"Kita pernah sangat lama bertatap, sebelum akhirnya terdiam dalam ratap."
Awal ku pernah menatap matamu.
Tak ada yang spesial.
Awal ku mendengar suara darimu.
Layaknya hal yang biasa.
Hingga kita berbincang.
Hingga kita bertatap penuh tanya.
Tapi aku tak pernah mendapat jawaban.
Kini tatapmu hanya menjadi sekelebat angin.
Bak awan yang perlahan pudar.
Karena bersatunya ia hanya akan timbulkan gelap.
Jadi kupikir,
Tak melihat bayangmu ratusan hari pun,
Lebih baik daripada timbulkan lelap.
Karena saat mendung,
Tidak ada orang yang tak menghindar
Karena saat hujan,
Tidak ada orang yang tak berteduh.
Karena saat ini,
Adalah waktu untuk diriku.
Waktuku, hanya ada aku
.
.
.With love,
Idqa ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi RASA (Sebuah Perasaan dan Dilema Hati)
Поэзия#351 in Poetry - 12 Januari 2018 #483 in Poetry - 7 Januari 2018 #541 in Poetry - 5 Januari 2018 Berpadu dalam kalbu. Berlalu dalam pilu. Lantunan melodi hati. Yang dihempas sendiri. Tanpa harap dipegang erat. Akan luruh dalam memori. Hanya ayunan s...