016

846 173 11
                                    

Desas-desus sampah dan janjinya.































Hari ini berjalan seperti biasa. Hanya saja aku terlalu sibuk untuk memperhatikan Jeon Jeongguk.

Jika saja aku bisa melimpahkan tugas ini, mempersiapkan acara pelatihan, aku pasti melakukannya. Eh, tidak juga sih. Rasanya tidak bijak sama sekali. Melimpahkan tanggung jawab hanya karena alasan konyol.

Tapi makan siang bersama Jeon Jeongguk sungguh menggiurkan.

"Kudengar Jeongguk pacaran dengan Sana sunbae?"

"Eiii benarkah?!"

"Iya, tadi di kantin Jeongguk menyatakan perasaannya"

"Heol, daebak!"

"Mereka cocok sekali! Jeongguk yang tampan dan Sana sunbae yang cantik, mereka adalah pasangan yang sempurna"

"Tapi bagaimana ceritanya? Maksudku, Jeongguk kan terlihat kikuk jika berhadapan dengan wanita"

Dan atensiku sepenuhnya memperhatikan dua anggota osis yang nampak sibuk bergosip. Mengabaikan laptop mereka yang menyala, menampilkan pengajuan dana dari acara pelantikan.

Lucy, perempuan yang pertama bergosip tetang Jeongguk, tertawa. Mungkin karena kalimat Jeongguk yang kaku jika dengan wanita, yang dilontarkan Sorn.

Wanita cantik dengan rambut pirang itu merapikan poninya dulu sebelum menjawab pertanyaan Sorn. "Yang kudengar, Sana sunbae menghampiri Jeongguk terlebih dahulu. Lalu Jeongguk mengajaknya ke taman belakang, setelah kembali Sana sunbae senyum-senyum gitu. Saat ditanya apa dia akhirnya berpacaran dengan Jeongguk, sunbae hanya tersenyum dan menutup wajahnya karena malu"

"Ahhh.... Manisnya"

"Iya kan? Iya kan?"

Rasanya kepalaku mau meledak, dengan hati yang terasa panas. Ini bukan seperti saat ada gosip Jeongguk dan Jimin. Saat itu aku merasa sedih dan merasa tak ada harapan lagi untukku. Tapi saat ini aku marah, rasanya ingin menjambak dua anggotaku dan memaki-maki Jeongguk yang telah memberiku harapan tapi nyatanya berakhir dengan orang lain.

Tunggu, tunggu. Harapan? Harapan apa Kim Taehyung?! Konyol, astaga.

Bunyi pesan kakao yang masuk menahanku untuk bertindak konyol. Lantas, sesegera mungkin membuka ponsel dan mengecek pesan yang ternyata dari Jeongguk.

.

Masih sibuk hyung?

Tidak juga, ada apa?

Bimbimbap dan japchaeku tidak habis

Lalu?

Tidak baik jika buang-buang makanan

Kau memintaku menghabiskan makananmu?

Tepat sekali!
Ehehehe

-_-

Hyung kau marah?

Tidak, kau di mana?

Atap

Aku ke sana





Aku bergegas secepat mungkin pergi ke atap. Kesempatan, untuk mendapatkan penjelasan yang sebenarnya dari pemuda Jeon itu.

Saat melewati dua anggotaku, entah kenapa rasa kesalku makin bertambah, serasa membeludak hingga ingin meledak. Sampai-sampai aku menegur mereka agar cepat menyelesaikan tugasnya dengan nada yang sangat tak bersahabat. Astaga, bukan dirimu sekali Kim Taehyung.



"Jeon!"

Pemuda itu menoleh, lalu tersenyum. Senyum lucu yang menampilkan gigi kelincinya, membuat rasa kesalku menguar begitu saja.

Tangannya melambai, bergestur agar aku menghampirinya. Aku pun menurut, menghampirinya yang sedang duduk di pembatas.

"Astaga Jeongguk jangan duduk di situ, berbahaya" ujarku panik. Sebalnya, pemuda yang membuatku panik itu malah tertawa gemas dan mengacak rambutku membuatku otomatis mematung.

"Ah maaf hyung" nadanya agak bersalah, karena mungkin dia mengira aku mematung karena perbuatan tidak sopannya.

Tawa kecil aku keluarkan, lantas menepuk pelan lengannya. "Santai Jeon. Oh ya mana makananku?"

"Oh ini" dia menyerahkan mika makan kepadaku. Lalu mengulurkan tangannya untukku. Sebenarnya, duduk di pembatas sangat mengerikan apalagi aku punya phobia ketinggian. Tapi melihat uluran tangannya dan senyum yang seolah akan menjagaku membuatku menerima uluran tangannya dan ikut duduk di pembatas.

"Aku mendengar gosip" ucapku disela-sela membuka mika. Jeongguk menoleh, memperhatikanku. "gosip apa?" tanyanya.

Satu suapan bimbimbab masuk ke mulutku, setelah tertelan baru kujawab pertanyaannya "Tentang kau dan Sana"

"Sana sunbae?" tanyanya bingung. Wajahnya seperti sedang berusaha keras mengingat sesuatu. "Ah sunbae yang tadi menawariku ikut Flower boy and girls itu?"

"Mana ku tahu?" ucapku sebal.

Dia terkekeh, dengan santainya berujar. "Gosip pacaran ya?" membuat kadar kesalku makin bertambah. Kulahap japchaeku dengan ganas, sebagai pentolerir rasa kesal.

"Jangan pernah percaya gosip sampah hyung. Jika ada sesuatu tentangku, kau lah orang pertama yang akan tau bukan mereka. Jadi hiraukan saja perkataan orang-orang"

Senyum Jeongguk kali ini terlihat lebih indah dari senyuman yang pernah aku lihat. Indah dan menenangkan.

"Call hyung?" ucapnya lagi sambil mengulurkan jari kelingkingnya. Aku pun tertawa kecil dan menyambut kelingkingnya. "Call" mantapku.




















--------------
Hai?

15 menit, tanpa edit. Oke

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stalker      +KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang