4k words, jangan bosen yaw
.
.🐣
.
.Senin. Pelajar biasanya benci hari Senin, ada apel pagi sebelum masuk kelas, yang isinya hanya kegiatan mendengarkan guru yang mengingatkan siswa berulang kali tentang giat belajar, kedisiplinan juga hormat kepada orang yang lebih tua. Bonus untuk kelas 3 di sekolah Guanlin, ada sejenis - Guanlin menyebutnya simulasi menjelang Ujian Akhir.
Setiap hari senin selesai apel pagi, semua siswa kelas 3 masuk ke kelas masing-masing, menunggu dengan cemas karena faktanya mereka tidak pernah diberitahu pelajaran apa yang akan muncul dalam tes, sehingga mereka harus bekerja keras selama proses belajar; mengingat sekaligus memahami dengan cepat setiap materi yang disampaikan. Hanya manusia kuat macam pelajar yang bisa melakukan hal itu.
Pengawas sudah datang, setelah ketua kelas menyuruh anak buahnya memberi hormat barulah kertas ujian di bagikan. Guanlin menghela nafas lega, yang keluar Senin ini Biologi, ada 60 soal mulai dari tingkat yang mudah sampai yang tersulit, tapi Guanlin rasa dia akan baik-baik saja mengerjakannya, mengingat dia menyukai subjeknya dan buku panduannya yang lengkap dibaca olehnya hampir setiap hari. Dia justru khawatir pada Woojin yang terlihat pucat, menatap kertasnya sendiri dengan tatapan horor, anak itu pasti main video game semalaman lagi dan lupa tugasnya sebagai pelajar.
Hyungseob terlihat tenang, dia si kutu buku pintar yang bisa menguasai hampir semua mata pelajaran.
Daehwi.. entahlah, dia tidak terlalu pintar, tapi sering beruntung karena bisa menebak jawabannya dengan benar, cuma Woojin satu-satunya yang paling sial dalam pertemanan mereka. Guanlin masih sempat melirik Seonho, pemuda manis itu terlihat sedikit resah sampai menggigiti ujung atas pensilnya, membuat Guanlin mengerang dalam hati, perbuatan Seonho melanggar HAM-nya, Guanlin bisa kejang dan mati saking gemasnya pada Seonho sekarang.
"Lai Guanlin, apa soal ujianmu ada di wajah Yoo Seonho?" teguran pengawas membuat Guanlin tercengang sesaat, sedangkan teman sekelasnya mulai riuh memperhatikan Guanlin dan Seonho, diantaranya Guanlin mendengar para gadis berbisik ' Tuh kan, dia pasti suka pada Seonho, semacam cerita 'Yaoi' di komik gitu deh'. Guanlin meringis – kelihatan sekali ya?.
"Tidak Saem ," jawab Guanlin tegas, matanya kembali fokus pada kertasnya sendiri.
"Fokus, bahkan belum lewat sepuluh menit dari waktu ujian," pengawas itu masih menatap Guanlin dengan pandangan sengit. "Terlalu awal untuk bekerja sama dengan teman," yang terakhir jelas sebuah tudingan untuk Guanlin yang sebenarnya tidak begitu.
Sebagian besar dari soalnya sudah terisi, waktu masih cukup lama, jadi Guanlin menyempatkan diri lagi untuk melirik Seonho yang sedang mengerjakan soal sambil menunduk –terlihat sangat tidak percaya diri-, mungkin Seonho malu karena tiba-tiba jadi pusat perhatian di kelas.
Waktu bergulir dengan cepat, Hyungseob yang mengumpulkan kertas paling awal, Guanlin memilih santai dan mengecek lagi jawabannya dengan seksama, Woojin sesekali memberi kode agar Guanlin menoleh, tapi Guanlin diam saja, kerja sama saat ujian sekolah itu sama sekali tidak benar kata Ayahnya.
Satu persatu mengumpulkan jawaban, Guanlin jadi yang paling terakhir, bersamaan dengan Seonho, seisi kelas riuh kembali melihat bagaimana mereka berdua terlihat canggung berhadapan. Dari sudut matanya, Guanlin bisa melihat Seonho tersipu malu.
Sialan, dia manis sekali.
-00-
Hari ini mereka telah melewati tes biologi, pelajaran Matematika yang rumit, pelajaran Etika yang membosankan, istirahat dan lain-lain, lalu bertemu dengan Bahasa Inggris. Guanlin sebenarnya tertarik dengan Bahasa Inggris, tapi lidahnya terasa aneh jika bicara dengan bahasa asing itu, dia benar-benar murni orang Korea, beda dengan Hyungseob yang pelafalannya nyaris sempurna dan lancar. Hyungseob bilang dia pernah tinggal di Colorado waktu kecil –Guanlin tidak tahu itu dimana- lalu Arizona –yang katanya cuaca disana sangat hangat dan menyenangkan-, dan Guanlin lupa lagi, intinya Hyungseob menetap di negara asalnya saat masuk SMA.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAZE - GuanHo Ver.
FanfictionMasa remaja memang masa yang penting, dimana setiap orang akan memilih dan memutuskan "Jadi apa aku di masa depan?" Guanlin baru 18, tapi sudah berani mengambil keputusan yang besar. Dia tidak akan menyesal, bahkan berjanji pada dirinya sendiri. Ju...