Chap ini gak sepanjang yang kemarin ya 😊😊
Sorry for typos
Selamat membaca!!!
.
🐣
🐣
🐣
.Lampu-lampu secara serentak dimatikan, menyisakan satu lampu di bagian depan restoran yang dibiarkan menyala. Seseorang keluar dari restoran itu sedikit tergesa-gesa, mulutnya sesekali mengepulkan asap putih, bukan karena orang itu merokok, tapi karena suhu hari ini sungguh dingin. Tubuh ringkihnya dibalut oleh jaket tebal yang melindunginya sampai sebatas paha.
Kemudian ia segara berbalik setelah mengunci pintu, dan terkejut mendapati ada orang lain selain dirinya di sana. Dia melirik jam tangannya, memastikan bahwa sekarang memang sudah lewat tengah malam, dan jamnya tidak rusak. Mungkin jam orang itu yang rusak.
"Kenapa lama sekali? Sekarang kau yang pegang kuncinya?" orang itu menghela napas lega karena penantiannya selama satu jam terbayarkan.
Kekasihnya hanya meringis, tidak meminta maaf sama sekali karena ini pun bukan kesalahannya. Toh, Seonho tidak pernah meminta Guanlin menjemputnya malam ini.
"Ini cuma kunci cadangan. Kau disini? Bagaimana bisa-" Seonho terlihat heran meskipun pada akhirnya ia menghampiri Guanlin dan memberikan satu kecupan manis di bibir kekasihnya yang dingin. "Orang tuamu membiarkan kau berkeliaran begini?"
Guanlin terkekeh kemudian menempatkan lengannya pada bahu Seonho, menarik submisifnya untuk lebih dekat, lalu merunduk mendekatkan bibirnya pada telinga Seonho. "Aku kabur dari rumah," bisiknya diakhiri dengan terkekeh lagi.
"Yaampun! Kau benar-benar gila! Bagaimana kalau besok orang tua-"
Satu kecupan dan hisapan lembut mendarat di bibir bawah Seonho sebelum pemuda manis itu menuntaskan kalimatnya. Guanlin menyudahi ciuman singkatnya dengan mengecup bibir Seonho sekali lagi lalu mengusap bagian bawahnya dengan ibu jari. Perbuatan sederhana yang selama ini selalu berhasil membuat Seonho bungkam sekaligus berdebar."Aku ingin menghabiskan hari spesial ini denganmu," kata Guanlin kemudian; Seonho hanya diam, terlalu bingung menerjemahkan apa yang dikatakan Guanlin.
Tangannya menarik Seonho, membawa Seonho mengikutinya menuju taxi yang sudah menunggu mereka. Jam masih menunjukkan pukul satu pagi, masih ada empat jam untuk bersama Seonho sebelum dia pulang dan bertemu lagi di sekolah saat pukul tujuh kemudian mereka akan menghabiskan waktu belajar bersama sekitar delapan jam.
Waktu yang lebih dari cukup untuk Guanlin dan Seonho sebagai sepasang kekasih. Sejauh ini tidak ada kata bosan terlontar dari bibir keduanya, tidak ada sikap keduanya yang menunjukkan kejenuhan atau ketidak puasan dalam hubungan yang sudah dibina sekitar empat bulan ini, meskipun Seonho tetap saja keras kepala dan tidak mau jujur pada orang tua Guanlin. Hanya intensitas bertukar ciuman manis dan menginap di rumah sewa Seonho di hari libur saja yang semakin bertambah.
Hanya sebatas itu, Guanlin sangat menghormati Seonho dan selalu menahan hormon remajanya yang meledak-ledak saat ciuman mereka mulai menyulut gairah. Logikanya yang kuat menanamkan peringatan Seonho -tidak akan melakukan hal itu sebelum dua puluh- dalam kepalanya baik-baik. Meskipun sebenarnya Seonho sendirilah yang sering memancing hewan buas milik Guanlin untuk keluar.
Mengencani Seonho sama seperti mengencani perempuan, Guanlin rasa. Dia seperti gadis yang punya periode datang bulan, ada kalanya Seonho terlalu sensitif; memasang wajah murung seharian dan menyalahkan Guanlin atas segala hal buruk yang menimpanya. Guanlin tidak keberatan, mungkin ini yang namanya cinta.
Karena Guanlin adalah laki-laki, dia akan menepati janjinya untuk selalu menjaga Yoo Seonho dan menempatkan Yoo Seonho sebagai hal terpenting dalam hidupnya. Kepalanya mendapat dua puluh jahitan karena melindungi Seonho, Guanlin tidak apa-apa. Batal latihan basket karena menjaga Seonho yang sakit, dia tidak masalah. Dia mengundurkan diri dari peserta olimpiade karena sibuk membantu Seonho kerja paruh waktu -kemudian diceramahi seharian oleh gurunya- Guanlin merasa baik-baik saja. Semuanya hanya untuk Seonho.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAZE - GuanHo Ver.
FanfictionMasa remaja memang masa yang penting, dimana setiap orang akan memilih dan memutuskan "Jadi apa aku di masa depan?" Guanlin baru 18, tapi sudah berani mengambil keputusan yang besar. Dia tidak akan menyesal, bahkan berjanji pada dirinya sendiri. Ju...