#31

1.4K 86 8
                                    

Edisi Donghyuk x Jimin



Jimin
Dong, gue bosen di rumah

Donghyuk
Ini ngode maksudnya?


Jimin
Gak, cuma sekilas informasi aja 😒

Donghyuk
😂😂😂
Iya iya gue cowok yg peka kok
Mau kemana lo?


Jimin
Cinta dongdong pokoknya 😘
Kemana aja terserah yang penting gue keluar
Ngajakin Yuju lagi jalan sama Seokmin, ngajak Eunha juga lagi jalan sama Jungkook 😥 nasib gue yang sendiri

Donghyuk
Wkwkwwk sabar ya, emg udah takdir lo jomblo 😂😂


Jimin
Eh lo juga ya tolong 😡
Udah cepat jemput gue

Donghyuk
Iya sabar elah, gue mau ke toko buku ni
Terus nongkrong di cafe sebelah tuh toko buku
Mau kagak?


Jimin
Mau mau
Tapi ini kan akhir bulan yaaa 😯

Donghyuk
Ngode lagi?
Iye, gue traktir dah
Air putih doang ya 😂


Jimin
Makasih
Dirumah masih ada 5 galon 😑

Donghyuk
Canda doang elah
Mau kagak?
Gue berangkat ni


Jimin
Mauuuu
Gue mandi dulu

Donghyuk
Udah jam 10 lo belum mandi?


Jimin
Plis deh dong
Hari minggu lo mandi cepat? Gak asik

Donghyuk
Udah cepat mandi lo sana
Kalau lama gue tinggal juga


Jimin
Ribut ah
Ini gue lagi pake sabun

Donghyuk
Gila ni anak
Mandi pun masih balas chat
Gue ke rumah lo sekarang, gue tunggu lima menit kalau gak siap gue tinggalin.


Dua puluh menit kemudian Donghyuk pun sampai dikediaman Jimin. Seperti dugaannya, gadis itu masih belum selesai. Dari jendela kamarnya yang berada di lantai dua, Jimin menyuruh Donghyuk untuk menunggunya sebentar lagi.

Lima menit setelahnya, Jimin pun keluar dengan senyuman yang begitu merekah di bibirnya.

"Sorry nunggu lama," ucapnya sebelum menaiki motor matic milik Donghyuk.

"Kalau gue tinggalin yang ada besok hidup gue gak selamat," balas Donghyuk dan setelah itu menghidupkan mesin motornya.

"Gue gak separah itu gila. Palingan muka lo memar aja."

Donghyuk hanya menanggapinya dengan sebuah senyuman. Ia harus fokus mengendarai sepeda motor atau nyawanya bisa terancam.

Tak berapa lama, sampailah mereka di sebuah toko buku ternama di kota itu. Setelah memarkirkan kendaraannya dengan benar, Donghyuk pun mengajak Jimin untuk masuk ke dalam.

"Lo mau cari buku apa?"

"Buku kimia yang disuruh sama bu Luna."

Akhirnya Jimin sadar jika guru kimia mereka itu telah memberi tugas untuk merangkum materi tentang gugus fungsi yang dipaparkan pada sebuah buku.

Entah kenapa harus dari buku itu, padahal di buku lain pun tak jauh beda pembahasannya. Mungkin bu Luna salah satu brand ambassador dari buku itu.

"Gue lupa kimia ada tugas," Jimin memukul pelan keningnya.

"Gue pinjam bukunya ya?" dengan wajah memelas, Jimin memohon pada Donghyuk.

"Iya iya, besok gue kasih. Malam ini gue buat dulu tugas gue."

"Makasih Donghyuk sayang," ucap Jimin dan memberikan flying kiss untuk Donghyuk.

"Jim, gue tau lo jomblo, tapi jangan gitu juga dong. Kelihatan banget ngenesnya lo," ujar Donghyuk dengan muka jijiknya.

"Biarin gue jomblo, yang penting gue gak punya pacar."

Donghyuk hanya bisa menghela napas sebelum menoyor kepala Jimin.

"Jomblo lama-lama bisa buat gila juga ternyata."

*****

Saat ini, duo jomblo alias Jimin dan Donghyuk sedang nongkrong di sebuah cafe dengan desain klasik tepat di sebelah toko buku yang mereka kunjungi.

Donghyuk yang sibuk membaca buku kimia yang dibelinya tadi, sesekali menandai kalimat penting yang nanti akan ditulis untuk tugas rangkumannya.

Di sisi lain, Jimin dengan bosan hanya bisa memainkan ponselnya. Ia sudah berulang kali membuka semua akun media sosial miliknya, tapi tak juga mampu rasa suntuknya itu.

"Dong, lo jadi orang kok rajin amat sih? Di sini pun masih sempat buat tugas," kesal Jimin yang merasa diabaikan.

"Selagi bisa dikerjakan kenapa harus tunggu deadline?" jawab Donghyuk santai tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

Jimin pun diam, merasa tersinggung dengan ucapan Donghyuk. Ya, dia memang tipe murid yang suka menunda-nunda tugasnya, tapi banyak juga, kan, yang seperti itu?

"Eh, pada ngapain lo? Kencan? Sejak kapan pula jadiannya?"

Jimin mengalihkan pandangannya pada seseorang yang tiba-tiba datang dan membuat rusuh.

Dialah Kunpimook Bhuwakul as know as Bambam. Tanpa diundang, dia datang dan menarik kursi di selah Jimin.

"Muka lo kusut amat. Lagi ngambekan kalian? Pasangan baru jadian suka ngambek-ngambekan ya."

"Eh, tapi kapan kalian jadiannya? Kok gak bilang sama kita-kita? Mau backstreet? Emang ada yang gak ngerestuin?"

"Lo datang-datang ribut banget sih Bam. Pulang sana!" bentak Jimin yang makin kesal setelah mendengar suara Bambam.

"Sebelum pulang peje dulu dong," Bambam menaik-turunkan alisnya bermaksud menggoda Jimin.

"Peje pala lo. Gue gak jadian sama Donghyuk. Udah ah, sakit kepala gue lihat muka lo."

Jimin mengambil tas selempang miliknya dan berjalan keluar dari cafe. Namun saat akan menarik pintu, sebuah tangan menahannya.

"Gue antar," ucap Donghyuk. Kemudian membuka pintu dan menarik Jimin menuju motornya yang terparkir di depan cafe.

"Ciiiiee sok marahan tapi ujungnya baikan lagi. Pokoknya peje gue tunggu oy," teriak Bambam membuat seluruh pengunjung cafe menatapnya tidak suka.

"Hehe maaf. Itu temen saya baru jadian jadi saya senang gitu."

Abaikan saja Bambam.

97 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang