Bertemu dengan sosok itu lagi.
.
Sunbae tugasmu sudah selesai?
11.03 오후.Nugu?
Jeongguk
Jeongguk? Jeongguk yang itu? Dari mana dia dapat id kakaoku?
Dari mana kau tau idku?
Jimin hyung
Aish si bantet itu.
Ah dari chimchim
Aku sedang perjalanan pulang, ini baru akan naik busBaiklah, aku tunggu ya sunbae
Ya
Ah ya, mau ramen cup?
Boleh,
jangan yang pedas!알라서요,
안영 선배!안영😊
Aku mencoba mengontrol degub jantungku yang tak beraturan. Apa aku sedang sakit ya hingga seperti ini?
Kukencangkan cengkaraman pada tali tas punggungku, lalu menghela napas panjang. Kemudian, lanjut berjalan ke arah halte.
Setelah sampai di halte, aku pun duduk di bangku yang memang tersedia di sana. Keadaan halte masih cukup ramai, walaupun hampir tengah malam begini. Masih banyak haksaeng-haksaeng dan pekerja kantor yang berseliweran.
"Taehyung?"
Aku menoleh, merasa namaku disebut. Kelopak mata aku kerjap-kerjapkan, tak percaya akan yang aku tangkap.
"N-namjoon hyung?"
Sosok itu tersenyum, membuat lesung pipinya terlihat. Masih terlihat mempesona, dan tak banyak yang berubah.
Hampir 2 bulan lamanya aku tak bertemu sosok itu karena kesibukannya dan kesibukanku juga. Apalagi sekarang sudah ada seseorang yang pantas menjadi prioritas sosok itu.
"Apa kabar?" sapa Namjoon hyung setelah mendudukan dirinya di samping kananku. Tas laptop ada di pangkuannya.
"Baik, hyung sendiri?" balasku, mencoba menjawab sesantai mungkin.
"Seperti yang kau lihat" Namjoon hyung mengendikkan bahunya, lalu tersenyum lagi.
"Taehyung-ah kau— "
Drrttt
"Ah sebentar hyung"
Ucapan Namjoon hyung terpotong karena getaran dari ponselku. Aku mengangkat telepon setelah mendapat anggukan dari sosok yang lebih tua setahun dariku.
Telepon dari Jeongguk.
"Yeobseyo Jungkook-ah..." sapaku kepada Jeongguk di sebrang sana. Aku melirik ke arah Namjoon hyung, lalu tersenyum kikuk. Pria Kim itu bergestur agar aku merasa santai saja menjawab telepon.
"Sunbae sudah naik bus?"
"Belum, mungkin 5 menit lagi sampai busnya. Kau sudah di minimarket memangnya?"
"Aku baru selesai ganti baju, sebentar lagi akan berangkat"
"Lalu?"
"Ehehe.... aku hanya ingin mendengar suara sunbae"
"Aish kau ini" aku menggeleng, merasa Jeongguk konyol. Lalu kurvaku terangkat, dan hatiku menghangat. Sosok di sebrang sana terkekeh sebelum melanjutkan maksudnya meneleponku. "Kira-kira berapa menit yang sunbae butuhkan untuk sampai minimarket?"
"Huh?"
"Maksudku, dari halte bus ke minimarket kira-kira berapa menit?" Jeongguk menjelaskan. Karena tadi aku tidak menangkap apa maksudnya.
"10 menit?" jawabku ragu.
"Ditambah 5 menit menunggu bus, berarti 15 menit lagi. Baiklah, aku akan memasak ramyeonnya 13 menit lagi"
"뭐야 이게... Kau memperhitungkannya?"
Jeongguk berguman semangat, mungkin juga disertai anggukan. Lantas melanjutkan. "Ingin tteokbokki dan bimbimbab juga tidak?"
"Tteokbokki saja..."
"Minumannya?"
"Cola"
"Dan air putih. Baiklah sunbae, pesananmu sudah kucatat"
"Ei.... Kau berlebihan Jeongguk-ah. Untuk apa sampai segitunya? Kita bisa memasak ramyeon saat aku sudah sampai di sana"
"Hanya ingin saat sunbae datang bisa langsung makan, bukankah itu lebih baik? Ehehe... Ohya Sunbae, sedari tadi kau memanggilku akrab. Jadi boleh kan aku memanggilmu hyung?"
"Eh?...." aku menggaruk pipi kanan yang tidak gatal sama sekali. Merasa sangat malu memanggil Jeongguk 'ah' bukan 'ssi'. "Baiklah... Boleh" lanjutku.
"Assa! Gomawo sunbae, kkeutno. Sampai jumpa nanti, byebye"
"Eoh, kkeutno. Byebye"
Aku tersenyum, mengakhiri panggilan dari Jeongguk. Kemudian memasukkan ponselku ke dalam saku.
"Pacarmu?"
"Eh?" Aku menoleh. Kaget karena kalimat tanya tadi.
Astaga... Aku sampai lupa jika aku sedang ada di halte bus dan di sampingku ada Namjoon hyung. Semoga saja tadi aku tidak bertingkah terlalu aneh.
"Pacarmu Tae?" Namjoon hyung bertanya lagi karena tak ada tanggapan dariku. Aku hanya tersenyum, tanpa menjawab apapun. Kemudian aku berdiri karena bus 302F sudah sampai. Bus yang akan membawaku pulang.
"Hyung busku sudah sampai, aku pergi dulu ya?"
"Eoh, baiklah. Hati-hati... Kapan-kapan mainlah, Seokjin hyung merindukanmu"
Aku tersenyum tipis, kemudian membalas. "Ya... Lain kali. Sampaikan salamku pada Seokjin hyung ya hyung!"
"Eoh... Bye-bye"
"Bye"
Namjoon hyung melambaikan tangannya, aku pun mau tak mau membalas. Kemudian masuk ke dalam bus, lalu memilih untuk duduk di kursi paling belakang.
Desahan lirih panjang menguar dari labiumku. Desahan itu kentara menunjukkan jika beban yang kupikul sangat berat. Seakan-akan beban negara tercintaku ada di pundaknya.
Hiperbolis.
---------------
Berbagi pengetahuan/?
Haksaeng= murid
Kkeutno= ku tutup ya
뭐야 이게/ mwoya ige= apa ini
Assa= yes
Eoh= yaUntuk no bus tentu aja aku ngarang ehehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker +KookV
FanfictionKim Taehyung punya misi mulia. Yaitu menjadi stalker Jeon Jeongguk. Stalker kalem yang hanya menjalani misinya saat senggang atau saat bertemu muka dengan pemuda Jeon tersebut. BxB Top! Jk Bot! Tae Short story || Romance high school || R= Teen