10. Old Friend (2)

6.4K 321 2
                                    



Nathan berciuman dengan panas dengan Maria di sebuah lift. Mereka baru saja pulang dari sebuah klub dan menuju sebuah hotel. Mereka kembali bertemu selepas tamat SMP. Maria melanjutkan sekolahnya di asrama biarawati karena keinginan orang tuanya. Dan mereka baru bertemu lagi hari ini.

Mereka menghabiskan waktu seharian dan berlanjut ke sebuah klub malam. Mereka terlalu asyik tenggelam dalam nostalgia dan tak sadar sudah menghabiskan beberapa gelas minuman. Mereka sudah mabuk dan tanpa sadar Nathan berciuman dengan Maria, dan akhirnya mereka berakhir di sini, di sebuah kamar hotel.

Nathan mengingat kembali memori tentang malam itu. Saat itu, Nathan sedang pulang ke Indonesia karena ia sedang libur kuliah. Pertemuannya kembali dengan Maria di sebuah kafe yang berlanjut di klub malam hingga berakhir di kamar hotel. Nathan tak tahu apa yang dirasakannya saat ia bertemu lagi dengan Maria. Ia mengingat kembali rasa yang pernah ada selama ia bersahabat dengan gadis itu. Ia hanya merasa nyaman bersahabat dengannya. Maria selalu membantu Nathan disaat ia sedang kesulitan. Membawakan bekal untuknya, membantunya mengerjakan PR saat ia lupa karena keasyikan bermain, pergi berdo'a ke gereja bersama, dan menghabiskan malam Natal bersama sahabat lainnya, termasuk Jason. Ia teringat ucapan yang terlontar yang pernah dikatakannya pada Maria saat usianya 13 tahun. Ia memang pernah berkhayal jika seandainya ia menikah seperti pasangan yang sedang mengucap janji suci di depan pendeta yang disaksikannya dengan Maria di gereja waktu acara pemberkatan pernikahan Arabella, sepupu Nathan yang lainnya dari pihak papanya. Ia juga tidak tahu kenapa harus Maria yang terlintas di benaknya untuk menjadi pengantinnya. Maria adalah sahabat dekatnya selain Jason. Banyak kenangan indah dan manis di antara mereka sampai kejadian malam itu. Ia hampir merusak Maria. Ia bersyukur Tuhan masih menolongnya dengan menyadarkannya sebelum ia melangkah terlalu jauh. Saat Maria mengakui perasaannya malam itu, Nathan tidak tahu harus menjawab apa. Karena, ia tak bisa memberikan harapan dan kepastian akan perasaan Maria padanya. Baginya, Maria tetaplah sahabat terbaik selamanya dan ia tak mau ada yang berubah dari persahabatan yang telah mereka bina selama ini.

Nathan sangat pusing dengan istrinya yang masih mendiamkannya sejak kepulangan Maria dari rumahnya. Berbagai cara sudah ia lakukan untuk membuat Alika tersenyum kembali. Alika masih mogok bicara karena kesal dan sebal dengan Maria yang seenaknya mengecup pipi suaminya dan Nathan yang hanya diam saja seakan-akan ia menikmatinya.

"Sayang... Aku minta maaf. Aku gak tahu Maria bakalan seberani itu. Aku cuma shock aja. Please, percayalah padaku!" Alika menatap suaminya yang terlihat memelas. Sejujurnya, ia tak tega mendiamkan Nathan seperti ini. Tapi, ia terlalu kesal dan marah.

"Kenapa Mas gak tegur dia?! Mas tahu kalau Mas itu sudah punya istri. Mungkin dia gak akan peduli. Tapi Mas yang harus ngerti. Mas tahu kan kalau bersentuhan tangan aja dengan selain muhrim udah termasuk zina, apalagi sampai cium-ciuman." ucap Alika kesal. Nathan meringis. Ia merasa sangat bersalah kepada istrinya. Andai Alika tahu masa lalunya bersama Maria. Apa Alika masih mau bicara lagi dengannya?

"Aku minta sekarang jawab dengan jujur. Kita pernah janji kan untuk mengutamakan komunikasi jika ada yang salah di antara kita? Sekarang, aku minta Mas jujur tentang dia sama aku. Feeling aku berkata kalau antara Mas dan dia pernah terjadi sesuatu." Alika mengangkat tangannya saat dilihatnya Nathan akan protes.

"Aku mohon, Mas. Insyaallah aku siap untuk mendengarkannya. Lebih baik sakit sekarang karena kejujuran daripada Mas diam-diam melakukan hal yang aku gak tahu bersamanya di belakangku tanpa sepengetahuanku. Aku gak mau sampai ada kebohongan di antara kita." Nathan menghela nafasnya. Apa ia harus jujur tentang masa lalunya kepada Alika?

"Apa kamu siap mendengarnya? Apa kamu gak akan marah jika kamu tahu yang sesungguhnya?" Alika menggeleng.

"Aku akan menghargai kejujuranmu, Mas." Nathan menyiapkan diri untuk menceritakannya.

Heaven In Your Eyes (SEASON 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang