13 Days in Salzburg

142K 2.9K 219
                                    

Ini remake dari cerita lama yang kubuat dari masa-masa putih abu-abu...kalo tokoh utama nya rada genit harap maklum soalnya aku kan buatnya dari masa-masa pertumbuhan hormonal tingkat tinggi he he...

Aku masuk kedalam sebuah cafe pertama yang kulihat di Getreidegasse dengan penuh kedongkolan. Kalau bukan karena kakak lelakiku yang super menyebalkan aku tentu tak akan ada di Salzburg, menyusuri jalanan Getreidegasse diantara wajah-wajah Eropa yang menatapku dengan asing.

Aku merasa bagai anak hilang disini.

Aku memilih duduk dideretan kursi yang menempel dikaca etalase kafe memandang keluar jendela dengan muram, menyesali keadaanku yang sengaja dijebak oleh si tolol Ferro Arkan Naghatirta sampai bisa berada di kota yang hanya akan dipilih oleh manula sebagai tempat berlibur. Bisa-bisanya dia mengatakan padaku kalau dia sedang ada dikota ini untuk melakukan penelitian pembangkit listrik tenaga Hydro yang terkait dengan tesis nya.

Harusnya aku ada di Ibiza sekarang, bermain di pantai berpasir putih dengan laut emerald green yang cantik dibawah cahaya matahari keemasan dengan bikini Bombshell super seksi full payet berwarna shocking pink...menarik semua perhatian cowok-cowok spanyol yang super seksi...berharap Cristiano Ronaldo ada ditempat yang sama...dan menemukan aku.

Uhhhh...kalo bete aku memang suka ngawur.

Seorang pelayan datang menyapa aku dalam bahasa Inggris.

Mungkin karena melihat tampang anak hilangku yang menyedihkan ini dia sadar kalau aku wanita muda nan cantik yang tersesat dari negeri antah barantah, jadi gunakan bahasa internasional paling umum pada si ‘anak hilang’.

“Mocca Latte” aku menyebutkan pesananku “With Strawberry Chocolate Gateau”.

Dan dia langsung pergi begitu aku selesai menyebutkan pesananku.

Meninggalkan aku yang kembali mengasihani diriku sendiri untuk banyak hal sekaligus.

Pertama, karena aku ada si Salzburg bukannya Ibiza.

Kedua, kenapa aku terlahir setelah mama melahirkan monster super jahil bernama Ferro Arkan Naghatirta...kenapa aku nggak jadi anak tunggal aja...kenapa aku nggak jadi adiknya Shia LeBouf aja.

Candiza Arkina LeBouf kan keren...

Atau Candiza Choi...adiknya Choi Siwon

Atau apalah...pokoknya selain Adiknya Ferro Arkan Naghatirta yang nyebelin...ngeselin...ngebetein itu.

Terkutuklah kakakku satu itu, semoga dia panuan sekarang.

Biar nggak bisa sok ganteng lagi..biar gak ada cewek Spanyol yang mau sama dia..bahkan cewek paling jelek sekalipun.

Pesananku datang, aku mengucapkan terima kasih pada sipelayan kafe sambil tersenyum kecut dan mulai menikmati Gateau yang ternyata rasanya enak sekali.

Pada suapan ketiga aku menikmati gateau ku sambil tersenyum dan berhenti mengasihani diriku sendiri.

Mulai memperhatikan situasi disekitarku dengan seksama dan baru menyadari kalau Salzburg kayaknya nggak jelek-jelek amat...kotanya bersih...tertata apik...penuh bunga..banyak butik elit...dan makanannya juga enak.

Aku menghembusakan nafas perlahan-lahan sambil mengerutkan dahi dan bibirku ketika akhirnya keputusan untuk menghibur diri selama di Salzburg telah kuambil. Aku nggak tau caranya bagaimana yang jelas aku harus bersenang-senang...mungkin jalan-jalan disekitar Salzach River cukup menyenangkan juga, pikirku sambil menghirup Moccha Latte-ku, pandanganku berpaling dari situasi diluar cafe kesituasi didalam cafe memperhatikan dengan seksama semua yang ada disekitarku.

My Story Book (One Shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang