canggung. Alika meringis karena kalau malam Nathan selalu meminta jatahnya tak peduli lelah pulang bekerja. Pasti desahan dan erangan mereka terdengar sampai kamar Arka yang bersebelahan dengan kamarnya. Ia lupa akan hal itu. Mereka masih tinggal di rumah orang tua di mana kemungkinan mereka pasti mendengar aktivitas seksual keduanya. Bapak berdehem mencoba mencairkan suasana.

"Udah, habiskan makananmu! Nanti keburu siang." Arka mengangguk dan tidak ada pembahasan itu lagi. Setelah sarapan selesai, Alika mengantarkan suaminya sampai depan pintu. Alika meraih punggung tangan Nathan dan menciumnya. Nathan mencium kening Alika.

"Aku berangkat dulu, ya?!" Alika mengangguk.

"Hati-hati ya, Mas!" Nathan mengangguk dan berlalu meninggalkan Alika.

"Dasar pengantin baru! Bawaannya nempel terus kayak lem." Alika melototi adiknya yang sedang mengambil motornya. Tanpa menjawab, ia meninggalkan pintu dan masuk ke dalam. Alika langsung mengambil baju kotor dirinya dan Nathan yang ada di keranjang cucian untuk dibawa ke mesin cuci. Setelah beres mencuci dan mengeringkannya, ia langsung membawanya ke tempat jemuran di belakang rumah dan menggantungnya dengan gantungan baju di sana.

"Assalamu'alaikum!" terdengar suara sapaan dari depan. Alika bergegas menghampiri ke ruang tamu untuk membukakan pintu.

"Walaikumsalam." jawab Alika setelah membukakan pintu. Dilihatnya dua teman dekat di kantornya dalam setelan kerja sedang berdiri sambil tersenyum lebar ke arahnya.

"Freya, Tiara? Kalian gak ngantor?" tanya Alika heran melihat keduanya bertamu disaat jam kerja sedang berlangsung.

"Lagi males aja, jadi ke sini, deh. Biasalah, sekali-kali bolos gak apa-apa, 'kan?" ucap Freya yang diangguki oleh Tiara. Alika mendengus. Kayak perusahaan milik pribadi aja.

"Aku kangen kalian. Ayo masuk dulu!" mereka berdua pun masuk mengikuti Alika.

"Silakan duduk! Aku ambilin air sama cemilan dulu, ya?!" Alika ke belakang sebentar untuk mengambil minum dan cemilan. Tak lama, ia kembali dengan nampan yang berisi dua cangkir air minum dan setoples kue dan keripik singkong.

"Maaf, cuma ini yang ada." ucap Alika minta maaf. Mereka mengangguk.

"Gak apa-apa. Kamu kenapa gak jujur sama kita, Al?" tanya Tiara to the point. Alika mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Maksudnya? Gak jujur apa?" Tiara mendengus.

"Kamu udah nikah sama Pak Nathan seminggu yang lalu, 'kan?" Alika tersentak kaget. Ia menunduk merasa bersalah tak memberitahu kedua sahabatnya itu.

"Maaf...." sesal Alika. Tiara menghela nafas.

"Kami sahabatmu, Al. Kamu tahu kan bagaimana kami memperlakukanmu? Kita udah kayak saudara. Kami gak akan mencemoohmu yang beruntung bisa menikah dengan Pak Nathan. Kami turut bahagia jika kalian bahagia. Kami memang kagum sama Pak Nathan, tapi gak sefanatik itu. Kamu kayak gak tahu kita aja." ucap Tiara dengan nada kesal karena ketidakjujuran temannya itu.

"Maafin aku, Frey, Ra. Aku gak bermaksud gak menghargai kalian sebagai sahabatku, tapi kondisi kami yang tak mendukung memaksa kami untuk mengadakan pernikahan seadanya aja dan hanya segelintir orang yang deket di sini aja yang datang."

Heaven In Your Eyes (SEASON 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang