Sekali lagi ini bukan buatan aku, ini hasil remake dari ffnya Halona Jill. Dan kasih tau ya kalo ada nama yang belum aku ubah biar nanti bisa diperbaiki 😊
Selamat membaca!!
🐣
Matahari sudah terbit, semburat oranye indah di langit timur dan kicauan burung di jendela kamar Seonho menandakan bahwa Seonho harus benar-benar bangun atau dia akan kehilangan kesempatan mendapatkan sarapan murah di kedai kecil milik bibi baik hati yang tinggal di dekat rumahnya. Dia beranjak dari kasur, keluar dari kamar dan melirik kamar tidur satunya yang masih tertutup rapat, berniat mengintip sedikit, tapi dia mengurungkan niatnya dan memilih ke kamar mandi untuk sikat gigi, dan mencuci muka.
Setelah selesai bersih-bersih wajah, Seonho keluar rumah mengenakan celana panjang, kaos, dan jaket tipis yang memberikan sedikit kehangatan untuk tubuh kurusnya. Ibu-Ibu keluar dari rumah sewa yang lain dan menyapa Seonho yang hanya dibalas dengan senyuman tipis, Seonho terlalu canggung untuk bergaul, apalagi dengan Ibu-Ibu. Selain itu, rasanya lebih baik sendiri agar tidak ada yang mengganggu privasinya, Seonho jarang sekali terlihat di lingkungan tempat tinggalnya, baik pagi maupun malam hari, dia pergi ketika orang-orang sibuk, dan pulang ketika orang-orang sudah terlelap.
Kedai Bibi Shin masih buka –sebenarnya kedai itu hanya buka di pagi hari- berarti masih ada sarapan murah yang bisa dibeli, makanan di kedai Bibi Shin cepat sekali habis, pertama karena harganya murah, kedua karena rasanya enak. Seonho berhenti dan menyapa Bibi Shin dengan ramah kemudian memesan sarapannya. Wanita itu satu-satunya yang Seonho suka di lingkungan ini karena dia sangat baik dan tidak rewel, juga sering memberi makanan gratis untuk Seonho.
"Kau beli banyak sekali pagi ini, apa Hyung -mu di rumah?" tanya Bibi Shin sambil membungkuskan pesanan Seonho.
"Tidak.. Hyung bilang dia tidak datang bulan ini, banyak pekerjaan disana," sahut Seonho sendu. "Teman sekolahku menginap di rumah."
Bibi Shin terlihat senang mendengarnya, Seonho tidak pernah cerita tentang teman, sehingga wanita itu membayangkan betapa sulitnya hidup Seonho sendirian di kota besar seperti ini, terlebih Seonho belum cukup dewasa, umurnya baru 18 tahun ini.
"Aku menambahkan beberapa telur rebus, kau harus makan banyak supaya sehat," Bibi Shin menatap tubuh kurus Seonho dengan prihatin.
"Bibi bisa rugi kalau memberiku bonus lagi, nanti pelanggan lain akan menagih bonus juga," keluh Seonho, tapi dia hanya bergurau, dia sangat bersyukur sekali mendapat kebaikan dari wanita ini, Seonho mengucapkan terimakasih dan mendoakan agar Bibi Shin selalu sehat sebelum berpamitan untuk pulang.
-00-
Tentang kehidupan Seonho. Seonho sudah biasa hidup mandiri, kerja keras, dan minim perhatian keluarga apalagi dari Ayahnya. Masa kecil Seonho tidak menyenangkan seperti anak yang lain, mereka yang bisa pergi berlibur sekeluarga akan pamer saat hari pertama masuk sekolah, menceritakan dengan lantang di depan kelas tentang perjalanan berkemah, berkebun, ke pantai, atau ke luar kota saat liburan, teman-temannya selalu berebut maju saat diminta oleh guru, tapi Seonho hanya diam dan memilih duduk sendiri sambil menggambar keluarganya.
Waktu itu Seonho masih 5 tahun. Ada Ibu, Seonho, Hyung , dan Ayah, pada gambar Seonho. Keluarganya terlihat seperti baik-baik saja, tersenyum dan menggenggam tangan satu sama lain. Nyatanya tidak seperti itu, Seonho harus melihat dan mendengarkan pertengkaran setiap hari, ada saja yang dipermasalahkan kedua orang tuanya, sejak kecil Seonho sudah sering mendengar kata selingkuh, jalang, bajingan dan sebagainya, kosa kata yang tidak seharusnya didengar oleh anak-anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAZE - GuanHo Ver.
FanfictionMasa remaja memang masa yang penting, dimana setiap orang akan memilih dan memutuskan "Jadi apa aku di masa depan?" Guanlin baru 18, tapi sudah berani mengambil keputusan yang besar. Dia tidak akan menyesal, bahkan berjanji pada dirinya sendiri. Ju...