012

1.4K 251 38
                                        

.

Mengobrol dengan Jimin.













Aku makan siang dengan Jimin. Sahabatku itu memperhatikanku sedari awal, mungkin penasaran akan penampilan Kim Taehyung yang kacau. Tapi Jimin adalah sahabatku, dia tau bahwa aku tak akan berbicara jika memang tak mau membicarakannya.

Tak ada obrolan yang berlangsung, masing-masing sibuk dengan nampan makan siang. Hingga makanan kami habis, barulah kami berbicara.

"Ingin mengobrol?" Tanya Jimin. Aku hanya tersenyum, lalu beranjak bangun sambil membawa nampan. Jimin berjalan di samping kiriku dengan kedua tangan yang menggenggam nampan.

Setelah nampan kotor itu kami taruh di tempat seharusnya, kami pun berjalan ke arah taman belakang. Itu adalah tempat favoritku dan Jimin jika sedang bersantai saat senggang istirahat makan siang. Suasana taman belakang yang sepi dan asri terasa sangat nyaman.

"Kamu menangis semalam?" Jimin bertanya setelah kepalaku berada nyaman di paha terlatihnya. Aku hanya meringis, tidak menjawab pertanyaan Jimin.

"Kenapa menangis?"

"Air mataku sudah lama tidak keluar, hingga menumpuk lalu tak bisa ditampung lagi jadi keluar begitu saja" jawabku jenaka.

Sentilan main-main dari jari mungil Jimin di dahiku menjadi hadiah dari alibi idiot yang aku koarkan.

"Kamu nangis karena aku tak pulang Tae?"

"Ewh menjijikan" ucapku sambil mengeluarkan ekspresi jijik yang dibuat-buat, membuat Jimin terkekeh. Kemudian pemuda Park itu tidak berbicara lagi, tangannya sibuk mengelus rambut golden brownku, membuatku jadi mengantuk.

"Oh ya Tae.... Aku belum cerita tentang Jeongguk"

Hanya gumaman yang aku keluarkan. Tak perlu repot-repot membuka kedua kelopak mata kucingku, padahal dalam otakku berseliweran apa yang akan Jimin katakan. Begitu penasaran.

"Kau ingat anak kuliahan yang aku suka?"

Mata kiri aku buka, lalu menjawab pertanyaan Jimin dengan kalem. "Ya... Agustd? Rapper underground itu kan?"

Jimin mengangguk, tangannya masih tak berhenti mengelus suraiku. "Suga hyung ternyata sepupunya Jeongguk, aku sungguh terkejut"

Suga? Sepupu Jeongguk? Bukannya kata Jeongguk sepupunya itu bernama Yoongi? Dan yang disukai Jimin itu Agustd kan?

Aku pun membuka kedua kelopak mataku. Kemudian menatap Jimin penuh minat, meminta pria itu berkata dengan jelas.

"Suga hyung itu Agustd, Agustd itu Yoongi hyung"

"Eh?"

"Namanya banyak ya? Hehe tapi mau namanya apapun asalkan itu dia tak masalah bagiku, aku masih akan terus menyukainya dan mengejarnya hingga dapat" setelah mengatakan kalimat menjijikan itu, mata Jimin menghilang —tersenyum.

Aku bergidik mendengar ucapannya itu. Tapi aku juga tau apa yang dikatakan Jimin benar adanya.

Jimin tipe setia kepada seseorang yang dicintainya. Sudah hampir 2 tahun ini dia mengejar cintanya Agustd, atau Suga atau Yoongi itu atau apalah namanya. Intinya si pemuda tanpa ekspresi dengan kulit pucat.

"Kamu tau dari mana Jeonguk itu sepupu orang yang kamu suka Jim? Setahuku si kulit pucat itu tak pernah menganggap kamu ada"

"Ei... Dia lebih tua dari kamu Tae, yang sopan" Aku terkekeh, Jimin menggeleng. Lantas melanjutkan ucapannya. "Yoongi hyung meneleponku, memintaku membantu Jeongguk mencari flat di sekitar flat kita karena flat kita tidak jauh dari sekolah"

Aku hanya diam, fokus menatap Jimin, meminta pemuda asal Busan tersebut melanjutkan ucapannya.

"Beberapa hari kami hanya mengobrol di kakao, anaknya asik dan banyak kesamaannya denganku" aku mengangguk, mengiyakan perkataan Jimin. Kedua pemuda itu emang cukup banyak kesamaannya, dalam artian kegemaran mereka banyak yang sama.

"Hari Jumat kami baru bertemu, lalu aku mengantarkan dia mencari flat. Dapat di flat yang beda 2 gedung dari flat kita Tae" aku mengangguk lagi, kali ini tanda mengerti akan ucapan Jimin.

"Tapi flatnya kurang nyaman, Jeongguk kurang suka jika terlalu diperhatikan. Apalagi yang terlalu berlebihan" aku mengangguk lagi, setuju akan ucapan Jimin. Jeongguk memang tak suka terlalu jadi sorotan.

"Maka dari itu, kemarin aku mengantar Jeongguk untuk menyewa kamar bawah tanah. Di kamar bawah tanah Yoon ahjumma"

"Oh?.... Di situ?" Jimin mengangguk.

Jika Jeongguk menyewa kamar bawah tanah milik Yoon ahjumma, itu artinya tempat tinggal kami dekat. Hanya terhalang jalanan raya kecil.

Lalu yang tentang mereka makan es krim bersama dan tiba-tiba menghilang bagaimana?

"Kamu dekat sekali dengan Jeongguk Jimin-ah?"

Jimin mengangguk, lantas tersenyum cerah. "Kamu tau kan aku kurang bisa akrab dengan orang lain?" Aku mengangguk, tau benar sifat pemuda Park itu.

"Ternyata Jeongguk bisa membuatku nyaman dan dia sangat asik juga nyambung denganku. Dan juga kami banyak kesamaan, itu mungkin alasan kuat kenapa aku bisa akrab sekali dengannya"

Aku mengangguk, kemudian kami membicarakan hal lain. Tidak membahas Jeongguk lagi agar Jimin tidak curiga, biarlah aku yang mencari tau sendiri tentang kedekatan mereka dan informasi tentang Jeongguk yang sangat tertutup rapat.

Kami lanjut mengobrol tentang Min Yoongi, tentang bagaimana progres kedekatan mereka yang masih saja sangat lambat. Kasihan sekali Jimin yang masih tidak dianggap ada oleh seseorang yang disukainya itu.


-------------

Th: Jeongguk-ah rawr!Jk:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Th: Jeongguk-ah rawr!
Jk: ....... /whats he's doin?

Stalker      +KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang