014

1.8K 252 80
                                    

Mengobrol dengan Jeongguk. Aku merasa lebih dekat dengan pemuda Jeon itu.
















.

형아, 어디야?

Aku terkekeh. Segitu tidak sabarnya kah Jeongguk untuk menemuiku? Bolehkah aku keegeran?

Cepat-cepat aku membalas pesan kakao dari pemuda September itu.

.

Aku tepat ada di
belakangmu Mr Jeon

"Eh?" gumamnya. Kemudian dengan cepat menoleh ke belakang, lalu terbelalak kaget. Aku sampai terbahak karena gemas dengan reaksinya.

Dia menggaruk tengkuk belakangnya yang kuyakin tidak gatal sama sekali. Kemudian, dia tertawa bersamaku. Merasa konyol dengan dirinya sendiri mungkin.

Puas tertawa, aku pun duduk di bangku yang ada di sebelah Jeongguk. Kemudian, adik kelasku itu mendorong cup ramyun yang kurasa pesananku.

"Makan sambil mengobrol?" tanyanya. Aku mengangguk, membuka chopstick dan mulai memakan ramyun yang memang sudah masak.

"Tugasmu bagaimana hyung?"

Setelah menyeruput ramyun, aku pun membalas. "Baik kok. Tugasnya semakin banyak, apalagi senin besok mulai hagwon. Ughh... pasti lelah sekali"

Adik kelasku itu terkekeh, kemudian menyeruput ramyunnya. "Semangat ya hyung" dia menepuk pelan pucuk kepalaku, membuatku membeku.

"Hyung?"

"Hyung kau baik?"

Aku mengerjapkan kedua kelopak mataku. Kemudian tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuk, karena tadi aku melamun akibat perbuatan kecil dari seorang Jeon Jeongguk.

"Aku baik-baik saja" balasku. Dia mengangguk mengerti, kemudian sibuk dengan ramyunnya sendiri. Selama beberapa menit kami fokus dengan ramyun di cup masing-masing. Ramyun Jeongguk habis terlebih dahulu, dia memang tipe yang makannya cepat, tidak sepertiku.

Setelah ramyunnya habis, pemuda Jeon tersebut malah sibuk memperhatikanku makan, membuatku jadi kikuk dan sedikit tidak nyaman. Cepat-cepat aku menghabiskan ramyunku, dan hal itu membuat diriku tersedak. Sial.

"Pelan-pelan makannya hyung" Jeongguk berbicara sambil menepuk punggungku pelan dan juga menyodorkan air mineral yang sudah dia buka penutupnya. Buru-buru aku menenggak air mineral tersebut.

"Terima kasih" kataku pelan dengan senyuman, yang dibalas senyuman juga olehnya.

"Hyung kau mau dengar ceritaku?"

"Boleh" SANGAT BOLEH MALAH.

"Jadi waktu itu aku bilang pada appa jika aku ingin hidup mandiri, tinggal di sebuah flat" ucapnya mula-mula. Aku menatapnya penuh minat, dengan kedua tangan menumpu dagu.

Dia tersenyum, menatapku gemas. Kemudian melanjutkan ceritanya. "Appa sangat semangat dengan ideku itu. Lalu dia mengusirku begitu saja"

"Mengusir?!" balasku tidak percaya.

Dia mengendikkan bahu, menegaskan ucapannya tadi dengan entengnya. "Ya. Saat aku bilang begitu, appa dengan semangat meminta Jung ahjumma mengemaskan barang-barangku yang penting saja. Mengambil black cardku dan hanya menyisakan 1 kredit card biasa dengan uang secukupnya"

"Woaaaah....."

"Appa menyuruhku untuk tinggal di tempat yang dekat dengan sekolah. Terserah mau di sebuah flat, kamar kecil atau bahkan kamar bawah tanah" dia tersenyum tipis. "Yoongi hyung tau akan hal itu, dan dia meminta Jimin hyung untuk membantuku. Mulanya kami chatting di kakao, lalu pulang bersama untuk berkeliling mencari tempat tinggal untukku. Awalnya aku tinggal di flat Hansoo, tapi ternyata kurang nyaman. Lalu Jimin hyung bilang ada kamar bawah tanah yang kosong di tempat Yoon ahjumma. Di hari itu juga aku pindah ke sana dan Jimin hyung membantuku, jadi dia menginap karena kelelahan"

Aku mengangguk-ngangguk, paham akan apa yang dia katakan.

Woah daebak, hari ini jackpot sekali apa yang aku dapatkan. Pasti fansite-fansite Jeongguk tidak tau sama sekali akan segala informasi yang diucapkan langsung oleh Jeongguk.

"Jadi maafkan aku ya hyung? Membuatmu menangis tadi malam karena aku meminjam Jimin hyung"

"Eh?"

"Jimin hyung cerita jika tadi malam Taehyung hyung menangis, karena mata hyung sembab" dia lantas mendekatkan wajahnya ke wajahku, memastikan mataku benar sembab atau tidak. Otomatis aku memundurkan wajahku, agar tak terlalu dekat dengan wajah pemuda Jeon tersebut.

"Sudah tidak sembab" ujarnya, kemudian mengangguk. "Maaf ya membuat hyung menangis tadi malam. Aku tidak akan meminjam Jimin hyung selama itu lagi kok, yaksokhae"

"Ei... Bukan seperti itu Jeongguk-ah. Aku menangis karena aku cem—" SIAL. HAMPIR KECEPLOSAN. Kututup kedua mulutku.

Alis Jeongguk naik ke atas satu, dengan wajah jahil terlihat sangat jelas. "Cem apa hyung?" alisnya digerak-gerakkan.

"TIDAK! BUKAN APA-APA!" Aku membalas tidak santai. Kemudian menyembunyikan wajahku di lipatan tanganku yang ada di meja.

Jeongguk tergelak jahil. Kemudian menepuk-nepuk kepalaku pelan. "Kita pulang 15 menit lagi ya hyung. Mau beli jajanan lagi tidak? Uangku sepertinya masih cukup banyak"













-------------
Ps. 형아, 어디야?= hyung, kau di mana?
Pss. Kakao jjk emang dnya titik aja dan dpnya foto polos warna hitam

Stalker      +KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang