PART 3

823 22 0
                                    

Kevin membawa mobil sahabatnya itu dengan santai. Jalanan memang agak ramai karena nanti malam adalah saat dimana pasangan-pasang muda menghabiskan malam dengan pergi kemana saja. Riska duduk disamping Kevin dan Lisa berada di belakang mereka.

"Tugas kimia yang itu dikumpulin senin kan?" Riska membuka pembicaraan pertama.

"Iya senin, tapi gw gak yakin bakal dikumpulin" Kevin mengiyakan.

"Kenapa? Oh, mulai senin nanti kelas kita diajar Pak Hari ya" dengus Riska yang sedang memainkan I-phone miliknya.

"Rese banget deh, kata anak-anak yang diajar sama Pak Hari itu guru kalo ngajar gak make rem gitu terus suka ngomel-ngomel dengan masalah kecil doang" jelas pria itu kepada 2 gadis yang ada di dalam mobil yang ia kendarai.

"Ish males banget gw" keluh Riska "Menurut lu dia gimana Lis?"

Lisa tidak menjawab pertanyaan gadis yang duduk di kiri depannya itu, ia hanya melamun sambil tersenyum. Sesekali ia menggigit bibir bagian bawahnya. "Ganteng" Lisa menjawab sembari tertawa kecil.

"WHAT?!! GANTENG??!!" teriak Kevin dan Riska bersamaan.

"Pak Hari, orang yang punya kumis lebat kayak hutan rimba sama perut mirip baskom yang nemplok dibadan dia bertahun-tahun kayak gitu lu bilang ganteng?" kini Riska benar-benar sudah overacting *sebenernya emang itu kenyataannya*.

"Oh Pak Hari, dia mah emang buruk rupa" jawab Lisa santai.

"Terus yang lu bilang ganteng itu siapa?" secercah petunjuk mampir di kepala Kevin "Pasti cogan yang nabrak lu di toko buku itu ya?"

Lisa bisa melihat wajah Kevin yang membuat siapa pun yang melihatnya akan langsung menghadiahinya tonjokan maut dari kaca yang berada di sebelah kiri atas kepala pria tersebut.

"A-apaan sih lu, na-najis ih!" Lisa terbata-bata mengucapkan kalimat yang ia lontarkan tadi. Kedua pipinya langsung nge-blush.

"Lama-lama pipi lu yang udah jadi tomat itu gw buat sup" ledek Riska yang dilanjutkan dengan tawaan meledak-ledak.

Seantero mobil berkapasitas 4 orang itu langsung penuh sesak oleh tawaan 2 penghuni bagian depannya. Lisa hanya tersenyum kecut melihat kedua sahabatnya yang sebenarnya menertawakan kebahagiannya saat itu.

• • • •

Riska dan Kevin mengantarkan Lisa sampai depan gerbang rumah sahabatnya saja. Akan terlalu sore jika mereka mampir ke dalam. Ia menekan bell berwarna putih yang ada di pojok kiri gerbang. Tak lama seorang wanita paruh baya yang mengenakan daster bercorak batik keluar dari pintu garasi untuk membukakan gerbang.

Sampai di ruang keluarga, ia hanya melihat pria yang lebih tua tiga tahun darinya tengah bermain dengan laptop. Gadis itu tidak mendapati kehadiran orangtuanya dari tadi.

"Mas, Ayah sama Bunda kemana?" tanya sang adik kepada kakaknya yang sedang asyik dengan kesibukannya.

"Tadi dianter Pak Joni ke bandara, Bude Yun sakit katanya" jelas Doni, kakaknya.

"Hmm.. ke Semarang ya" Lisa duduk di sofa yang berwarna gold itu lalu menyalakan tv "Ngomong-ngomong, besok pinjem mobil Mas boleh gak?"

Pertanyaan adiknya membuat Doni memalingkan wajah secepat kilat ke arah Lisa "Buat apaan? Tadi pergi sama cs kamu, baru aja pulang terus besok mau pergi lagi?"

"Besok aku pergi sendiri kok. Ayolah cuma besok aja sekalian test drive" pinta Lisa dengan nada suara dan wajah yang memelas.

"Ok ok boleh deh tapi kalo mobil Mas kenapa-napa kamu yang bayar klaim asuransinya ya!" kalimat itu membuat Lisa langsung melompat dari sofa yang ia duduki ke sofa yang sang kakak sedang tangkringi.

Because We're Best FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang