Sebelumnya aku mau ngucapin makasih buat youwithmeh yang udah ngasih tau ada nama yang belum ku edit, makasih bgt ya 😘
🐣
Tidak ada perayaan hari jadi, tidak ada confetti yang diterbangkan ke udara, tidak ada balon meletus yang menghamburkan kertas warna-warni berkerlipan, tidak ada riuh canda tawa menyenangkan seperti yang sebelumnya dibayangkan oleh Seonho. Rumah sewanya tetap seperti biasa, sepi, lembap, dan usang. Harusnya Seonho tidak di rumah, tapi dia sudah terlanjur izin tidak masuk kerja, dan rasanya sayang sekali kalau waktu senggang ini tidak dimanfaatkan dengan baik, meskipun dia sedikit sedih harus kehilangan beberapa won karena rencana gagal ini.
Tapi Seonho tidak mau terlalu memikirkan sisi buruknya, kalau rencana mereka tidak gagal, tidak mungkin Guanlin akan menciumnya dengan begitu lembut di atap sekolah tadi, Seonho tersipu sendiri mengingatnya, jantungnya juga ikut berdegup kencang. Dan semakin parah saat dia menatap pemuda bertubuh tinggi yang sedang berbaring nyaman di atas sofa dengan ujung kaki yang menggantung, sofa itu terlalu sempit untuk tubuhnya yang panjang. Seonho terkekeh melihat Guanlin yang sepertinya tidak nyaman di atas sofa, jadilah Guanlin berguling ke lantai dan mengeluh setelah merasakan lantainya dingin sekali.
"Aku selalu lupa menyalakan heater ," kata Seonho, dia menghampiri Guanlin dan menyodorkan segelas susu coklat; Guanlin terlihat enggan menerimanya. "Minumlah, cuma itu yang ada. Susu juga 'kan minuman yang baik untuk kesehatan."
"Seseorang yang sering mengabaikan makan siang dan makan malam berceramah tentang kesehatan padaku," kata Guanlin menyindir Seonho. Lalu dia meneguk susunya. "Dingin sekali.. astaga! Kau tidak bisa minum susu yang terlalu dingin seperti ini."
Seonho memutar bola matanya. "Ini bahkan musim panas, organ-organ dalam tubuh kita tidak akan mati beku hanya karena segelas susu dingin ini."
Tangannya merebut gelas dari Guanlin dan meneguk susu coklatnya sampai habis tak tersisa di gelasnya. Tapi, ada sisa di sudut bibirnya yang Seonho tidak ketahui sampai Guanlin mendekat lalu menjilat sisa itu dengan lidahnya yang kenyal dan hangat. Seonho seperti tersihir karena setelahnya dia hanya diam, matanya saja yang bisa berkedip, sisanya menjadi beku seperti beberapa sosis yang disimpannya dalam freezer.
Beberapa detik berlalu, satu dari dewa batin dalam kepala Seonho tersadar dan meraung murka. "Kau mesum sekali! Bisa-bisanya pakai lidahmu untuk menciumku! Tukang cari kesempatan!"
Tangan Seonho melayang dan mendarat di bahu Guanlin cukup keras. Guanlin mengaduh, menjerit seperti seorang Ibu tetangga Seonho saat tahu anaknya nyaris terjun dari lantai dua saat mereka pulang sekolah tadi. Seonho itu masih seorang laki-laki biarpun wajahnya manis sekali dan sifatnya pemalu sekaligus menggemaskan, tapi tenaganya tidak main-main. Guanlin bisa merasakan beberapa tulangnya mungkin sudah bergeser ke tempat yang tidak seharusnya.
"Aduh! Seonho.. sudah, sakit sekali. A–aduh aku minta maaf," Guanlin memegangi bahu kirinya dengan tangan kanan dan berakting sebaik mungkin. "Yaampun— aku rasa aku patah tulang."
Setelah beberapa detik dan setelah Seonho merasa bahwa Guanlin sudah benar-benar kapok barulah tangannya berhenti, dan kini tangan Seonho mengelus bahu Guanlin secara lembut, lalu menarik Guanlin untuk berbaring di pahanya dengan nyaman.
"Maaf Lin..," Seonho berujar lirih, tapi bibirnya menyunggingkan satu senyuman manis yang membuat Guanlin luluh lantak seketika.
"Aku tidak apa-apa kok," Guanlin balas tersenyum. "Yang tadi itu cuma akting hehe."
Seonho sudah menduganya, tapi dia ikut terkekeh juga melihat betapa lucu dan menggemaskannya pacarnya itu sekarang. Tangan kirinya menyusuri lekuk wajah Guanlin yang terpahat sempurna. Dari banyak hal di wajah kekasihnya, Seonho suka hidung Guanlin yang bangir, kecil namun keningratan. Telunjuknya dengan lincah mengikuti lekuk tulang hidung Guanlin sampai di ujungnya yang runcing. Ide jahil tiba-tiba terlintas di benak Seonho saat melihat Guanlin yang memejamkan matanya dan berbaring dengan nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAZE - GuanHo Ver.
FanficMasa remaja memang masa yang penting, dimana setiap orang akan memilih dan memutuskan "Jadi apa aku di masa depan?" Guanlin baru 18, tapi sudah berani mengambil keputusan yang besar. Dia tidak akan menyesal, bahkan berjanji pada dirinya sendiri. Ju...