Dalam perjalanan menuju rumah sakit terdekat, Arveno tidak mau duduk terpisah dari Ravella. Maka, sekarang Lita duduk di depan tepat di samping Malvin, Putra dibaringkan di tengah, dan Arveno beserta Ravella berada di paling belakang. Arveno menggenggam tangan Ravella erat-erat, ia takut bila harus kehilangan Ravella. Sedangkan Ravella saat ini sangat bahagia ketika mengingat Arveno memeluknya tadi dan sekarang memegang tangannya sangat erat. Perasaan takutnya berubah menjadi perasaan hangat yang menjalar ke seluruh tubuhnya.
Sesampainya di rumah sakit, Putra segera ditangani di UGD. Mereka duduk menunggu kabar dari dokter yang menanganinya. Beberapa lama kemudian, seorang dokter keluar dan memberitahukan bahwa Putra dalam keadaan yang baik-baik saja, hanya butuh istirahat untuk sementara ini dan ia juga mengabarkan bahwa beberapa saat lagi Putra akan siuman. Mereka mendesah lega lalu masuk ke dalam ruang UGD karena telah diperbolehkan masuk oleh dokter tadi. Sesampainya di sana, mereka melihat Putra telah siuman.
"Syukurlah lo udah siuman,"ucap Ravella pelan.
"Kok gue di sini?" tanya Putra sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit.
"LO GAK INGET KALO LO HAMPIR BIKIN RAVELLA ARGHHHH," teriak Arveno seketika dan membuat Ravella memegang erat tangan Arveno untuk menenangkannya. Sedangkan Putra terkejut, ia sangat kaget karena Ravella dengan ikhlas mau menolongnya padahal tadi ia hampir saja ingin melakukan aksi bejatnya terhadap Ravella. Ia tidak menyangka Ravella sebaik ini, sekarang ia sadar dan merasa telah menjadi orang yang paling jahat di dunia ini. Ia sadar akan kesalahannya. Pelajaran yang ia ambil hari ini, memperjuangkan cinta butuh pengorbanan yang tulus bukan licik dan satu lagi cinta tidak bisa dipaksakan.
"Maaf." Itulah kata-kata tulus yang terlontar dari mulut Putra.
"Gue minta maaf sama lo semua terutama Ravella. Gue udah jahat sama lo tapi lo tetep baik sama gue. Maaf, maaf, maaf. Gue emang brengsek, gue janji gak akan maksa lo lagi dan gue siap pindah dari sekolah supaya lo gak trauma," lanjut Putra.
"Lo emang brengsek!" Kali ini Malvin yang memaki Putra.
"Ssstt udah Kak," ucap Lita menenangkannya.
"Kak, Tuhan aja mampu mengampuni dosa umat manusia masa kita yang manusia biasa aja gak bisa mengampuni sesama kita," ucap Ravella pelan namun mampu menggugah hati Arveno dan Malvin. Hingga akhirnya mereka mau memaafkan Putra.
"Iya gue maafin tapi gue mohon ubah sikap lo dengan begitu lo bakal dapet cewek yang baik dan tulus mencintai lo. Cinta gak bisa dipaksain tapi gue yakin lo bakal dapet cewek yang tepat. Satu lagi lo gak perlu pindah sekolah, kasian orang tua lo kalau harus ribet ngurusin lo pindah sekolah," ucap Ravella pelan sembari tersenyum tulus ke arah Putra. Sedangkan Putra membalas senyuman Ravella dengan tersenyum tipis dan tak henti-hentinya mengucapkan kata maaf dan terima kasih.
➖➖➖
Setelah mengurus Putra, mereka memutuskan untuk kembali ke rumah Lita karena Arveno menitipkan motornya di garasi rumah Lita. Sesampainya di sana, mereka berkumpul di ruang keluarga Lita. Sekarang Arveno sibuk menonton televisi karena acara kartun kesayangannya sedang tayang, Malvin sibuk dengan ponselnya karena lupa mengabari temannya bahwa hari ini ia tidak bisa ikut kerja kelompok, dan Ravella bersandar ke bahu Arveno lalu memejamkan matanya sebentar. Sementara Lita sibuk menyiapkan makan dan minuman untuk Arveno, Ravella, dan Malvin yang terlihat seperti anak-anaknya yang sedang kelaparan.
"TARAAAA!! MINUMAN DAN MAKANAN SIAP ANAK-ANAKKKU!" Teriak Lita yang membuat Ravella kembali latah dan yang lainnya kaget.
"Astaga Lita!"
"Toa banget mulut lo."
"LITA GUE KAGET ANJIR!"
Lita hanya cengengesan menanggapi ocehan mereka. Arveno dan Malvin segera meneguk minuman yang disiapkan Lita hingga tandas. Ravella dan Lita yang melihatnya hanya mampu geleng-gelengkan kepala. Ya namanya juga abis berantem pasti rasa haus menyerang Arveno dan Malvin.
"Yaampun Ravella sayangku, cintaku! Gue khawatir banget tadi, gue takut banget elo kenapa-napa tadi," ucap Lita seraya memeluk Ravella dengan sangat erat hingga Ravella merasa kehabisan nafas.
"B-Bah lep-lepasin Lit sesek ih!" perintah Lita.
"Halah tadi lo peluk-pelukan ama Arveno aja keliatan nyaman banget masa sama gue enggak, pilih kasih lo ih," gerutu Lita, lalu melepaskan pelukannya.
Arveno yang sedang asik memakan kripik singkong langsung menghentikan aktivitasnya ketika mendengar gerutuan Lita. Ia tersenyum geli mengingat kejadian tadi. Lalu dengan jahilnya ia menarik Ravella ke dalam pelukannya.
"EH!" pekik Ravella.
Malvin dan Lita langsung tertawa melihat aksi konyol Arveno.
"Cieeee adek gue udah berani lo ye meluk-meluk mantan gue," canda Malvin.
Ravella yang mendengar itu langsung gelagapan dan melepas paksa pelukan Arveno. Ia baru sadar bila sekarang Malvin dan Arveno terlihat sangat akur. Sepertinya ia ketinggalan sebuah kabar.
"Sorry, kak. Eh tapi kok kalian akur? bukannya terakhir pas kalian ketemu di rumah gue kalian-"
"Lo sih keburu ngejauhin Arveno jadinya ketinggalan banyak berita deh. Mereka udah akur kalik sejak lo jomblo lagi. Cowok mah gitu gengsinya gak segedhe cewek makanya gampang buat baikan," jelas Lita.
"Astaga! Maaf Ar maaf banget. Oke gue bakal jelasin jadi sebenernya gue jauhin lo karena gue takut kehadiran gue di hidup lo malah bikin pecah hubungan lo sama Malvin, kakak lo ee ternyata kalian udah akur dengan sendirinya. Ah nyesel gue." tutur Ravella dengan mata yang berkaca-kaca. Arveno tak tega melihat Ravella yang terlihat sangat menyesal sehingga ia memeluk Ravella bermaksud menenangkannya.
"AISH! PELUK-PELUKAN MULUK JADI PENGEN NIH GUE, UDAH AH GUE KE KAMAR DULU MO MELUK MA DEAREST GULING." teriak Lita jengah melihat Arveno dan Ravella yang hari ini sangat sering berpelukan. Namanya juga jomblo suka gak tahan gitu deh liat adegan-adegan mesra.
Malvin menaikkan salah satu alisnya, ia jadi tertarik ingin menjahili Lita. "Kenapa harus meluk guling kalau di sini ada aku yang siap dipeluk sama kamu?"
"WOHOOO GAS TEROS BANG ANJER KAGET GUE LO BISA NGEGOMBAL!"
"GEWLA GEWLA KAK PEPET TEYUS KAKAAAA CEMANGAT"
Ketika mendengar gombalan Malvin, Arveno dan Lita spontan melepas pelukan mereka lalu berteriak ke arah Malvin sembari bertepuk tangan. Lita? gausah ditanya, sekarang wajahnya sudah seperti kepiting rebus dan sibuk memandangi objek lain untuk menutupi wajahnya yang tengah merah padam.
➖➖➖
Setelah asik mengobrol, mereka memutuskan untuk pulang karena hari sudah larut malam. Arveno mengantar Ravella sedangkan Malvin langsung kembali ke rumah karena ingin segera menyelesaikan beberapa tugasnya. Namanya juga anak kuliahan. Weekend adalah waktu untuk libur hanya mitos bagi mereka karena nyatanya weekend adalah waktu dimana mereka bisa menyelesaikan tugas dengan santai dan nyaman di kos atau di rumah.
"Sampe deh," ucap Arveno ketika mereka telah berada di depan rumah Ravella.
"Makasih Ar." Kemudian Ravella turun dari motor dan melepas helm milik Lita yang ia pinjam.
Mereka terdiam sebentar, hingga akhirnya Arveno memutuskan untuk angkat bicara.
"Ra, besok ayah sama bunda lo di rumah gak?" tanya Arveno tiba-tiba.
"Iya lagian besok kan weekend."
"Oh jadi gitu bagus deh oke fix besok gue malmingan di rumah lo aja."
Ravella mengernyit bingung, "Lo kenapa pengen malmingan di rumah gue dan pas ada ortu gue juga lagi, aneh deh."
"Oh jadi lo maunya kita malmingan di tempat yang sepi nan romantis gitu ye," ucap Arveno sambil tersenyum jahil.
"Ih apaan sih udah deh gombalnya, gue mau bobok. Bye," pamit Ravella dan segera berlalu menuju pintu rumahnya.
Arveno tersenyum lega dan bahagia ketika menatap punggung Ravella karena ia merasa puas tidak jadi kehilangan candunya itu. Kemudian ia segera melaju kencang menuju rumahnya yaaa rumah. Hari ini ia ingin tidur di rumah sekalian meminta restu ke abangnya ya walaupun ia tau jika abangnya pasti akan memberikan restu namun ia ingin mencoba menjadi adik yang baik bagi Malvin.
-tbc-
KAMU SEDANG MEMBACA
Candu (Completed)
TienerfictieRavella ibarat candu bagi Arveno. Maka, ia bertekad ingin memperjuangkan cintanya pada Ravella. Namun, saat ia tengah berjuang untuk cintanya, kenyataan pahit justru menyapanya. Tak disangka jika Malvin, kakak Arveno adalah kekasih Ravella! ditambah...