19. The Last

806 49 18
                                    

Maaf banget ya buat super duper ngaretnya... mood suka berubah ubah, atau kadang malah lupa /digaplok/

Psssttt mulmednya aku suka banget, lagunya bagus ehe

.
.
.
.

Sorry for typos

.
.
.

Selamat membaca!!

.
.
.

"7k+ w"

.
.
.

Hari-hari jadi berjalan begitu tenang untuk kedepannya. Seonho tidak lagi butuh alasan seperti mengerjakan tugas sekolah untuk menginap di rumah Guanlin, cukup mengetuk pintu dan Ibu Guanlin yang lebih sering ada di rumah akan membukakan pintu untuknya juga tersenyum padanya sebelum mempersilakan Seonho masuk. Tidak perlu sembunyi-sembunyi dan cari kesempatan dalam kesempitan untuk melakukan interaksi sebagai sepasang kekasih di rumah. Satu hal yang berubah, Seonho tidak diizinkan tidur satu kamar dengan Guanlin.

Soal itu, Guanlin protes habis-habisan pada Ibunya dan bilang kalau dia tidak akan melakukan hal yang macam-macam dengan Seonho, kalaupun macam-macam tidak akan terjadi apa-apa karena Seonho adalah laki-laki. Ketika Guanlin mengatakannya, seketika Seonho berubah jadi kepiting rebus. Beruntung saja hari itu hanya ada mereka bertiga di rumah, kalau itu terdengar oleh Seunghee, apa lagi Ayah Guanlin, Seonho tidak tahu seperti apa jadinya.

Seonho yang mengambil inisiatif untuk setuju dengan keputusan Nyonya Lai. Dia juga merasa canggung jika harus tidur satu kamar dengan Guanlin. Seonho tahu semenjak pengakuan mereka, Nyonya Lai jadi lebih sering memantau interaksi keduanya diam-diam. Dari pada satu kamar dengan keadaan canggung karena merasa terawasi, lebih baik Seonho tidur di kamar Seunghee yang kebetulan kosong. Seunghee hanya pulang sesekali saat sedang libur kerja.

Setelah selesai makan malam Seonho membantu Nyonya Lai mencuci piring, bertukar banyak cerita seputar kehidupan mereka, Seonho banyak bercerita tentang masalah keluarganya di Gangneung. Sejauh ini, Ibu Guanlin adalah seorang pendengar dan penasihat yang baik, Seonho banyak menerima petuah dari wanita paruh baya itu.

"Guanlin mirip sekali dengan Ayahnya," kata Nyonya Lai, "Keras kepala, tidak suka dibantah, kau harus banyak bersabar menghadapinya— tapi Guanlin anak yang manis, dia yang paling sering menangis di rumah dibandingkan siapapun, hatinya sangat lembut."

Seonho sepakat. Dia diam mendengarkan sambil terus mencuci piring, sementara Ibu kekasihnya bercerita banyak tentang Guanlim, beberapa kisah sudah diceritakan berulang-ulang tapi Seonho tidak pernah bosan mendengarkan.

"Guanlin benar-benar memperlakukan siapapun dengan baik," kata Seonho setelah nyonya Lai selesai bercerita. "Dia disukai banyak orang di sekolah, tapi semenjak jadi pacarku, ada beberapa orang yang menganggap Guanlin bermasalah."

"Itulah yang Ayahnya kuatirkan," Nyonya Lai menghela napas. "Guanlin juga bukan orang yang sering mengeluh, dia menyimpan semuanya sendirian selagi dia sanggup—"

"Melihat Ibu, dan pacarku akur rasanya senang sekali," Guanlin menghampiri dua orang itu dan memutus percakapan mereka. Dia menempatkan dirinya diantara Ibunya dan Seonho, melingkarkan lengannya pada pinggang dua orang itu dan tersenyum semanis mungkin.

"Sudah selesai berkemas?" tanya Nyonya Lai, ia menoleh pada putranya yang menyandarkan kepala di bahu Seonho.

"Bu— kepindahanku minggu depan, tidak perlu buru-buru berkemas," kata Guanlin.

MAZE - GuanHo Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang